Inilah yang membuat ia menjadi sosok yang selalu waspada dan memikirkan segala sesuatu sebelum bertindak.
5. Tidak menyukai kontak mata
Anak introvert cenderung menghindari kontak mata terutama dengan orang yang belum ia kenal.
Inilah yang menjadikannya terkesan sebagai anak yang pemalu. Padahal sebenarnya ia sedang mencoba melindungi dirinya sendiri dan tidak ingin merasa terintimidasi dengan keberadaan orang lain.
Bagaimana cara menghadapi anak introvert?
Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi anak yang dengak kepribadian introversion:
1. Pahami apa sebenarnya introvert itu
Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah mengerti betul apa itu introvert. Dengan begini, Anda mengetahui kemungkinan yang dapat terjadi serta memperkirakan tantangan yang akan muncul di kemudian hari.
Misalnya ketika ia memilih untuk mengurung diri di kamar dan menolak untuk menyampaikan apa yang ia rasakan. Anda mungkin curiga perbuatan itu merupakan tanda-tanda depresi tetapi sebaiknya jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan.
Belum tentu ia memiliki masalah di luar, bisa jadi ia hanya butuh waktu sendiri untuk mencerna kejadian-kejadian baru yang dialaminya.
2. Maklumi jika anak tidak memiliki banyak teman

Mungkin Anda mendapati si kecil hanya memiliki satu atau dua teman dekat. Sebaiknya Anda tidak khawatir terhadap hal ini. Pasalnya ini termasuk salah satu ciri anak introvert.
Pasalnya, ia lebih nyaman dengan lingkaran pertemanan yang kecil, bukan berada di grup yang penuh dengan orang. Jumlah teman yang sedikit belum tentu menandakan si kecil mengalami masalah bersosialisasi.
3. Jangan paksa anak Anda untuk berubah
Karena sering disalahartikan sebagai pemalu dan penyendiri, anak yang introversion terkadang dianggap sebagai anak yang bermasalah. Padahal ia hanya memiliki karakter yang berbeda.
Jika si kecil memilih untuk menyendiri di kamar atau berbicara sendiri dengan mainannya, biarkan ia melakukan hal tersebut karena itulah yang membuatnya nyaman.
Sebaiknya Anda tidak memaksa anak untuk bersosialisasi terutama jika berada di lingkungan baru karena masih ada kecanggungan sosial. Biarkan ia mengamati dulu sejenak sebelum ikut bergabung dengan teman-teman barunya.
4. Libatkan dalam kegiatan yang tidak memerlukan banyak orang
Anda perlu berhati-hati saat memilih kegiatan ekstra untuk anak yang introvert. Memaksanya mengikuti berbagai kegiatan kelompok bisa jadi pedang bermata dua.
Sebagai contoh, jika Anda mengikutsertakannya di klub sepakbola. Kondisi ramai dan teriakan anak-anak lain dapat menyulitkannya untuk berkonsentrasi sehingga menampilkan performa yang buruk. Hal ini berisiko membuatnya putus asa dan kehilangan kepercayaan diri.
Kegiatan yang lebih cocok untuk anak introvert adalah yang tidak memerlukan interaksi dengan terlalu banyak orang. Contohnya seperti melukis, bermain puzzle atau kerajinan tangan.
Adapun untuk olahraga, pilihlah olahraga yang bersifat individual seperti lari, renang atau bela diri.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar