Menahan buang air kecil itu tidak baik untuk kesehatan. Dalam waktu 24 jam, frekuensi kencing yang normal untuk orang dewasa sehat adalah 6—8 kali. Lalu, bagaimana dengan anak-anak? Berapa kali frekuensi kencing dalam sehari yang normal untuk anak kecil? Normalkah jika anak kencing terus?
Berapa kali normal frekuensi kencing anak?
Frekuensi pipis setiap orang dalam sehari bisa berbeda satu dengan yang lainnya, termasuk juga anak-anak.
Biasanya, semakin besar usianya, anak cenderung lebih jarang pipis ketimbang sewaktu ia masih bayi atau balita.
Hal ini terkait dengan semakin membesarnya kantung kemih seiring bertambahnya usia.
Lantas, berapa kali bayi atau anak pipis dalam sehari? Dilansir dari American Academy of Pediatrics, secara normal urine akan dikeluarkan bayi setiap jam atau setiap tiga jam sekali.
Dengan kata lain, pipis bayi yang normal yakni sebanyak 4 sampai 6 kali dalam sehari. Namun, bila cuaca sedang panas, frekuensi pipis si Kecil dapat berkurang hingga setengahnya.
Misal saat cuaca normal, anak kecil biasanya pipis 6 kali sehari, sedangkan saat panas mungkin hanya pipis sebanyak 2 atau 3 kali sehari.
Hal itu dikarenakan, saat cuaca panas biasanya anak kecil akan mudah berkeringat. Selain pipis, mengeluarkan keringat merupakan cara lain untuk mengeluarkan sisa cairan dari dalam tubuh.
Sementara itu, jumlah dan jenis minuman yang dikonsumsi si Kecil juga memengaruhi frekuensi pipis yang meningkat.
Semakin banyak jumlah air yang diminum, tentu semakin banyak urine yang diproduksi.
Selain air putih, beberapa jenis makanan atau minuman dapat membuat frekuensi kencing anak naik dalam satu hari.
Misalnya, makan buah-buahan sitrus (jeruk, lemon, jeruk bali) dan tomat, baik dalam bentuk buah segar maupun jusnya serta minuman bersoda. Stres juga bisa membuat anak sering kencing.
Meski begitu, ayah dan ibu tidak perlu khawatir karena kondisi tersebut terbilang normal. Anda cukup memastikan bila asupan ASI atau susu formula si Kecil tetap lancar.
Bagaimana warna kencing anak yang normal?
Mengutip Healthy Children, warna pipis bayi normal berkisar dari kuning pucat hingga kuning tua. Semakin gelap warna urine, maka ada kemungkinan anak Anda mengalami dehidrasi.
Sementara itu, kencing yang berubah warna menjadi merah atau merah muda mungkin terdapat darah dalam urine.
Kondisi tersebut bisa saja terjadi pada anak-anak dan umumnya disebabkan oleh gagal ginjal, infeksi saluran kemih (ISK), penyakit ginjal, atau iritasi pada lapisan saluran kemih.
Seperti halnya kasus gagal ginjal akut pada anak yang tengah menjadi perhatian. Gejala khas kasus ini termasuk warna kencing anak yang berwarna gelap atau kecokelatan.
Jika Anda menyadari si Kecil memiliki tanda-tanda tersebut, terlebih memiliki bau yang menyengat, maka segera bantu penuhi kebutuhan cairan anak Anda agar tidak dehidrasi.
Berapa normalnya volume kencing anak?
Kisaran normal volume urine yang perlu dikeluarkan anak dalam kurun waktu 24 jam adalah 800 hingga 2.000 mililiter per hari dengan asupan cairan normal sekitar 2 liter per hari.
Dilansir dari situs Publication Official De La Association Espanola De Pediatria De Atencion Primaria, terdapat kelompok umur volume pipis yang telah dibedakan sebagai berikut.
- Bayi: 750 ml/24 jam pada bayi,
- Anak-anak usia kurang dari 5 tahun: 1000 ml/24 jam,
- Anak-anak usia 5 hingga 10 tahun: 1500 ml/24 jam, dan
- Usia lebih dari 10 tahun: 2000 ml/24 jam.
Sebaliknya, bila volume urine yang dikeluaran anak kurang dari 0,5 ml/kg/jam, maka akan meningkatkan risko supersaturasi urine yang sangat tinggi.
Oleh karena itu, pastikan anak Anda memiliki asupan cairan yang cukup. Asupan air sebanyak 1,5 sampai 2 l/m2 per hari biasanya cukup untuk mencapai volume keluaran urine yang direkomendasikan.
Meskipun jumlah tersebut dapat berubah tergantung pada keadaan masing-masing anak dan harus ditingkatkan bila si Kecil kehilangan lebih banyak cairan atau mengalami dehidrasi.
Pemenuhan kebutuhan cairan anak bisa didapatkan sekitar 80% dari total asupan air, sedangkan 20% sisanya berasal dari sumber makanan padat.
Cara mengatasi bila anak sering kencing
Permasalahan sering kencing yang dialami oleh anak kecil biasanya dapat diatasi atau berhenti seiring dengan berjalannya waktu dan menggunakan obat-obatan.
Dalam kasus seperti ISK, anak Anda mungkin memerlukan obat antibiotik.
Namun, pada kondisi lain seperti diabetes, si Kecil memerlukan kunjungan ke dokter spesialis untuk membantu mengatasinya.
Apabila dokter telah mendiagnosis Anda dengan sindrom kandung kemih terlalu aktif, maka melakukan terapi fisik dasar panggul dapat membantu tanpa konsumsi obat-obatan untuk mengontrol kandung kemih.
Kendati begitu, ada beberapa perubahan gaya hidup dan cara non-obat untuk mengatasi anak sering kencing, di antaranya.
- Menghindari minum apa pun beberapa saat sebelum tidur.
- Membatasi jumlah konsumsi minuman yang mengandung kafein.
- Melakukan latihan atau aktivitas fisik lain untuk membangun kekuatan di dasar panggul.
Jika Anda ragu, konsultasikanlah terlebih dahulu dengan dokter tentang pilihan pengobatan untuk mengatasi sering kencing pada anak.
Kapan harus pergi ke dokter?
Berbagai faktor di atas dapat menyebabkan anak kencing terus. Meski demikian, hal-hal di atas sebenarnya tidak membahayakan.
Bolak-balik pipis biasanya berlangsung hanya 1—3 hari dan selebihnya akan kembali normal.
Hal yang harus lebih diwaspadai adalah jika anak pipis terus hingga lebih dari 10 kali dalam satu hari. Ini mungkin menandakan gejala infeksi saluran kencing.
Apalagi jika ia terus-terusan pipis tapi tidak dibarengi dengan konsumsi cairan yang sama banyaknya. Lebih baik segera periksakan ke dokter.
Sama halnya Anda juga harus waspada jika anak jarang pipis. Frekuensi buang air kecil yang lebih jarang dari biasanya mungkin menandakan si kecil sedang dehidrasi.
Dehidrasi juga bisa dideteksi dari warna air kencing anak. Bila warnanya kuning pekat, maka anak Anda memang mengalami dehidrasi.
Kondisi kekurangan cairan ini biasanya bisa disebabkan oleh gangguan kesehatan lainnya, seperti kondisi diare, gejala mual dan muntah, atau sedang mengalami penyakit infeksi tertentu.
Segera periksakan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut, khususnya bila frekuensi kencing anak jauh berkurang atau bahkan tidak kencing sama sekali.
[embed-health-tool-vaccination-tool]