Hingga saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit HIV. Namun, pasien tetap harus minum obat guna mengendalikan virus dan menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. Salah satu obat yang sering diresepkan oleh dokter adalah lamivudin dan zidovudin.
Golongan obat: antivirus
Merk dagang: Duviral
Apa itu obat lamivudin dan zidovudin?
Lamivudin dan zidovudin merupakan obat kombinasi yang digunakan dalam terapi infeksi HIV (human immunodeficiency virus). Obat ini bekerja dengan mengurangi jumlah HIV dalam darah.
Kombinasi obat ini tidak akan menyembuhkan penyakit HIV, tapi konsumsinya dapat mengurangi kemungkinan penyakit berkembang menjadi AIDS dan penyakit terkait lainnya seperti infeksi serius atau kanker. Selain itu, obat juga dapat menjaga kualitas hidup pasien.
Obat ini juga tidak dapat mencegah terjadinya penularan virus HIV ke orang lain. Jadi, pastikan Anda melakukan hubungan seks dengan pengaman agar tidak menularkan virusnya.
Dosis lamivudin dan zidovudin
Biasanya setiap tablet mengandung lamivudin sebanyak 150 mg dan zidovudin sebanyak 300 miligram. Dosis mungkin dapat berbeda-beda pada setiap pasien tergantung dengan kondisinya. Namun, obat ini dapat diberikan dalam dosis seperti di bawah ini.
- Dewasa dan anak-anak dengan berat di atas 30 kg: 1 tablet diminum sebanyak dua kali sehari.
- Anak-anak dengan berat 14-21 kg: setengah tablet, diminum sebanyak dua kali sehari.
- Anak-anak dengan berat 22-30 kg: minum setengah tablet di pagi hari, lalu satu tablet di malam hari, atau setengah tablet dua kali sehari.
Aturan pakai obat lamivudin dan zidovudin
Minumlah obat lamivudin dan zidovudin sesuai dengan arahan dokter dan sesuai petunjuk pada label. Jangan mengganti dosis obat menjadi lebih banyak atau lebih sedikit dari yang disarankan.
Obat bisa langsung ditelan dengan bantuan air. Obat juga bisa diminum dengan atau tanpa makanan. Ketika menjalani pengobatan, usahakan selalu minum obat pada jam yang sama setiap hari agar obat bisa bekerja secara efektif.
Anda harus minum obat selama durasi yang telah ditentukan. Jangan hentikan pengobatan tanpa sepengetahuan dokter, meskipun Anda telah merasa lebih sehat. Menghentikan pengobatan secara tiba-tiba dapat membuat infeksi jadi tak terkendali dan sulit ditangani.
Bila Anda melewatkan satu dosis, segera minum obat ketika Anda ingat. Namun bila ini terjadi saat waktu minum obat sudah mendekati dosis selanjutnya, maka lewati dosis yang sudah terlewat dan minum dosis selanjutnya seperti biasa. Jangan menggandakan dosis dalam keadaan apapun.
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan. Jauhkan dari paparan cahaya langsung dan tempat yang lembap. Obat tidak boleh disimpan di kamar mandi atau dibekukan.
Efek samping obat lamivudin dan zidovudin
Konsumsi obat lamivudin dan zidovudin mungkin dapat membuat Anda merasa pusing. Maka dari itu, Anda sebaiknya tidak melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan yang tinggi, misalnya mengemudi kendaraan.
Beberapa efek samping ringan yang juga dapat terjadi termasuk:
- sakit kepala,
- sulit tidur,
- demam,
- batuk,
- pilek,
- mual,
- muntah,
- sakit perut,
- diare,
- rambut rontok,
- nyeri otot dan sendi, serta
- kelelahan.
Ada pula beberapa efek samping yang memerlukan bantuan medis segera. Berbagai efek samping ini meliputi:
- sakit perut yang diikuti dengan mual dan muntah, denyut jantung meningkat, dan pernapasan cepat,
- kulit dan mata menguning,
- mati rasa, kesemutan, dan nyeri di lengan atau kaki,
- kenaikan berat badan yang tidak biasa,
- kemunculan lemak berlebih di sekitar leher,
- pembesaran payudara, serta
- demam, menggigil, batuk terus-menerus, sulit bernapas, atau sakit tenggorokan.
Bila Anda merasakan salah satu dari efek samping tersebut, atau bila ada efek samping yang tidak kunjung menghilang, segera cari pertolongan ke rumah sakit.
Peringatan dan perhatian saat pakai lamivudin dan zidovudin
Konsumsi obat ini tidak dianjurkan bagi Anda yang memiliki alergi obat terhadap salah satu dari lamivudin dan zidovudin atau bahan lainnya yang terkandung dalam obat.
Beri tahu dokter bila Anda memiliki kondisi medis lainnya seperti penyakit ginjal atau penyakit pankreas. Informasi ini sangatlah penting untuk menghindari terjadinya efek samping atau komplikasi. Dokter mungkin nantinya akan menyesuaikan dosis atau mengganti terapi dengan obat lainnya.
Lamivudin dan zidovudin juga dapat menyebabkan masalah serius pada organ hati. Beri tahu dokter bila Anda memiliki penyakit hati, terutama hepatitis B.
Selain itu, sistem kekebalan tubuh Anda mungkin akan melemah setelah menggunakan obat ini, alhasil Anda jadi lebih rentan terhadap infeksi. Agar kondisi tubuh tetap terjaga, hindari berkumpul di tempat yang ramai atau menghabiskan waktu dengan orang yang sedang sakit untuk mengurangi risiko tertular infeksi.
Obat ini juga berpotensi menimbulkan asidosis laktat, yaitu penumpukan asam laktat yang berbahaya dalam darah. Umumnya, kondisi ini lebih rentan terjadi pada orang-orang yang memiliki penyakit lain, mengonsumsi obat HIV dalam jangka panjang, atau perempuan.
Setelah menjalani terapi dengan obat lamivudin dan zidovudin, Anda masih harus menjalani tes darah secara berkala. Tes darah membantu dokter dalam memantau kondisi Anda dan memastikan bahwa jumlah darah normal.
Apakah obat lamivudin dan zidovudin aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Pada dasarnya, pasien yang memiliki HIV harus menjalani pengobatan untuk mengendalikan infeksi, termasuk bila pasien sedang hamil. Sebab, HIV dapat ditularkan ke bayi bila virus tidak dikendalikan selama kehamilan. Namun untuk keamanannya, konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan obat.
Jika bayi lahir tanpa HIV, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat tidak menyarankan ibu untuk menyusui bayinya. Sebab, masih ada kemungkinan penularan virus melalui ASI. Pengobatan juga harus tetap berlangsung.
Interaksi obat lamivudin dan zidovudin dengan obat lain
Interaksi obat dapat mengganggu kerja obat atau meningkatkan risiko munculnya efek samping. Berikut adalah interaksi lamivudin dan zidovudin dengan obat lain beserta efeknya.
- Obat HIV lainnya seperti metricitabine: dapat menimbulkan resistensi silang virus terhadap obat.
- Kombinasi zidovudin dan ribavirin: menimbulkan perburukan gejala anemia.
- Obat-obatan nefrotoksik (merusak ginjal): misalnya dapson dan primetamin, dapat meningkatkan efek samping lamivudin.
- Obat stavudin atau doksorubisin: menimbulkan efek antagonis pada zidovudin, membuat fungsi obat jadi menurun atau bahkan menghilang.
Bila ingin mendapatkan informasi lebih lanjut, hubungi dokter dan apoteker di rumah sakit.
[embed-health-tool-bmi]