Sebagian besar waktu bayi memang dihabiskan untuk tidur. Jam tidur bayi yang berusia 0—3 bulan, misalnya, bisa memakan waktu hingga 16—20 jam per hari. Meski begitu, tidak hanya kuantitas, tidur bayi juga harus berkualitas. Salah satu caranya adalah mencari posisi tidur yang nyaman. Mengingat si Kecil sedang dalam masa yang rentan, sangat penting untuk memastikan bayi tidur pada posisi yang benar.
Bahaya posisi tidur bayi yang salah bisa berisiko fatal
Bukan hanya cara menidurkan bayi, posisi tidur bayi di bawah usia 6 bulan juga harus menjadi perhatian utama setiap orangtua untuk menjaga kebiasaan tidur yang sehat pada bayi.
Pasalnya, posisi tidur yang salah bisa meningkatkan risiko si Kecil mengalami sudden infant death syndrome (SIDS) atau sindrom bayi meninggal mendadak.
Hal ini pun sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh American Academy of Pediatrics.
Para peneliti menemukan bahwa lingkungan tidur yang aman dan posisi tidur yang tepat akan mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak, sesak napas, dan kesulitan bergerak.
Itu sebabnya, sebagai orangtua, Anda harus selalu memperhatikan posisi tidur bayi yang benar untuk meminimalisir berbagai macam risiko yang sudah disebutkan tadi.
Posisi tidur yang benar untuk bayi
Untuk menghindari risiko dari posisi tidur yang salah, ada baiknya Anda meletakkan bayi di posisi telentang.
Posisi tidur telentang merupakan posisi yang sangat umum dan benar untuk bayi.
Biasanya, posisi ini akan terjadi pada bayi yang berusia sekitar 0 hingga 3 bulan. Pasalnya, pada usia tersebut, bayi belum mampu untuk berguling.
Bahkan, sangat direkomendasi bagi bayi untuk tidur dengan posisi telentang sampai 6 bulan pertama.
The US National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) melabeli posisi telentang sebagai posisi tidur yang benar dan terbaik untuk bayi.
Posisi tidur telentang untuk bayi terbukti dapat mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak sebanyak 50%.
Namun, jika terlalu lama berada pada posisi tidur telentang, ini bisa menyebabkan kondisi plagiocephaly, atau dalam bahasa kesehariannya disebut “kepala peyang”.
Untuk menjaga bentuk kepala bayi agar terhindar dari kepala peyang, maka ubah posisi tidur secara bergantian menghadap kiri dan kanan.
Anda juga bisa sesekali menempatkan bayi di posisi tengkurap pada saat bermain.
Jangan gunakan bantal kepala khusus yang sering disebut “bantal peyang” sebagai pembentuk kepala bayi.
Meski masih dipercaya banyak orang untuk mencegah kepala peyang, tetapi penggunaan bantal ini pada bayi tidak disarankan oleh The U.S. Food and Drug Administration (FDA).
FDA belum dapat memastikan adanya manfaat yang ditunjukkan dari penggunaan bantal pembentuk kepala bayi ini untuk tujuan medis apa pun, seperti plagiocephaly (kepala peyang) atau craniosynostosis.
Sebaliknya, penggunaan bantal peyang justru dianggap bisa membuat lingkungan tidur bayi menjadi tidak aman.
Ini karena bantal jenis ini dapat meningkatkan risiko bayi kesulitan bernapas jika berguling ke arah bantal atau tertimpa bantal di bagian kepala saat tidur.