Minta dia untuk duduk tenang dan tidak melalukan gerakan yang tidak perlu. Arahkan ia untuk menarik napas dalam-dalam hingga perasaannya menjadi rileks. Cegah anak agar tidak tertidur saat proses tersebut. 3. Beri kalimat positif saat anak masuk gelombang theta
Pemberian nasihat akan lebih efektif jika anak sudah sangat tenang dan masuk ke gelombang theta, yaitu saat dia tidak bergerak sama sekali bahkan tidak menelan ludah, atau saat ia memejamkan mata tapi tidak tertidur.
Pada situasi ini, anak akan lebih mudah menerima perkataan Anda daripada saat ia sadar. Biasanya gelombang theta dapat terjadi saat menjelang tidur. Anda dapat memanfaatkan situasi ini untuk menyampaikan nasihat.
Meski begitu, menurut metode hypnoparenting, Anda juga bisa menciptakan suasana yang mengiring anak ke gelombang theta dengan mengikuti cara-cara yang dijelaskan sebelumnya.
4. Sampaikan nasihat dengan kalimat positif
Menurut dr Dewi P. Faeni, dalam bukunya yang berjudul Hypno Parenting: Smart Parents, Great Kids, otak tidak mampu menerjemahkan kata-kata “tidak” dan “jangan”.
Sebagai contoh, saat ingin mengatasi kebiasaan mengompol anak, jika Anda menggunakan kalimat “Nak, jangan ngompol” maka yang ada dalam pikiran anak adalah “ngompol” akibatnya ia malah akan lebih sering mengompol.
Oleh karena itu, pemberian nasihat harus disampaikan dengan kalimat positif, seperti “Kalau kaki kamu terasa dingin dan ingin pipis, kamu langsung bangun dan ke kamar mandi ya, Nak.”
5. Sampaikan nasihat dengan suara yang lembut
Saat memberikan perintah atau arahan tertentu lakukanlah dengan suara yang lembut. Hindari membentak dan bersuara tinggi. Meski begitu, pastikan Anda menyampaikannya dengan tegas.
Untuk itu, Anda perlu berlatih bagaimana membedakan nasihat dengan keras dan tegas. Simak contoh berikut.
Anda ingin anak pulang ke rumah sebelum jam 6 sore, Anda lalu menyampaikan dengan kalimat “Nak, kamu boleh bermain tapi sebelum jam 6 sore harus pulang, ya!”
Jika saat itu anak menolak dengan menawarkan kompromi, misalnya dengan berkata “Enggak, aku mau mainnya sampai jam 7!”
Saat itu, Anda harus tegas dan tidak terpengaruh, misalnya dengan berkata “Itu sudah aturan dari Mama ya Sayang, kamu harus nurut apa kata Mama ya”.
Ini adalah contoh kalimat yang lembut tapi tetap tegas. Tidak perlu membentak, ketika Anda teguh pada aturan, si kecil akan paham bahwa ia tidak boleh melanggar.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar