Bahaya lain yang mungkin dialami akibat pemberian susu UHT sebagai pengganti makanan untuk bayi, yakni dapat menyebabkan peningkatan perdarahan usus.
Sebab, sistem pencernaan bayi di bawah usia 1 tahun mungkin belum dapat menoleransi protein yang terkandung dalam susu UHT dengan jumlah besar.
American Academy of Family Physicians (AAFP) pun menjelaskan jika susu sapi bisa diberikan pada anak usia 1 tahu ke atas dengan batasan konsumsi maksimal sekitar 500 ml per hari.
Sementara itu, sebuah studi yang telah dilakukan mengungkapkan bahwa sejumlah bayi mengalami perdarahan yang diketahui melalui feses.
Diduga kondisi tersebut terjadi akibat konsumsi susu UHT terlalu sering dengan rata-rata kehilangan darah sebanyak 1,7 mL setiap hari.
Namun, ketika subjek yang sama diberi susu formula atau susu berbasis kedelai, kondisi perdarahan atau kehilangan darah menurun menjadi 0,3 mL/hari.
Oleh karena itu, selalu konsultasikan kepada dokter sebelum melakukan tindakan apa pun kepada bayi Anda.
3. Peningkatan risiko dehidrasi
Terdapat bukti epidemiologis yang kuat terkait pemberian susu UHT untuk bayi dengan peningkatan risiko dehidrasi yang parah.
Hal ini karena kandungan protein dan elektrolitnya yang tinggi, potensi zat dari susu UHT yang larut di ginjal semakin besar. Diperkirakan terdapat sekitar tiga kali lipat lebih tinggi daripada ASI.
Beban zat terlarut di ginjal yang tinggi inilah menyebabkan konsentrasi osmolar urine lebih banyak daripada minum ASI atau susu formula.
Ketika asupan cairan bayi rendah, maka kemampuan konsentrasi ginjal mungkin tidak cukup untuk mempertahankan keseimbangan cairan tersebut sehingga dapat memicu dehidrasi.
Kendati begitu, risiko dehidrasi akan semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi. Pada akhirnya, kondisi ini tidak lagi relevan secara klinis setelah tahun pertama kehidupan si Kecil.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar