backup og meta

7 Penyebab Bayi Rewel Malam Hari dan Cara Mengatasinya

7 Penyebab Bayi Rewel Malam Hari dan Cara Mengatasinya
7 Penyebab Bayi Rewel Malam Hari dan Cara Mengatasinya

Bayi yang belum bisa bicara umumnya akan menangis untuk menunjukkan sesuatu yang ia alami. Untuk itu, tidak heran jika bayi bisa menangis kapan saja, termasuk di malam hari. Namun, bagaimana jika bayi menangis terus-menerus hingga rewel di malam hari? Apa penyebab bayi rewel di malam hari? Ketahui di bawah ini.

Penyebab bayi rewel di malam hari

​Penyebab bayi rewel tanpa henti di malam hari bisa meliputi berbagai faktor. Berikut adalah beberapa penyebab umumnya.

1. Kolik

Kolik ditandai dengan episode menangis yang intens dan berkepanjangan tanpa sebab yang jelas. Kondisi ini sering terjadi pada malam hari.

Penyebab pasti kolik belum diketahui, tetapi kondisi ini umum terjadi pada bayi yang sehat.

Oleh karena itu, meskipun kolik dapat menyebabkan stres bagi orangtua, penting untuk diingat bahwa kondisi ini biasanya tidak berbahaya dan cenderung membaik seiring waktu.

2. Pertumbuhan dan perkembangan

Bayi mengalami periode pertumbuhan cepat (growth spurt) pada usia sekitar 3 minggu, 6 minggu, 3 bulan, dan 6 bulan.

Selama fase ini, mereka mungkin merasa lebih lapar dan ingin menyusu lebih sering, termasuk pada malam hari.

Hal ini dapat mengganggu pola tidur dan menyebabkan kerewelan.

3. Alergi atau sensitivitas makanan

Beberapa bayi mungkin mengalami alergi terhadap protein dalam susu sapi, yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman di perut dan gangguan tidur.

Bayi dengan alergi susu sapi mungkin menunjukkan gejala seperti tangisan berlebihan, muntah, regurgitasi, hingga bayi susah tidur dan rewel.

Gejala-gejala ini sering kali sulit dibedakan dari kondisi lain seperti gastroesophageal reflux disease (GERD).

4. Kelelahan atau terlalu lelah

Bayi yang terlalu lelah atau kurang tidur siang dapat menjadi rewel dan sulit tidur pada malam hari.

Menurut National Sleep Foundation, bayi usia 4 hingga 11 bulan direkomendasikan tidur antara 12 hingga 16 jam per hari.

Namun, melansir dari Nature and Science of Sleep, sekitar 20% hingga 30% bayi mengalami gangguan tidur selama dua tahun pertama kehidupan mereka.

5. Stimulasi berlebihan

Mendapat terlalu banyak rangsangan, seperti suara keras atau aktivitas yang berlebihan sebelum tidur, dapat membuat bayi merasa kewalahan dan sulit untuk tenang.

Akibatnya, pola tidur bayi menjadi terganggu, karena si Kecil lebih sering terbangun di malam hari dan mengalami kesulitan untuk kembali tidur.

Bayi yang mengalami stimulasi berlebihan mungkin menunjukkan kondisi yang dialami dengan cara menangis yang lebih sering dan rewel di malam hari. 

6. Tumbuh gigi

Proses tumbuh gigi (teething) dapat menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri pada gusi bayi. 

Kondisi ini dapat membuat bayi rewel, terutama pada malam hari, bahkan hingga mengalami gangguan tidur.

Selain rewel, bayi yang sedang tumbuh gigi mungkin menunjukkan gejala seperti peningkatan air liur, gusi bengkak, dan keinginan untuk menggigit objek keras.

7. Kebutuhan akan kedekatan atau kenyamanan

Bayi yang membutuhkan kontak fisik dan emosional yang dekat dengan ibu cenderung lebih sering terbangun di malam hari.

Bayi mungkin mencari kenyamanan melalui kontak fisik dengan orangtua, terutama saat merasa tidak nyaman atau cemas.

Durasi menangis bayi dapat dipengaruhi oleh pola pengasuhan. Penelitian dalam Maternal and child health journal menunjukkan bahwa bayi yang menerima lebih banyak kontak fisik dari ibu cenderung menangis lebih sebentar.

 

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Cara mengatasi bayi rewel di malam hari

bayi batuk berdahak

Mengatasi kondisi ini perlu dilakukan dengan cara yang tepat mengingat ada berbagai penyebab kenapa bayi rewel di malam hari.

Berikut adalah beberapa cara untuk menenangkan bayi rewel di malam hari.

