backup og meta

Mengenal Apa Itu Cooing sebagai Tahap Awal Bayi Bicara

Mengenal Apa Itu Cooing sebagai Tahap Awal Bayi Bicara

Apakah Anda pernah mendengar si Kecil mengeluarkan suara lembut seperti “oo” atau “aa”? Itulah yang disebut dengan cooing yang merupakan bagian dari tahap perkembangan bayi. Bagi orangtua, mungkin istilah ini terdengar cukup asing. Sebenarnya, apa itu cooing dan kapan bayi mulai mengeluarkan suara ini? Berikut ulasannya.

Apa itu tahap cooing

Cooing adalah suara yang dihasilkan oleh bayi yang biasanya berupa vokal seperti “ooo” atau “aaa”.

Suara cooing berbeda dari tangisan atau gumaman biasa. Cooing merupakan usaha pertama bayi dalam mengeksplorasi kemampuan vokal mereka. 

Tidak hanya itu, cooing juga dianggap sebagai komponen penting dalam tahapan belajar berbicara bayi karena mereka akan berlatih untuk menggerakkan bibir, lidah, rahang, mulut, dan mengeluarkan suara. 

Tahap cooing pada bayi merupakan langkah penting dalam perkembangan bahasa si Kecil. Ini juga merupakan awal dari kemampuannya untuk mendengar dan merespons suara di sekitarnya. 

Biasanya, bayi akan mulai mengoceh sebagai respons terhadap suara orangtua atau suara yang menarik perhatian mereka. 

Apa perbedaan cooing dan babbling?

Sebagian orangtua mungkin bingung membedakan tahapan cooing dan babbling pada bayi. Cooing merupakan tahapan awal di mana bayi mengeluarkan suara vokal seperti “ooo” atau “aaa”, sedangkan babbling merupakan tahap berikutnya yang biasanya terjadi pada usia 4–6 bulan, di mana bayi mulai menggabungkan suara vokal dan konsonan, seperti “ba-ba” atau “da-da”.

Kapan bayi mulai cooing

perbedaan gumoh dan muntah pada bayi

Pada dasarnya, kemampuan bayi untuk melakukan ocehan itu berbeda-beda. Mungkin ada yang memulainya lebih cepat atau bahkan lebih lambat.

Namun, melansir dari Healthy Children, tahap cooing biasanya dilakukan ketika si Kecil berusia sekitar 2 bulan. 

Pada tahapan awal, mungkin si Kecil hanya dapat menghasilkan suara ocehan pendek, tetapi seiring berjalannya waktu, mereka mulai memperpanjang suara tersebut dan bisa mengulangi bunyi yang sama. 

Tahap cooing ini sangat dipengaruhi oleh interaksi sosial dengan orang di sekitarnya. Bayi cenderung melakukan cooing ketika mendengar suara yang mereka kenal atau merasa aman dan nyaman. 

Tidak hanya itu, mengingat bayi belum bisa berkomunikasi dengan ucapan, ocehan adalah salah satu cara bayi berkomunikasi dengan orang di sekitarnya guna menunjukkan rasa senang atau ketertarikan pada sesuatu. 

Cara meningkatkan kemampuan berbicara bayi setelah cooing

berkomunikasi dengan bayi

Mengingat cooing adalah awal dari perkembangan bahasa bayi, ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk membantu meningkatkan kemampuan berbicara si Kecil.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan setelah si Kecil memasuki tahapan perkembangan bahasa ini.

1. Sering berinteraksi dengan bayi 

Untuk melatih kemampuan berbicara si Kecil, orangtua harus sering berinteraksi dengan buah hati. 

Melansir dari Zero to Three, saat berbicara dengan si Kecil gunakanlah nada yang lebih tinggi dan melodis atau disebut dengan parentese. 

Parentese menggunakan kata-kata dengan nada yang lebih panjang dan ekspresif. Cara berbicara seperti ini dapat membantu bayi lebih mudah mendengarkan dan mengenali kosakata. 

Contoh penggunaan nada parentese, yaitu “Ayo, kitaaa ganti popok, yaaa!”, sedangkan nada biasa adalah “Kita ganti popok ya.”

2. Respons ocehan bayi 

Ketika bayi mulai cooing, respons ocehan tersebut dengan cara menirukan ocehan si Kecil. 

Jadi ketika si Kecil mengatakan “ooo”, coba tatap matanya dan katakan hal yang sama sebagai bentuk respons Anda.

Hal ini dapat membantu si Kecil memahami cara berkomunikasi dua arah serta meningkatkan kemampuan berbicara mereka. 

3. Membaca dan bernyanyi 

Membaca buku dan menyanyi untuk bayi adalah cara yang bagus guna merangsang perkembangan bahasa mereka. 

Buku-buku dengan gambar-gambar cerah dan sederhana sangat menarik bagi bayi, sedangkan lagu-lagu yang dinyanyikan secara rutin dapat membantu bayi mengenali pola suara dan ritme.

Meskipun mereka belum dapat memahami kata-kata secara penuh, mendengar berbagai suara dan intonasi akan membantu mereka mengembangkan kemampuan membaca dan berbicara di masa depan.

4. Narasikan kegiatan sehari-hari

Untuk melatih kemampuan berbicara bayi setelah memasuki tahap cooing, orangtua juga dapat membicarakan kegiatan sehari-hari yang sedang dilakukan. 

Orangtua dapat berbicara dengan si Kecil saat hendak mengganti pakaian atau sekadar memberikan susu. 

Cara ini dapat membantu bayi mengenal kata-kata, tindakan, hingga benda di sekitarnya, sehingga memperkaya kosakatanya

5. Dorong bayi melakukan interaksi

Berikan jeda saat berbicara dengan bayi agar mereka punya kesempatan untuk merespons dengan suara, ocehan, atau gerakan.

Ini mengajarkan mereka tentang alur alami dalam komunikasi. Jadi, saat si Kecil menatap Anda, tatap kembali matanya dan berbicaralah dengannya. 

Berhenti sejenak selama interaksi ini dan menatap mata bayi dengan penuh harap dapat membuatnya tahu kapan gilirannya untuk berbicara dan mengajarkan tentang komunikasi dua arah. 

Yang perlu diingat orangtua adalah stimulasi bahasa sangat penting pada masa awal perkembangan bayi. Jadi, cooing bukan sekadar ocehan biasa, tetapi merupakan tahapan awal dari proses belajarnya. 

Tahap cooing juga menjadi fondasi untuk tahapan-tahapan selanjutnya, seperti babbling dan berbicara kata-kata pertama. 

Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memperhatikan dan merespons setiap perkembangan suara yang dihasilkan oleh bayi mereka.

Kesimpulan

Cooing adalah suara lembut yang dihasilkan bayi, biasanya berupa vokal seperti “ooo” atau “aaa”. Tahapan ini biasanya dimulai saat bayi berusia 2 bulan. Untuk meningkatkan kemampuan berbicara bayi setelah cooing, orangtua dapat melakukan beberapa cara seperti: 
  • sering berinteraksi dengan bayi, 
  • respons cooing bayi, 
  • membaca dan bernyanyi, 
  • narasikan kegiatan sehari-hari, hingga
  • dorong bayi melakukan interaksi.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Communicating with Baby: Tips and Milestones from Birth to Age 5. (n.d.). Retrieved 22 October 2024, from https://www.naeyc.org/our-work/families/communicating-with-baby

Benderev, M. D. (2024). Let’s Talk About It: 5 Ways to Build Babies’ Language and Communication Skills from Birth. Retrieved 22 October 2024, from https://www.zerotothree.org/resource/lets-talk-about-it-5-ways-to-build-babies-language-and-communication-skills-from-birth/

Donovan, L. (2024). How to Support Your Child’s Communication Skills. Retrieved 22 October 2024, from https://www.zerotothree.org/resource/how-to-support-your-childs-communication-skills/

Help your Baby’s Communication Development: Free Resources. (2022). Retrieved 22 October 2024, from https://pathways.org/topics-of-development/communication/

Speech milestones for babies to look out for. (2023). Retrieved 22 October 2024, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/language-development/art-20045163

Age-Appropriate Speech and Language Milestones. (n.d.). Retrieved 22 October 2024, from https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=age-appropriate-speech-and-language-milestones-90-P02170

(N.d.). Retrieved 22 October 2024, from https://www.asha.org/public/developmental-milestones/communication-milestones-birth-to-1-year/

Help your Baby’s Communication Development: Free Resources. (2022). Retrieved 22 October 2024, from https://pathways.org/topics-of-development/communication/

Hearing & Making Sounds: Your Baby’s Milestones. (2009). Retrieved 22 October 2024, from https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Hearing-and-Making-Sounds.aspx

Baby Speech Development: Language Development. (n.d.). Retrieved 22 October 2024, from https://www.tresillian.org.au/baby/development/baby-speech-development/

Versi Terbaru

28/10/2024

Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari

Ditinjau secara medis oleh dr. Aisya Fikritama, Sp.A

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Saat Anak Terlambat Bicara, Apa yang Harus Orangtua Lakukan?

7 Cara agar Anak Cepat Bicara yang Orangtua Harus Tahu


Ditinjau secara medis oleh

dr. Aisya Fikritama, Sp.A

Kesehatan anak · RS UNS Solo


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 2 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan