Banyak stereotipe mengenai anak tunggal yang berkembang di masyarakat, termasuk sifat egois dan manja. Padahal, karakter anak bergantung pada bagaimana cara orangtua mendidik dan membentuk si Kecil. Agar si anak tunggal bisa lebih mandiri walaupun tidak memiliki saudara kandung, tips yang akan dibahas dalam artikel ini mungkin dapat membantu. Yuk, simak ulasan seputar anak tunggal!
Apa fakta anak tunggal?
Anak tunggal adalah anak yang tumbuh sendirian tidak memiliki saudara kandung. Ya, mereka juga sering disebut sebagai anak satu-satunya atau semata wayang di dalam keluarga.
Keluarga dengan hanya memiliki satu anak memang telah tumbuh sekitar tahun 1960. Hal ini mungkin disebabkan oleh biaya hidup yang meningkat, pilihan pribadi, atau wanita hamil di usia yang lebih tua.
Sementara itu, stigma mengenai anak tanpa saudara kandung cenderung ada dan telah berkembang di masyarakat. Masyarakat kerap memberikan respons negatif saat menggambarkan sosok anak satu-satunya ini.
Bahkan, dalam jurnal HHS Public Access, dikatakan jika dibandingkan dengan anak yang tumbuh dengan saudara kandung, seorang anak tunggal cenderung memiliki aktivitas sosial yang jauh lebih jarang.
Fakta anak tunggal lainnya tergambar dalam gagasan “Menjadi Andak Tunggal adalah Penyakit itu Sendiri” yang populer di Tiongkok.
Disitu disebutkan bahwa anak tanpa saudara kandung cenderung dimanjakan oleh orangtua dan kakek-neneknya.
Tentu, kondisi tersebut dapat menghasilkan sifat anak tunggal yang negatif, seperti ketergantungan, egois, dan tidak peduli terhadap sesama.
Selain itu, karena si Kecil tidak memiliki saudara kandung untuk berinteraksi, mereka lebih mungkin tidak memiliki kecerdasan interpersonal yang baik untuk memiliki hubungan yang baik dengan teman sebayanya.
Maka tak heran, bila masyarakat di Tiongkok biasa menyebut anak tunggal sebagai kaisar kecil.
Bagaimana sifat anak tunggal?
Kendati begitu, tidak semua anak yang tidak memiliki saudara kandung harus mengembangkan kepribadian yang sama.
Bahkan, para ahli melaporkan bahwa ada juga anak tunggal yang memiliki sifat yang sangat positif. Berikut adalah beberapa sifat anak tunggal yang perlu Anda ketahui.
1. Keyakinan dan harga diri
Mengutip New Kids-Center, terdapat bukti bahwa anak tunggal cenderung memiliki harga diri yang lebih tinggi daripada anak dengan saudara kandung.
Pasalnya, perhatian lebih yang diterimanya dari orangtua dan keluarga sebenarnya membuat si Kecil merasa lebih yakin dengan diri sendiri.
Selain itu, kasih sayang dari orangtuanya juga dapat mengembangkan rasa harga diri yang sangat kuat.
2. Tertutup
Anak tanpa saudara kandung biasanya akan menjadi pribadi yang introvert atau tertutup. Ini karena mungkin ia tidak tau rasanya harus berbagi kamar, mainan, dan hal-hal lainnya `dengan anak lain.
Si Kecil cenderung memiliki privasi dan ruang pribadi yang lebih tinggi daripada anak-anak lain yang memiliki saudara kandung.
3. Mandiri
Hanya anak tunggal yang menunjukkan tingkat kemandirian yang lebih tinggi karena tidak memiliki saudara kandung untuk bergantung.
Meskipun si Kecil sering bersosialisasi atau menghadiri play-date dengan teman sebayanya, tapi ia cenderung lebih mandiri dari anak-anak lainnya.
Pasalnya, ia tetap harus belajar tentang bagaimana caranya menghibur dan menjadi diri mereka sendiri, meskipun ada teman yang menemani.
4. Suka menyendiri
Anak yang tidak memiliki saudara kandung cenderung lebih suka menyendiri. Sifat anak tunggal yang satu ini mungkin tidak sehat bagi mereka karena dapat menghambat tumbuh kembangnya.
Mereka mungkin akan mengalami kesulitan mengembangkan hubungan interpersonal dan membawanya hingga dewasa.
Dalam hal ini, memberikan izin bagi si Kecil untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan teman-temannya akan membantu mengembangkan keterampilan sosial dan koneksi dengan orang lain.
Cara mendidik dan membesarkan anak tunggal
Agar si Kecil kelak tidak memiliki sifat sesuai stereotipe yang negatif, berikut beberapa tips mendidiknya yang mungkin Anda butuhkan.
1. Ajak dan dorong anak untuk bersosialisasi
Diketahui anak tunggal cenderung memiliki kemampuan bersosialisasi yang lebih rendah dibandingkan anak lain dengan usia sebayanya yang memiliki saudara kandung.
Namun, bukan berarti ia ditakdirkan menjadi orang yang sulit bersosialisasi.
Oleh karena itu, ajak anak untuk mengikuti berbagai kegiatan sosial untuk mendorongnya berinteraksi dengan teman sebaya sejak dini.
Cara mendidik si Kecil ini dapat membantu mengatasi kekosongan akibat tidak memiliki saudara kandung.
2. Jangan terlalu mengekang anak
Orang tua yang memiliki banyak anak cenderung lebih santai atau tidak terlalu mengekang anak. Hal ini dikarenakan fokus dalam mendidik anak tak hanya tertuju pada satu orang saja.
Lakukan juga hal ini pada anak tunggal agar ia dapat lebih mandiri dan lebih mengenali dirinya sendiri.
Orangtua perlu memberikan ruang dan kebebasan pada anak untuk mempelajari berbagai hal tanpa selalu mendapat bantuan.
3. Mendidik anak agar mandiri
Bersosialisasi memang penting, tapi terkadang psikologi anak tunggal rentan mengalami peer pressure atau tekanan pada teman sebaya.
Menurut Susan Newman, penulis dari buku “The Case for the Only Child,” anak tunggal lebih sering mencari pengakuan sosial dan kesempatan untuk berbaur sehingga anak lebih rentan mengalami peer pressure.
Jadi, coba ajarkan anak dalam mengatur waktu untuk diri sendiri dan bersosialisasi. Bantu si Kecil untuk mengerti nilai dari perbedaan dan tidak harus selalu menjadi bagian dari sebuah lingkup sosial.
4. Cari passion atau kesukaan anak
Memperkenalkan berbagai aktivitas fisik atau kegiatan memungkinkan Anda untuk mengetahui potensi dan kesukaan anak, sekaligus menambah kemampuan untuk bersosialisasi juga.
Selain itu, anak juga dapat belajar untuk memuaskan diri sendiri yang bermanfaat bagi pertumbuhan, terutama mungkin pada anak tanpa saudara kandung.
5. Berhenti untuk ikut campur dalam segala hal
Semua orang tua pasti ingin selalu menjaga dan melindungi anak.
Namun, salah satu cara mendidik adalah dengan membiarkan anak untuk menyelesaikan sebuah konflik tanpa campur tangan orang tua, terutama pada anak satu-satunya.
Dengan kata lain, Anda tidak perlu selalu melakukan tindakan ketika menyadari bahwa si kecil sedang bermasalah, contohnya seperti berkelahi dengan teman sekolah.
Anda tentu perlu memberikan nasihat mengenai hal tersebut tetapi tidak terlibat lebih jauh lagi.
Sebisa mungkin, biarkan anak untuk menyelesaikan konflik tanpa bantuan, karena ketika ia dewasa, orang tua tidak akan selalu ada untuk membantu.
Kesimpulan
Tips dalam mendidik tersebut dapat membantu Anda membangun karakter anak dan menyanggah stereotipe dari sifat anak tunggal yang cukup umum. Penting untuk dipahami bahwa karakter setiap anak berbeda-beda dan tidak bergantung pada seberapa banyak saudara yang ia miliki.
[embed-health-tool-vaccination-tool]