backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

5 Cara Mengatasi Kebiasaan Anak Suka Bohong

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 09/01/2023

    5 Cara Mengatasi Kebiasaan Anak Suka Bohong

    Berbohong termasuk perilaku buruk yang sebaiknya dihindari oleh anak-anak. Berbohong juga cenderung akan menjerumuskan anak pada perilaku buruk lainnya. Lantas, bagaimana cara tepat bagi orangtua untuk mengatasi anak yang suka bohong?

    Apa penyebab anak suka bohong?

    menghukum anak berbohong

    Ada beberapa alasan yang menyebabkan kenapa anak suka bohong. Berikut beberapa di antaranya.

    • Menutupi sesuatu agar ia tidak diomeli atau mendapat masalah.
    • Ingin melihat bagaimana Anda akan merespons hapa yang dikatakan oleh anak.
    • Membuat cerita menjadi lebih seru.
    • Melakukan percobaan, misalnya dengan berpura-pura sesuatu yang terjadi dalam sebuah cerita adalah nyata.
    • Mendapatkan perhatian atau membuat dirinya terdengar lebih baik.
    • Mendapatkan sesuatu yang anak inginkan.
    • Menghindari menyakiti perasaan orang lain (white lies).

    Dilansir dari Raising Children, anak umumnya sudah mulai mengerti berbohong dan melakukannya sejak usia dini, yaitu sekitar usia 3 tahun.

    Pada tahun tersebut, anak mulai memahami bahwa ia bisa menyembunyikan sesuatu dari orang lain dengan cara berbohong.

    Anak biasanya akan lebih suka berbohong saat memasuki usia 4—6 tahun.

    Di usia ini, anak bahkan juga sudah bisa berkata bohong disertai bahasa tubuh tertentu agar lebih meyakinkan, mulai dari ekspresi wajah hingga nada suaranya.

    Seiring dengan bertambahnya usia, anak mungkin akan terus belajar untuk berbohong dengan labih baik tanpa ketahuan.

    Kebohongan yang dikatakan juga bisa semakin rumit karena anak sudah mengetahui lebih banyak kosakata dan memahami lebih banyak hal.

    Jika hal ini kerap dilakukan si Kecil, Anda sebaiknya tahu dan lakukan cara mengatasi anak yang suka bohong.

    Cara tepat mengatasi kebiasaan anak suka bohong

    menakut-nakuti anak

    Ada banyak alasan yang membuat anak berbohong. Fase ini wajar terjadi selama masa tumbuh kembangnya.

    Namun, bukan berarti Anda jadi membiarkan anak suka bohong. Tanpa didikan yang tepat, berbohong bisa menjadi kebiasaan buruk yang akan terus melekat hingga ia beranjak dewasa.

    Agar anak berhenti melakukan kebiasaan buruk ini, berikut cara mengatasi anak suka bohong yang bisa Ana coba. 

    1. Mulailah dari diri sendiri

    Pernah mendengar peribahasa berbunyi “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya?” Peribahasa ini sedikit mencerminkan bagaimana anak bertumbuh kembang di bawah pengawasan orangtua.

    Anak kecil akan belajar dengan cara meniru apa yang dilakukan orangtuanya sebagai orang terdekat anak.

    Jika orangtua terbiasa berkata jujur di rumah, anak juga lama-lama akan mengikuti kebiasaan tersebut.

    Jadi, meski Anda sebelumnya mungkin suka berbohong demi kebaikan (white lies), sebaiknya hentikan kebiasaan ini di depan anak.

    Sebab apa pun alasannya, bohong tetaplah perilaku buruk yang tidak pantas dicontoh. Jadilah panutan yang baik bagi buah hati Anda.

    Ini salah satu cara mengatasi anak suka bohong agar tidak mengulangi perbuatannya.

    2. Jelaskan bedanya kebohongan dan kejujuran

    Anak-anak belum paham betul apa yang dimaksud dengan berkata jujur karena mereka masih suka menggunakan imajinasinya untuk bercerita.

    Supaya si Kecil tahu mana yang nyata dan tidak, Anda perlu menjelaskan perbedaan antara kejujuran dengan kebohongan.

    Ini juga bertujuan sebagai cara melatih anak untuk jujur sejak dini dan mengatasi anak yang suka bohong.

    Bantu untuk mengarahkan dan melatih imajinasi anak agar ia bisa membedakan apakah cerita itu adalah harapan atau kenyataan.

    3. Beri tahu dampak buruk dari berbohong

    Beri tahu anak bahwa berbohong adalah perilaku buruk yang tidak patut dilakukan, terutama untuk menghindar dari hukuman.

    Sebagai contoh, Anda bisa bertanya kepada anak bagaimana perasaannya jika ia tahu ibu telah berbohong kepadanya.

    Selain itu, Anda juga bisa berikan contoh keburukan yang dialami seseorang akibat berbohong.

    4. Beri hadiah jika ia berkata jujur

    Setelah menjadi contoh yang baik dan menjelaskan tentang buruknya berkata bohong, sekarang waktunya untuk membicarakan konsekuensi dari berbohong dalam kehidupan sehari-hari.

    Tegaskan kebiasaan berbohong bisa membuat orang lain jadi tidak mempercayai anak dan membuat ia jadi tidak disukai.

    Sebagai cara mengatasi anak suka bohong dan agar mulai membiasakan ia berkata jujur, Anda bisa ajak anak untuk bicara sesuai dengan keadaannya.

    Buat peraturan berupa hukuman jika anak ketahuan berbohong. Selanjutnya, untuk mendorong anak agar berkata jujur beri apresiasi berupa pujian atau hadiah.

    5. Berikan respons yang tidak menghakimi

    Penting untuk tidak langsung menghakimi anak saat ia bercerita kepada Anda. Respons yang menghakimi bisa membuat anak lebih terdorong untuk berbohong agar bisa menghindari situasi yang tidak ia inginkan.

    Sebagai contoh, jika Anda melihat ada susu yag tumpah, jangan langsung bertanya kepada anak apakah ia yang menumpahkannya. Hal ini bisa membuat anak lebih ingin berkata bohong.

    Untuk menghindari hal tersebut, Anda cukup katakan “Wah, ada susu yang tumpah. Ayo bersihkan bersama Ibu!”

    Selain respons tersebut, hindari memarahi atau menghukum anak saat ia berbohong. Anda juga bisa mendorong anak untuk mengakui kebohongan tanpa harus marah.

    Salah satunya dengan pura-pura percaya dengan apa yang dikatakan oleh anak.

    Misalnya, jika anak berkata “Bukan aku, tapi bonekaku yang memecahkan gelas itu,” Anda bisa bertanya kepada anak, “Kenapa ya boneka pecahkan gelasnya?”

    Anda bisa terus berpura-pura hingga anak mau mengakui sendiri kebohongannya.

    Namun, saat anak sudah mengetahui kebohongannya, jangan lupa untuk beritahu anak bahwa berbobong bukan perilaku yang baik dan harus dihindari.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 09/01/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan