Jika Anda membayangkan masa kecil dulu, permainan apa yang sering Anda mainkan? Mulai dari layang-layang, congklak, bola bekel, kelereng, hingga pletokan, yaitu tembakan dari bilah bambu, pasti salah satunya pernah Anda mainkan. Beda dengan sekarang, si kecil cenderung lebih suka bermain gadget dibanding mainan anak tradisional. Sebenarnya, di antara permainan beda generasi tersebut manakah yang manfaatnya lebih baik untuk anak? Yuk, cari jawabannya berikut ini.
Apa itu permainan tradisional dan permainan modern?
Anak-anak memang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan bermain. Namun jangan salah, melalui aktivitas inilah mereka mempelajari banyak hal dan mengembangkan diri. Permainan anak cukup beragam, mulai dari permainan tradisional hingga modern.
Menurut Bishop dan Curtis (2001) permainan tradisional merupakan permainan yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya yang mengandung nilai positif dan kebaikan. Pada permainan ini terdapat aturan-aturan yang fleksibel, yaitu dapat diubah sesuai dengan kebutuhan.
Sayangnya, permainan ini mulai tergeser dengan permainan pada teknologi-teknologi canggih yang memungkinkan anak-anak tidak perlu keluar rumah. Ya, permainan modern biasanya dimainkan melalui gadget, seperti ponsel pintar, komputer, atau pun tablet.
Plus minus permainan tradisional dan modern
Setiap jenis permainan pasti memiliki keunggulan dan manfaat masing-masing. Namun, Anda perlu mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan antara mainan anak tradisional dengan gadget.
Menurut Eichberg (2005) permainan tradisonal hampir sama dengan olahraga. Bila Anda perhatikan, sebagian besar permainan anak di luar rumah memang mengharuskan tubuh anak bergerak dan berkeringat. Efeknya tidak berbeda jauh dengan olahraga.
Selain meningkatkan aktivitas anak, permainan tradisional juga memungkin terjalinnya komunikasi antara anak dengan teman-teman sebayanya. Ini meningkatkan perbendaharaan kata yang dimiliki anak dan memperluas lingkaran pertemanan anak. Manfaat lain dari mainan anak tradisional, antara lain:
1. Mengasah kreativitas anak
Beberapa permainan tradisional membutuhkan media, misalnya memakai batu sebagai penanda. Jika tidak ada batu, anak bisa menggunakan benda lainnya, seperti pecahan genting. Biasanya garis pembatas untuk permainan dampu yang ada di taman diwarnai dengan cat. Namun, jika tidak tersedia, anak dapat menggunakan kapur untuk membuat garis pembatas.
2. Membangun karakter dan perkembangan kognitif anak
Permainan tradisional mengharuskan anak mengikuti aturan, bekerja sama dengan temannya, menerima kekalahan, dan membuat strategi untuk mengalahkan lawan.
3. Meningkatkan kemampuan motorik
Permainan dampu mengasah keseimbangan tubuh anak, sementara permainan bola bekel dapat meningkatkan kemampuan motorik anak dalam menangkap bola dan mengambil biji bekel.
Meski manfaatnya sangat banyak, jenis permainan ini juga tetap berisiko. Anak mungkin saja terjatuh dan terluka memainkan permainan ini. Bahkan, anak yang terlalu antusias bermain kadang lupa dengan rasa lelah. Akibatnya, tubuhnya bisa akan kelelahan dan terasa pegal-pegal.
Lantas, bagaimana dengan permainan modern yang ada di gadget? Ada banyak pilihan permainan yang ada di gadget, misalnya mengasah kemampuan otak, kejelian mata, meningkatkan kemampuan pada bidang tertentu. Permainan tersebut bisa meningkatkan kognitif anak.
Sayangnya, jenis permainan ini bisa membuat anak kecanduan. Akibatnya, ia akan malas bermain di luar. Tidak ada interaksi dan komunikasi yang terjalin antara anak dengan teman di lingkungan rumahnya. Selain itu, kesehatan fisik juga mengancam anak yang sudah kecanduan game, seperti nyeri tubuh, obesitas, masalah penglihatan, dan lambatnya kemampuan anak untuk berbicara.
Apakah mainan anak tradisional jauh lebih bermanfaat?
Jika dibandingkan manfaatnya, mainan anak tradisional memang lebih sedikit menimbulkan dampak negatif. Namun, tidak menutup kemungkinan jika permainan ini juga bisa membuat si kecil tidak betah berada di rumah.
Jadi, baik permaianan tradisional maupun modern, Anda dan pasangan perlu mengawasinya. Seperti, membuat batasan waktu anak bermain dan keamanannya saat bermain.
[embed-health-tool-vaccination-tool]