Tidak hanya mengandung nutrisi dan gizi yang cukup untuk tumbuh kembang si Kecil, penting bagi para orangtua untuk memastikan MPASI memiliki rasa yang enak dan disukai oleh bayi. Dalam hal ini, Anda mungkin pernah melihat resep MPASI yang menggunakan santan sebagai penambah rasa. Namun, apakah santan bagus untuk MPASI? Simak faktanya di bawah ini.
Bolehkah menggunakan santan untuk MPASI?
Penggunaan santan dalam makanan pendamping ASI (MPASI) dapat dilakukan, tetapi dengan beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Santan mengandung lemak yang cukup tinggi yang dapat membantu memenuhi kebutuhan kalori dan lemak bayi.
Namun, santan sebaiknya diberikan kepada bayi yang sudah berusia di atas 8 bulan, yaitu setelah mereka terbiasa dengan berbagai jenis makanan padat.
Lalu, santan untuk MPASI apakah harus dimasak dulu?
Jawabannya ya, santan untuk MPASI sebaiknya dimasak terlebih dahulu sebelum diberikan kepada bayi.
Memasak santan membantu menghilangkan bakteri atau mikroorganisme yang mungkin ada dalam santan, sehingga memastikan bahan makanan ini aman untuk dikonsumsi bayi.
Agar aman, sebaiknya gunakan pula santan segar atau santan kemasan yang tidak mengandung bahan pengawet dan tambahan lainnya yang tidak baik untuk bayi.
Bila perlu, sebelum menambahkan santan atau bahan baru lainnya ke dalam MPASI, ada baiknya untuk selalu konsultasikan dahulu kepada dokter anak.
Pastikan bayi tidak memiliki alergi terhadap kelapa atau masalah pencernaan tertentu yang dapat diperburuk oleh lemak santan.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, santan dapat menjadi tambahan asupan yang bermanfaat dalam MPASI serta memberikan variasi rasa dan tekstur yang menarik bagi bayi.
Manfaat santan untuk MPASI bayi
Santan dapat memberikan beberapa manfaat dalam MPASI jika digunakan dengan tepat. Berikut adalah beberapa manfaat santan untuk MPASI.
1. Mendukung perkembangan otak dan sistem saraf
Santan mengandung lemak jenuh yang penting untuk perkembangan otak dan sistem saraf bayi.
Lemak jenuh ini membantu dalam pembentukan dan fungsi sel-sel otak serta membran sel saraf.
Bukan hanya itu, santan kaya akan asam laurat yang juga ditemukan dalam ASI.
Asam laurat memiliki sifat antimikroba dan mendukung kesehatan sistem imun bayi, yang pada gilirannya mendukung perkembangan otak dan sistem saraf yang sehat.
2. Memenuhi kebutuhan energi
Santan mengandung kalori yang tinggi, yang juga karena kandungan lemaknya. Melansir dari Healthy Children, satu gelas santan kelapa mengandung sekitar 76 kalori yang bisa digunakan sebagai energi.
Ini dapat membantu memastikan bayi mendapatkan cukup energi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Lemak dalam santan adalah sumber energi yang penting. Bayi memerlukan lemak untuk mendukung aktivitas fisik mereka yang semakin meningkat.
Dengan menambahkan santan, makanan pun bisa menjadi lebih lezat dan memiliki tekstur MPASI yang lebih kaya, yang dapat membuat bayi lebih tertarik untuk makan.
3. Memenuhi kebutuhan nutrisi
Selain menyediakan energi melalui kandungan lemaknya, santan juga memberikan nutrisi penting yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Sebagai tambahan yang baik dalam MPASI, santan dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
Berikut adalah beberapa manfaat nutrisi dari santan dalam MPASI untuk bayi.
- Vitamin C: membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan memperbaiki jaringan.
- Vitamin E: berfungsi sebagai antioksidan yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan.
- Vitamin B1 (thiamin): penting untuk metabolisme energi dan fungsi saraf.
- Vitamin B3 (tiacin): membantu dalam fungsi enzimatik dan kesehatan kulit.
- Vitamin B5 (pantothenic acid): berperan dalam metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat.
- Vitamin B6 (pyridoxine): diperlukan untuk perkembangan otak dan produksi sistem saraf.
- Zat besi: esensial untuk produksi sel darah merah dan mencegah anemia pada bayi.
- Magnesium: mendukung fungsi otot dan saraf serta menjaga kesehatan tulang.
- Fosfor: penting untuk kesehatan tulang dan gigi.
- Kalsium dan kalium: santan mengandung kalsium dan kalium yang penting untuk kesehatan tulang dan fungsi otot yang optimal.
4. Memiliki sifat antimikroba dan anti-inflamasi
Seperti yang telah disebutkan di atas, santan mengandung asam laurat yang juga ditemukan dalam ASI. Asam laurat memiliki sifat antimikroba dan anti-inflamasi yang baik untuk kesehatan bayi.
Asam laurat memiliki sifat antimikroba yang dapat membantu melawan bakteri, virus, dan jamur. Manfaat ini dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan bayi dan mencegah infeksi.
Asam laurat juga memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh. Ini bermanfaat bagi bayi yang mungkin mengalami iritasi atau peradangan pada saluran pencernaan.
Dengan memperkenalkan asam laurat melalui MPASI, Anda dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi terhadap penyakit.
5. Meningkatkan nafsu makan
Menambahkan santan pada makanan bayi dapat meningkatkan rasa dan tekstur, sehingga bisa membuat makanan lebih menarik bagi bayi.
Banyak sayuran dan makanan bayi lainnya memiliki rasa yang cukup hambar.
Sementara santan memiliki rasa yang kaya dan gurih, yang dapat membuat makanan bayi lebih menarik dan enak.
Rasa yang lezat dapat membantu bayi lebih menikmati makanannya dan meningkatkan nafsu makan mereka.
Takaran santan untuk MPASI
Meski memiliki banyak manfaat, menggunakan santan dalam MPASI harus dilakukan dengan hati-hati dan dalam jumlah yang tepat untuk memastikan bayi mendapatkan manfaatnya tanpa risiko bahaya makanan bersantan.
Sebaiknya, berikan santan dalam jumlah yang terbatas dan jangan terlalu sering. Gunakan santan hanya sebagai tambahan rasa pada makanan, bukan sebagai bahan utama.
Lalu, berapa sendok santan yang aman digunakan untuk MPASI bayi?
Saat pertama kali memperkenalkan santan, mulailah dengan jumlah yang sangat kecil, yaitu sekitar 1—2 sendok teh per porsi MPASI.
Hal ini untuk memantau apakah bayi memiliki reaksi alergi atau masalah pencernaan terhadap santan.
Jika bayi tidak menunjukkan reaksi negatif, Anda dapat secara bertahap meningkatkan jumlah santan yang diberikan.
Gunakan santan sebagai variasi rasa dalam MPASI beberapa kali seminggu, bukan setiap hari. Ini membantu mencegah konsumsi lemak jenuh yang berlebihan dan memastikan bayi mendapatkan variasi makanan.
Pastikan santan dicampurkan dengan bahan lain dalam MPASI, seperti sayuran, buah-buahan, atau sereal, untuk menciptakan makanan dengan gizi yang seimbang.
Misalnya, tambahkan santan ke dalam MPASI puree sayuran atau sup.
Cara menyimpan MPASI yang bersantan
Penyimpanan MPASI yang mengandung santan memerlukan perhatian khusus untuk memastikan makanan tetap aman dan segar bagi bayi.
Berikut adalah panduan penyimpanan MPASI yang bersantan.
1. Penyimpanan di kulkas
Untuk menyimpan MPASI yang mengandung santan di kulkas, berikut cara yang tepat untuk menjaga kualitasnya.
- Simpan dalam wadah tertutup. Setelah MPASI yang mengandung santan dimasak, biarkan dingin sampai suhu ruang dan kemudian pindahkan ke dalam wadah kedap udara.
- Simpan di kulkas. Simpan wadah dalam kulkas pada suhu 4° Celsius atau lebih rendah. MPASI bersantan dapat disimpan di kulkas hingga 2 hari.
- Tandai tanggal penyimpanan. Selalu tandai tanggal penyimpanan pada wadah untuk memastikan Anda tidak menyimpan MPASI terlalu lama.
2. Penyimpanan di freezer
Agar bisa digunakan lebih lama, MPASI bersantan bisa disimpan di freezer dengan cara berikut ini.
- Gunakan wadah khusus freezer. Pindahkan MPASI ke dalam wadah khusus freezer atau kantong penyimpanan yang aman untuk makanan bayi.
- Simpan di freezer: Simpan di freezer pada suhu -18° Celsius atau lebih rendah. MPASI bersantan dapat disimpan di freezer hingga 1 bulan.
- Tandai tanggal penyimpanan: Selalu tandai tanggal penyimpanan pada wadah untuk memantau berapa lama MPASI sudah disimpan.
Dengan mengikuti panduan ini, Anda dapat memastikan MPASI yang mengandung santan tetap aman dan bergizi untuk bayi Anda.
Kesimpulan
- Santan boleh digunakan untuk MPASI bayi di atas usia 8 bulan. Akan tetapi, pastikan keamanan santan untuk kondisi bayi terlebih dahulu.
- Sebelum menggunakan santan untuk MPASI, sebaiknya lakukan konsultasi kepada dokter terkait kapan dan seberapa banyak jumlah santan yang boleh diberikan.
- Selain itu, pastikan untuk menggunakan santan segar atau santan kemasan tanpa pengawet dan masak dengan baik untuk memastikan tidak ada bakteri yang mungkin masuk ke dalam makanan bayi.
[embed-health-tool-child-growth-chart]