backup og meta

Bolehkah Bayi dan Anak Minum Jamu?

Bolehkah Bayi dan Anak Minum Jamu?

Jamu bukan minuman asing bagi keluarga Indonesia. Tidak sedikit orangtua yang memberikan jamu pada anak untuk menjaga daya tahan tubuh atau menaikkan nafsu makan. Namun, bolehkah anak minum jamu? Bagaimana dengan bayi? Berikut penjelasan seputar jamu untuk bayi dan anak-anak.

Kapan bayi dan anak boleh mulai minum jamu?

obat anak

Jamu adalah ramuan herbal yang dibuat dari berbagai rempah-rempah dan tanaman seperti daun, akar, buah, batang, umbi, atau bunga.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan persentase penduduk Indonesia yang pernah mengonsumsi jamu sebanyak 59,12%. Sementara itu, yang rutin minum jamu sekitar 95,60%.

Persentase tanaman obat dan rempah yang paling sering digunakan adalah:

  • Jahe: 50,36%
  • Kencur: 48,77%
  • Temulawak: 39,65%
  • Meniran: 13,93%
  • Pace (mengkudu): 11,17%

Jamu tidak menggunakan bahan-bahan kimia tambahan seperti paracetamol, pengawet, perisa buatan, atau zat aditif lainnya. Maka, pada dasarnya jamu aman untuk dikonsumsi siapa pun.

Namun, hal berbeda disampaikan dr. Aldrin Neilwan, Kepala Unit Pengobatan Integratif Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta.

Ia menjelaskan, sebaiknya anak bayi yang masih menyusui secara eksklusif tidak minum jamu terlebih dahulu. 

Jika bayi sudah lepas dari masa pemberian ASI eksklusif, yaitu kira-kira usia 6 bulan, Anda bisa mulai memberikan jamu.

Namun, pemberian jamu untuk bayi usia 6 bulan harus dengan konsultasi dokter.

Biasanya pada produk-produk yang telah terdaftar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), ada informasi soal dosis yang dianjurkan untuk bayi, anak, dan orang dewasa.

Namun, apabila tidak tercantum atau jika Anda meracik jamu sendiri di rumah, sesuaikan dosisnya dengan usia anak. 

Porsi orang dewasa yaitu 150 ml dalam sehari. Sementara anak di bawah usia 12 tahun hanya membutuhkan setengah dari dosis orang dewasa (75 ml).

Lain lagi untuk anak di bawah usia lima tahun (balita), sebaiknya berikan seperempat dosis orang dewasa (35 ml).

Bahan jamu yang aman untuk anak

jamu kunyit asam yang dilarang untuk ibu hamil

Ada beragam jenis tanaman yang bisa dipakai sebagai bahan baku untuk pembuatan jamu.

Pada anak-anak, jamu sering diberikan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar tidak gampang sakit.

Selain meningkatkan daya tahan tubuh, jamu juga memiliki khasiat untuk beberapa hal di bawah ini.

  • Meningkatkan nafsu makan anak.
  • Meredakan gejala penyakit tertentu seperti diare dan influenza.
  • Meringankan rasa sakit saat gigi si kecil mulai tumbuh.

Membiasakan anak minum jamu juga baik untuk mencegah ketergantungan pada obat-obatan medis atau resistensi terhadap antibiotik.

Berikut beberapa bahan jamu yang cocok dan sering diberikan untuk anak-anak.

1. Jahe

Khasiat jahe untuk kesehatan sudah dikenal secara luas.  Jahe bisa membantu mengusir masuk angin, perut kembung, dan berbagai gangguan pencernaan pada anak.

Bila Anda ingin membuat jahe sebagai bahan jamu yang anak minum, sebaiknya tidak diberikan pada anak di bawah usia 6 tahun. 

Meski jahe bermanfaat untuk pencernaan, rasanya yang terlalu tajam bisa menimbulkan nyeri ulu hati pada si kecil. Terutama bila diberikan dalam jumlah yang cukup banyak.

Anda masih bisa memberikan jahe pada anak di bawah 6 tahun dengan mencampurkannya ke dalam teh atau sup.

2.  Kunyit

Rempah-rempah yang satu ini sering digunakan dalam berbagai resep masakan di Asia, termasuk Indonesia. 

Mengutip dari eMedicineHealth, kunyit adalah salah satu rempah-rempah yang bisa dijadikan pengobatan untuk mengurangi gejala penyakit. 

Beberapa manfaatnya yaitu mengatasi berbagai kondisi berikut:

  • gangguan pencernaan,
  • iritasi usus besar,
  • kembung setelah makan,
  • gangguan lambung,
  • keluhan pada liver dan kantung empedu, dan
  • meningkatkan nafsu makan

Anda bisa mengolah kunyit agar bisa dijadikan jamu untuk diminum si kecil. Caranya, rebus kunyit dengan daun jambu biji muda dan berikan 2 kali sehari.

Belum ada takaran yang pasti dalam pemberian kunyit pada anak dan orang dewasa. Namun, kunyit baru bisa diberikan pada anak usia 12 tahun ke atas. 

Pasalnya, kunyit bisa mencegah penyerapan zat besi di dalam usus. Hal tersebut bisa memicu anemia defisiensi zat besi pada anak.

Akan lebih baik bila anak tidak minum jamu olahan kunyit terlalu sering. Beri jeda selama satu minggu untuk melihat efek terhadap tubuh si kecil.

3. Temulawak

Bahan dengan nama ilmiah Curcuma xanthorriza ini memiliki bentuk yang mirip dengan kunyit dengan warna kekuningan.

Temulawak memiliki beragam manfaat untuk kesehatan. Mengutip dari  Scientific Researh Journal, ekstrak temulawak memiliki manfaat untuk melindungi hati dari hepatotoksin.

Hepatotoksin adalah senyawa kimia yang memberi efek buruk pada organ hati. Oleh karenanya, temulawak cocok untuk sebagai obat alami liver atas persetujuan dokter.

Tidak hanya untuk liver, temulawak juga sering digunakan untuk anak yang tidak nafsu makan.

Anda bisa campurkan temulawak dengan setengah cangkir air hangat dan madu, lalu biarkan anak minum jamu ini.

Berikan jamu temulawak dua hari sekali atau sesuai kebutuhan anak.  Suplemen dengan kandungan temulawak juga sekarang sudah banyak beredar. Selalu perhatikan dosis yang tercantum pada kemasan.

4. Kencur

Penggunaan kencur sebagai minuman tradisional sudah tidak diragukan lagi. Untuk anak, jamu beras kencur sering dipakai untuk meningkatkan nafsu makan si kecil.

Berdasarkan Toxicology Reports, kencur mengandung protein, serat, zat besi, dan zinc. Beras kencur terbuat dari campuran herbal yang memiliki aroma kuat seperti jahe, asam jawa, daun pandan, dan gula jawa.

Anak bisa minum jamu beras kencur secara rutin setiap hari, dengan takaran setengah porsi orang dewasa.

Mengutip dari buku Pembuatan Jamu Segar, jamu yang baru dibuat, sebaiknya dikonsumsi satu hari setelah pembuatan.

Namun, Anda masih bisa menyimpannya di kulkas maksimal 2-3 hari.

[embed-health-tool-child-growth-chart]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Srivastava, N., Ranjana, Singh, S., Gupta, A., Shanker, K., Bawankule, D., & Luqman, S. (2019). Aromatic ginger (Kaempferia galanga L.) extracts with ameliorative and protective potential as a functional food, beyond its flavor and nutritional benefits. Toxicology Reports6, 521-528. doi: 10.1016/j.toxrep.2019.05.014

Formularium Ramuan Obat Tradisional Indonesia. Retrieved 9 June 2023, from http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.01_.07-MENKES-187-2017_ttg_Formularium_Ramuan_Obat_Tradisional_Indonesia_.pdf

Toddler not eating? Ideas and tips. (2021). Retrieved 9 June 2023, from https://raisingchildren.net.au/toddlers/nutrition-fitness/common-concerns/toddler-not-eating

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Riska Herliafifah

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian


Artikel Terkait

Apa Benar Jahe Bisa Membantu Menyembuhkan Diare?

6 Khasiat Kunyit Putih untuk Kesehatan yang Sayang untuk Dilewatkan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan