Apakah Anda pernah khawatir dengan kemampuan dan kecerdasan anak Anda? Jika ya, mungkin Anda perlu waspada dengan kondisi disabilitas intelektual. Kondisi ini termasuk salah satu penyebab anak mengalami keterlambatan perkembangan kemampuan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Apakah Anda pernah khawatir dengan kemampuan dan kecerdasan anak Anda? Jika ya, mungkin Anda perlu waspada dengan kondisi disabilitas intelektual. Kondisi ini termasuk salah satu penyebab anak mengalami keterlambatan perkembangan kemampuan.
Untuk lebih jelasnya, ketahui berbagai gejala atau ciri disabilitas intelektual di bawah ini agar Anda lebih waspada.
Disabilitas intelektual (intellectual disability) adalah kondisi yang ditandai dengan keterbatasan dalam fungsi intelektual dan adaptif seseorang. Kondisi ini kerap disebut dengan tunagrahita.
Anak dengan intellectual disability mungkin mengalami kesulitan dalam memahami, belajar, dan melakukan tugas sehari-hari.
Penting untuk dicatat bahwa disabilitas intelektual bukanlah tanda kurangnya usaha atau motivasi dari anak.
Faktor-faktor genetik, lingkungan, atau kejadian selama masa perkembangan dapat berperan dalam munculnya intellectual disability pada anak.
Selain itu, gangguan tumbuh kembang ini juga dapat memiliki tingkat keparahan yang bervariasi dari ringan hingga berat.
Anak dengan intellectual disability mungkin memerlukan dukungan khusus, seperti layanan pendidikan khusus, pelatihan kehidupan mandiri, atau dukungan sosial, tergantung pada tingkat keparahan dan kebutuhan individu tersebut.
Pendekatan yang inklusif dan dukungan yang tepat dapat membantu meningkatkan kualitas hidup anak dengan disabilitas intelektual serta membantu mereka mencapai potensi maksimal yang dapat dicapai.
Disabilitas intelektual dapat memiliki berbagai gejala atau ciri-ciri. Gejalanya pun dapat bervariasi dari ringan hingga berat.
Berikut adalah beberapa ciri umum disabilitas intelektual pada anak.
Anak dengan disabilitas intelektual mungkin mengalami keterlambatan dalam mencapai tahap perkembangan (developmental milestones), seperti keterampilan motorik halus dan kasar.
Keterlambatan ini bisa terjadi dalam berbagai tingkat keparahan, tergantung pada kondisi tertentu setiap anak.
Intellectual disability mungkin menyebabkan anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik halus, seperti menggerakkan jari untuk menulis, menggambar, atau menggunakan alat-alat kecil.
Sementara itu, keterlambatan dalam keterampilan motorik kasar bisa mencakup kesulitan dalam berjalan, berlari, atau berpartisipasi dalam kegiatan fisik (seperti olahraga).
Disabilitas intelektual dapat memengaruhi kemampuan anak untuk memahami, mengingat, dan menggunakan informasi dalam situasi kehidupan sehari-hari.
Anak dengan intellectual disability mungkin mengalami gangguan belajar dan kesulitan dalam memahami informasi yang diajarkan di kelas.
Selain itu, proses mengingat informasi yang dimiliki anak mungkin lambat atau terbatas.
Akibatnya, anak bisa kesulitan dalam mempertahankan informasi jangka panjang dan menggunakan pengetahuan secara konsisten.
Keterbatasan dalam keterampilan sosial akibat intellectual disability dapat mencakup berbagai aspek yang memengaruhi kemampuan individu untuk berinteraksi, berkomunikasi, dan membentuk hubungan dengan orang lain.
Anak dengan intellectual disability mungkin menghadapi kesulitan dalam memahami ekspresi wajah, gerakan tubuh, atau bahasa tubuh, yang dapat mempersulit pembacaan situasi sosial.
Selain sulit memahami orang lain, anak mungkin juga bisa kesulitan dalam mengungkapkan perasaan atau pikirannya sendiri dengan jelas dan efektif karena mengalami hambatan dalam menggunakan bahasa atau kosakata yang tepat.
Pemahaman konsep-konsep abstrak atau kompleks juga dapat menjadi tugas yang sulit bagi anak dengan intellectual disability.
Kesulitan ini bisa menyebabkan anak tidak mampu mengerti hal-hal yang tidak terkait langsung dengan pengalaman nyata.
Akibatnya, anak akan kesulitan dalam memahami dan menggunakan simbol atau representasi, seperti simbol matematika atau lambang abstrak lainnya.
Namun demikian, anak mungkin lebih nyaman dan terampil dalam memahami hal-hal yang konkret dan dapat dilihat secara langsung.
Fungsi adaptif mencakup kemampuan seseorang untuk melakukan tugas-tugas sehari-hari dan beradaptasi dengan lingkungan.
Anak dengan disabilitas intelektual mungkin mengalami keterbatasan dalam fungsi adaptif yang dapat memengaruhi kemampuan anak untuk mandiri.
Akibatnya, anak bisa kesulitan dalam melakukan tugas sehari-hari yang diperlukan untuk mandiri, seperti berpakaian, makan, atau membersihkan diri.
Kesulitan dalam memecahkan masalah adalah salah satu ciri yang dapat terkait dengan disabilitas intelektual.
Proses pemecahan masalah melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menemukan solusi terhadap masalah atau tantangan yang dihadapi.
Anak dengan intellectual disability bisa mengalami keterbatasan kemampuan untuk memproses informasi dengan cepat atau efisien.
Hal ini mungkin membuat anak memerlukan lebih banyak waktu untuk memahami dan menanggapi informasi yang kompleks.
Penting untuk diingat bahwa gejala atau ciri disabilitas intelektual dapat bervariasi antaranak.
Diagnosis disabilitas intelektual sebaiknya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berpengalaman, seperti psikolog atau ahli terkait, yang dapat melakukan penilaian komprehensif terhadap kemampuan intelektual dan adaptif anak.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Carla Pramudita Susanto
General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar