backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Mengenal Sekolah Ramah Anak, dari Prinsip hingga Tujuan

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 17/02/2023

Mengenal Sekolah Ramah Anak, dari Prinsip hingga Tujuan

Bu, apa pertimbangan Anda saat memilih sekolah untuk anak? Selain yang memiliki sistem pembelajaran bagus, Anda juga bisa memlih sekolah ramah anak yang dapat mengoptimalkan tumbuh kembang si Kecil.

Nah, sebelum memutuskan untuk memilih, ketahui dulu segala hal tentang sekolah ramah anak pada ulasan berikut ini.

Apa yang dimaksud dengan sekolah ramah anak?

Sekolah ramah anak (SRA) adalah satuan pendidikan formal, nonformal, dan informal yang berupaya menjamin, memenuhi, dan menghargai hak-hak, memberikan perlindungan, serta mendukung partisipasi anak.

SRA menyediakan lingkungan yang aman, bersih, sehat, peduli, dan berbudaya lingkungan hidup untuk menjamin pemenuhan hak anak.

Di sekolah ini, hak anak dihormati dan semua anak diperlakukan sama tanpa ada diskriminasi.

Ini termasuk anak yang berkebutuhan khusus, kekurangan secara ekonomi, hidup dengan HIV, atau berasal dari etnis dan agama minoritas.

Ini seperti sekolah inklusi di mana anak-anak berkebutuhan khusus dapat belajar bersama anak-anak umum lainnya di satu sekolah.

Selain dari diskriminasi, SRA pun berupaya melindungi anak dari kekerasan dan perlakuan salah lainnya selama berada di satuan pendidikan.

Sementara dalam mendukung partisipasi anak, sekolah ramah anak mendukung keaktifan dari anak atau murid dalam segala kegiatan serta mengemukakan pendapat.

Adapun seluruh hal tersebut sejalan dengan Undang-Undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Tercantum di dalamnya, setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Selain dengan undang-undang, kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) ini pun sejalan dengan program UNICEF.

Program ini bernama Child-Friendly Schools. Menurut UNICEF, pendidikan berkualitas adalah yang bekerja untuk setiap anak dan memungkinkan semua anak untuk mencapai potensi mereka.

Apa prinsip sekolah ramah anak?

sekolah ramah anak adalah

Perlu Anda pahami, sekolah ramah anak bukanlah membangun sekolah baru. Pada dasarnya, ini adalah sebuah kebijakan atau program yang perlu dikondisikan oleh sekolah agar menjadi nyaman bagi anak.

Sekolah perlu dipastikan untuk memenuhi hak anak dan melindunginya karena telah menjadi rumah kedua bagi anak setelah rumahnya sendiri.

Dalam mengondisikan SRA, ada beberapa prinsip yang perlu diterapkan sekolah. Melansir Panduan Sekolah Ramah Anak dari KemenPPPA, berikut adalah beberapa prinsipnya.

1. Nondiskriminasi

Prinsip ini menjamin kesempatan setiap anak untuk menikmati hak pendidikannya tanpa diskriminasi berdasarkan disabilitas, gender, suku bangsa, agama, dan latar belakang orangtua.

2. Kepentingan terbaik bagi anak

Setiap keputusan dan tindakan yang diambil oleh pengelola dan penyelenggara pendidikan senantiasa mempertimbangkan kepentingan terbaik bagi anak.

3. Hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan

Sekolah perlu menciptakan lingkungan yang menghormati martabat anak serta menjamin pengembangan holistik dan terintegrasi pada setiap anak.

4. Menghormati pandangan anak

Hak anak untuk mengekspresikan pandangan dalam segala hal yang memengaruhi anak di lingkungan sekolah harus dihormati.

5. Pengelolaan yang baik

Sekolah perlu menjamin transparansi, akuntabilitas, partisipasi, keterbukaan informasi, dan supremasi hukum di satuan pendidikan.

Apa tujuan sekolah ramah anak?

sra sekolah ramah anak

Berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tahun 2014—2015, kasus kekerasan terhadap anak, baik itu secara fisik, psikis, seksual, dan penelantaran, masih sering terjadi.

Bahkan, sebanyak 10% kasusnya dilakukan oleh guru terhadap anak. Bentuk kekerasan terhadap anak yang sering ditemukan berupa pelecehan (bullying) serta hukuman yang tidak mendidik.

Hukuman tersebut dapat meliputi mencubit, membentak anak, dan menjewer.

Di sisi lain, masih banyak kondisi sekolah yang masih tidak layak, baik dari segi bangunan hingga sarana dan prasarana.

Adanya alasan-alasan tersebut membuat sekolah ramah anak ini perlu untuk diterapkan oleh sekolah-sekolah.

Berikut adalah beberapa tujuan dari sekolah ramah anak.

  • Terwujudnya sekolah yang aman dan menyenangkan bagi anak.
  • Mencegah kekerasan terhadap anak dan warga sekolah lainnya.
  • Mencegah penyakit pada anak akibat lingkungan sekolah yang tidak sehat.
  • Mengembangkan minat, bakat, dan kemampuan anak secara optimal.
  • Mengembangkan sikap toleransi anak, saling menghormati, dan bekerjasama untuk kemajuan dan semangat perdamaian.
  • Melahirkan generasi yang cerdas secara intelektual serta emosional dan spiritual.
  • Mendorong kesejahteraan dan tumbuh kembang anak.

Apa ciri-ciri sekolah ramah anak?

remaja narsis di sekolah

Saat anak menjelang usia sekolah, orangtua perlu memperhatikan seperti apa ciri-ciri sekolah yang diharapkannya.

Untuk sekolah ramah anak, berikut adalah ciri-ciri yang perlu Anda ketahui.

1. Lingkungan kelas yang nyaman dan ramah anak

Salah satu ciri SRA yang bisa Anda lihat adalah penataan kelas yang nyaman dan mendukung suasana pembelajaran aktif, inklusif. nondiskriminatif, dan ramah.

Ambil contoh, kapasitas ruangan yang sesuai dengan jumlah siswa, terhindar dari kebisingan, pencahayaan dan ventilasi yang baik, serta didukung dengan peralatan belajar yang ramah dan tidak membahayakan anak.

2. Fasilitas sekolah yang memadai

Untuk mendukung pengembangan bakat, minat, dan keterampilan anak, SRA memiliki sejumlah fasilitas atau sarana prasarana yang memadai dan mendukung.

Ini termasuk ruang kreativitas budaya, perpustakaan, lapangan olahraga, area bermain, area ibadah, hingga ruang konseling.

3. Adanya fasilitas kebersihan dan kesehatan

Untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang aman, bersih, dan sehat, SRA menyediakan UKS  serta kantin dengan jajanan yang sehat, bersih, dan tidak mengandung bahan-bahan berbahaya.

Anak-anak pun diajarkan untuk berperilaku bersih dan sehat dengan menjaga toilet tetap bersih, rutin mencuci tangan, minum air bersih, membuang sampah pada tempatnya, serta memilih jajanan yang sehat.

4. Metode pembelajaran yang menyenangkan

Dibandingkan dengan cara yang keras, metode pembelajaran pada sekolah ramah anak dilakukan dengan cara yang menyenangkan, penuh kasih sayang, dan bebas dari perlakuan diskriminasi.

Tidak hanya di dalam kelas, metode ini juga kerap diterapkan di luar kelas. Metode ini dilakukan dengan menyediakan pengalaman belajar serta proses pembelajaran yang mengembangkan karakter dan potensi anak.

5. Anak dilibatkan secara aktif

Bukan cuma menyenangkan, SRA juga menerapkan metode pembelajaran aktif. Artinya, anak dilibatkan dalam berbagai kegiatan untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya.

Metode pembelajaran aktif mengajari anak untuk berpikir, berdiskusi, hingga menyuarakan pendapatnya.

6. Punya standar penanggulangan bencana

Sesuai dengan tujuannya untuk mewujudkan satuan pendidikan yang aman, sekolah ramah anak memiliki standar penanggulangan bencana yang memadai.

Misalnya memiliki sistem evakuasi atau sarana prasarana yang mampu melindungi anak, warga sekolah lain, dan lingkungan sekitarnya agar tidak membahayakan saat proses belajar berlangsung.

Adapun seluruh prinsip serta ciri-ciri di atas perlu dilakukan oleh berbagai pihak. Selain pendidik, partisipasi anak, orangtua, lembaga masyarakat, alumni, dan pemangku kepenting lainnya juga perlu berperan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Kesimpulan

  • Sekolah ramah anak (SRA) adalah kebijakan atau program yang dicanangkan sekolah guna melindungi dan memberikan tempat yang nyaman bagi anak.
  • Sekolah yang menerapkan program ini berupaya untuk menghindari diskriminasi, kekerasan, dan perilaku buruk lainnya.
  • Anak justru didukung agar bisa lebih aktif dalam berpendapat maupun mengikut berbagai kegiatan sekolah.
  • Menjujung terciptanya sikap toleransi, saling menghormati, kerja sama, dan perilaku baik lainnya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 17/02/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan