Saat berusia 2 tahun, sudah saatnya Anda menyapih si Kecil. Meski begitu, ada saja anak yang belum mau berhenti menyusu meski sudah dilakukan segala cara. Lantas, normalkah jika menyusui anak lebih dari 2 tahun? Apa efek menyusui terlalu lama? Berikut ulasannya.
Normalkah menyusui anak hingga lebih dari 2 tahun?
World Health Organization (WHO) menyarankan untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi sampai berusia 6 bulan, kemudian dilanjutkan hingga usia 2 tahun atau lebih bersama dengan makanan pendamping (MPASI).
Berdasarkan rekomendasi tersebut, sebenarnya normal-normal saja jika menyusui anak hingga lebih dari 2 tahun.
Manfaat ASI dalam menjaga kekebalan tubuh anak juga tersedia hingga sekitar usia di atas. Artinya, memberikan ASI lebih dari 2 tahun mengurangi risiko anak untuk terkena penyakit.
Bahkan, suatu studi menyebutkan efek positif yang bisa Anda dapat jika menyusui terlalu lama atau lebih dari usia 2 tahun.
Studi pada The Journal of pediatrics menemukan fakta bahwa durasi menyusui yang lebih lama dikaitkan dengan perkembangan kognitif dan motorik yang lebih baik pada anak usia 2—3 tahun.
Meski begitu, memang tak dipungkiri jika ada efek atau bahaya yang mungkin terjadi jika menyusui anak terlalu lama hingga lebih dari 2 tahun.
Menyusu lebih lama tidak bikin bodoh
Ini artinya menyusui dalam jangka waktu lama hingga lebih dari 2 tahun dapat membantu mendukung perkembangan kognitif dan tidak membuat anak bodoh.
Efek menyusui terlalu lama untuk ibu dan anak
Meski normal, ada efek negatif yang mungkin terjadi jika menyusui anak terlalu lama hingga lebih dari 2 tahun. Berikut adalah efek yang dimaksud yang bisa terjadi pada ibu dan anaknya.
1. Penilaian sosial
Meski normal, banyak orang menganggap bahwa menyusui lebih dari 2 tahun tidak biasa atau bahkan aneh. Hal ini akan memancing banyak komentar atau kritik dari orang lain.
Komentar ini bahkan bisa datang dari anggota keluarga Anda sendiri. Akibatnya, Anda tidak mendapat dukungan yang cukup dari anggota keluarga Anda.
Akibatnya, Anda mungkin akan menjadi tidak nyaman saat menyusui si Kecil di tempat umum.
2. Ibu membutuhkan waktu dan tenaga ekstra
Saat menyusui, Anda membutuhkan waktu dan tenaga tambahan di luar pekerjaan atau aktivitas sehari-hari.
Anda perlu kembali mengatur jadwal menyusui dengan jam kerja atau urusan rumah lainnya. Nah, efek menyusui terlalu lama, yaitu waktu dan tenaga tersebut akan lebih lama dibutuhkan.
Bagi ibu menyusui yang bekerja, Anda bisa merasa kesulitan untuk menjalankannya, terutama jika tidak mendapat dukungan dari rekan kerja atau perusahaan.
3. Puting payudara ibu lecet
Bayi dan balita memang terkadang suka menggigit karena banyak alasan, misalnya tumbuh gigi atau sekadar mencari perhatian. Kebiasaan ini biasanya berhenti saat anak berusia 3—4 tahun.
Nah, bila Anda masih menyusui hingga lebih dari 2 tahun, anak mungkin akan sering menggigit puting payudara Anda. Puting payudara Anda pun bisa lecet hingga terasa sakit.
Puting yang nyeri juga bisa terjadi karena posisi menyusui anak yang sering kali tampak menggeliat atau seperti sedang akrobat. Biasanya, posisi menyusui seperti ini dilakukan pada anak yang sedang aktif.
4. Anak lebih sulit disapih
Efek menyusui terlalu lama hingga lebih dari 2 tahun lainnya, yaitu lebih sulit untuk menyapih anak karena ia sudah terlalu nyaman.
Menyusui memang bisa membuat anak merasa lebih dekat, tenang, dan nyaman dengan ibu. Meski begitu, hal ini tidak sepenuhnya benar.
Faktanya, cepat atau lambatnya proses penyapihan tergantung dari kesiapan masing-masing anak, bukan karena durasi menyusuinya.
5. Ibu lebih rentan stres
Melansir La Leche League International, menyusui balita yang lebih dewasa berbeda dengan menyusui bayi karena faktor perkembangan anak.
Ada banyak tantangan yang akan dihadapi orangtua saat mengasuh anak yang lebih tua, sehingga masih menyusui mereka dianggap bisa menambah kesulitan.
Adapun hal ini bisa menyebabkan ibu lebih rentan mengalami stres atau frustrasi.
6. Kesulitan saat punya anak lagi
Menyapih anak memang tak mudah. Idealnya, Anda perlu menyapih anak saat ia benar-benar sudah siap dengan sendirinya. Artinya, anak mungkin akan menyusu lebih dari 2 tahun.
Namun, membiarkan anak menyusu terlalu lama bisa membuat Anda kewalahan jika Anda sudah berencana atau bahkan telah hamil anak berikutnya.
Meskipun pada beberapa kondisi menyusui saat hamil dianggap aman, hal ini tentu saja membuat Anda perlu mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.
7. Anak kurang gizi
Studi pada International Journal of Pediatrics and Adolescent Medicine menemukan fakta bahwa menyusui terlalu lama memiliki efek pada kurang gizi dan stunting pada anak.
Menurut studi tersebut, durasi pemberian ASI hingga usia tiga tahun lebih mungkin menyebabkan stunting, tetapi tidak dengan wasting dan underweight.
Meski faktor penyebabnya banyak, menyusu sering kali membuat anak enggan untuk makan makanan padat yang penting untuk kebutuhan gizinya.