1. Jaga bayi tetap hangat

Pastikan bayi tetap hangat dengan menempatkannya di samping ibu dan menyusuinya lebih sering pada malam hari.

Memakaikan bayi pakaian tidur yang sesuai, seperti tidur menggunakan selimut bayi atau baju tidur satu potong, dapat membantu menjaga kehangatan bayi saat tidur tanpa memerlukan selimut tambahan yang longgar di area tidurnya.

2. Berikan perawatan metode kanguru

Perawatan metode kanguru atau kangaroo care adalah praktik di mana bayi ditempatkan dalam posisi tegak di dada ibu atau ayah, sehingga memungkinkan kontak kulit ke kulit langsung.

Kontak kulit ke kulit selama perawatan metode kanguru telah dikaitkan dengan peningkatan waktu tidur pada bayi, termasuk periode tidur tenang. Tidur yang lebih baik dapat mengurangi rewel di malam hari.

Melakukan kontak langsung antara kulit ibu dan bayi segera setelah lahir dapat membantu menjaga suhu tubuh bayi, membuatnya tetap tenang, dan meningkatkan proses adaptasi bayi terhadap lingkungan luar.

3. Atur posisi tidur bayi dengan nyaman

Atur posisi tidur bayi senyaman mungkin, misalnya dalam pelukan atau pangkuan orangtua untuk memberikan rasa aman.

Namun, selalu letakkan bayi tidur telentang saat tidur siang dan malam.

Posisi ini tidak hanya mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), tetapi juga membuat bayi tidur lebih nyenyak dan nyaman.

4. Berikan respons yang sensitif

Memberikan respons yang sensitif terhadap bayi yang rewel pada malam hari bisa menjadi cara yang efektif untuk menenangkan mereka dan mendukung perkembangan emosional yang sehat.

Menanggapi tangisan bayi dengan cepat dan penuh perhatian dapat membantu membangun rasa aman dan kepercayaan. 

5. Pastikan kebutuhan dasar terpenuhi

Pastikan bayi tidak lapar, popoknya bersih, tidak merasa sakit atau tidak nyaman, dan tidur dengan posisi yang nyaman.

Mengganti popok secara teratur dan memastikan pakaian bayi sesuai dengan suhu ruangan dapat membantu mengurangi kerewelan.

Penting untuk dicatat bahwa setiap bayi bisa berbeda-beda, sehingga mungkin perlu penanganan yang beragam. 

Jika kerewelan malam hari berlanjut atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan, konsultasikan kepada profesional kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Kapan harus ke dokter?

Bayi rewel dan menangis di malam hari adalah hal yang umum dan biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Bahkan, ada juga manfaat membiarkan bayi menangis di malam hari.

Namun, Anda sebaiknya berkonsultasi kepada dokter jika bayi Anda menunjukkan gejala berikut saat rewel di malam hari.

  • Tangisan terus-menerus selama lebih dari 3 jam tanpa henti.
  • Suara tangisan yang berbeda dari biasanya atau terdengar seperti kesakitan.
  • Gejala fisik lainnya, seperti mual, muntah, diare, atau penurunan nafsu makan.
  • Kesulitan untuk ditenangkan meskipun sudah mencoba berbagai cara.
  • Demam dengan suhu lebih dari 38°C.

Jika bayi Anda mengalami tanda-tanda tersebut, disarankan untuk segera membawanya ke dokter spesialis anak untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Kesimpulan


  • Bayi rewel pada malam hari bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kolik, growth spurt, alergi, kelelahan, stimulasi berlebihan, tumbuh gigi, serta kebutuhan akan kenyamanan.
  • Untuk mengatasi kerewelan ini, orangtua dapat menerapkan berbagai strategi seperti menjaga bayi tetap hangat, menggunakan metode perawatan kanguru, mengatur posisi tidur yang nyaman, memberikan respons yang sensitif, dan memastikan kebutuhan dasar bayi terpenuhi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Tham, E. K., Schneider, N., & Broekman, B. F. (2017). Infant sleep and its relation with cognition and growth: a narrative review. Nature and science of sleep9, 135–149. https://doi.org/10.2147/NSS.S125992

Tully, K. P., Holditch-Davis, D., & Brandon, D. (2015). The relationship between planned and reported home infant sleep locations among mothers of late preterm and term infants. Maternal and child health journal19(7), 1616–1623. https://doi.org/10.1007/s10995-015-1672-7

Fussy or irritable child: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (n.d.). Retrieved 21 March 2025, from https://medlineplus.gov/ency/article/003214.htm

Bedtime habits for infants and children: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (n.d.). Retrieved 21 March 2025, from https://medlineplus.gov/ency/article/002392.htm

Salvatore, S., Agosti, M., Baldassarre, M. E., D’Auria, E., Pensabene, L., Nosetti, L., & Vandenplas, Y. (2021). Cow’s Milk Allergy or Gastroesophageal Reflux Disease-Can We Solve the Dilemma in Infants?. Nutrients13(2), 297. https://doi.org/10.3390/nu13020297

Cook, F., Bayer, J., Le, H. N., Mensah, F., Cann, W., & Hiscock, H. (2012). Baby Business: a randomised controlled trial of a universal parenting program that aims to prevent early infant sleep and cry problems and associated parental depression. BMC pediatrics12, 13. https://doi.org/10.1186/1471-2431-12-13

Buhler-Wassmann, A. C., & Hibel, L. C. (2021). Studying caregiver-infant co-regulation in dynamic, diverse cultural contexts: A call to action. Infant behavior & development64, 101586. https://doi.org/10.1016/j.infbeh.2021.101586

Memarpour, M., Soltanimehr, E., & Eskandarian, T. (2015). Signs and symptoms associated with primary tooth eruption: a clinical trial of nonpharmacological remedies. BMC oral health15, 88. https://doi.org/10.1186/s12903-015-0070-2

What are some of the basics of infant health? (n.d.). Retrieved 21 March 2025, from https://www.nichd.nih.gov/health/topics/infantcare/conditioninfo/basics

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. (N.d.). Retrieved 21 March 2025, from https://platform.who.int/docs/default-source/mca-documents/policy-documents/law/IDN-MN-48-04-LAW-2014-ind-MoH-Regulation-53-2014—Neonatal-Essential-Health-Service.pdf

Pelayanan Kehehatan Neonatal Esensial. (N.d.). Retrieved 21 March 2025, from https://platform.who.int/docs/default-source/mca-documents/policy-documents/guideline/IDN-MN-48-01-GUIDELINE-2010-ind-Pocket-Book-of-Neonatal-Essential-Health-Service.pdf

Modul Pelatihan Pengelola Imunisasi. (N.d.). Retrieved 21 March 2025, from https://cdn.who.int/media/docs/default-source/who-academy/20241002-modul-pelatihan-pengelola-imunisasi_compressed.pdf

Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). (N.d.). Retrieved 21 March 2025, from https://platform.who.int/docs/default-source/mca-documents/policy-documents/guideline/IDN-CH-20-01-GUIDELINE-2015-ind-Chart-Book-of-Integrated-Management-of-Sick-Toddler.pdf

Thermal Protection of the Newborn: a Practical Guide. (N.d.). Retrieved 21 March 2025, from https://iris.who.int/bitstream/handle/10665/63986/WHO_RHT_MSM_97.2.pdf

Moore, E. R., Bergman, N., Anderson, G. C., & Medley, N. (2016). Early skin-to-skin contact for mothers and their healthy newborn infants. The Cochrane database of systematic reviews11(11), CD003519. https://doi.org/10.1002/14651858.CD003519.pub4

Questions and Answers for Health Care Providers. (N.d.). Retrieved 21 March 2025, from https://www.nichd.nih.gov/sites/default/files/publications/pubs/Documents/SIDS_QA_HealthCareProviders.pdf

Jefferies, A. L., & Canadian Paediatric Society, Fetus and Newborn Committee (2012). Kangaroo care for the preterm infant and family. Paediatrics & child health17(3), 141–146. https://doi.org/10.1093/pch/17.3.141

Saeidi, R., Asnaashari, Z., Amirnejad, M., Esmaeili, H., & Robatsangi, M. G. (2011). Use of “kangaroo care” to alleviate the intensity of vaccination pain in newborns. Iranian journal of pediatrics21(1), 99–102. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3446105/

Neu, M., & Robinson, J. (2010). Maternal holding of preterm infants during the early weeks after birth and dyad interaction at six months. Journal of obstetric, gynecologic, and neonatal nursing : JOGNN39(4), 401–414. https://doi.org/10.1111/j.1552-6909.2010.01152.x

Crying in infancy: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (n.d.). Retrieved 21 March 2025, from https://medlineplus.gov/ency/article/002397.htm

How Much Sleep Do Babies and Kids Need? (2024). Retrieved 21 March 2025, from https://www.sleepfoundation.org/children-and-sleep/how-much-sleep-do-kids-need

Versi Terbaru

09/04/2025

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro, Sp.A

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

7 Refleks yang Biasanya Dimiliki Bayi Baru Lahir

8 Penyebab Benjolan di Belakang Telinga Bayi, Berbahayakah?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro, Sp.A

Kesehatan anak · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 4 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan