backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Rivaroksaban (Rivaroxaban)

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 27/07/2022

Rivaroksaban (Rivaroxaban)

Rivaroxaban termasuk ke dalam golongan obat antikoagulan yang berfungsi untuk mengurangi penggumpalan darah, terutama yang terbentuk pada pembuluh darah vena.

Golongan obat: antikoagulan penghambat faktor Xa

Merek dagang rivaroxaban: Nostrok, Rixaban, Rivarox, Rivaroxaban, Xarerlto

Apa itu rivaroksaban?

Rivaroksaban (rivaroxaban) adalah obat yang digunakan untuk mengobati maupun mencegah tromboemboli vena, yakni kondisi pembentukan gumpalan darah pada pembuluh darah vena.

Tromboemboli vena (venous thromboembolism/VTE) ini mencakup dua kondisi, yaitu trombosis vena dalam (deep vein thrombosis/DVT) dan emboli paru.

Golongan obat antikoagulan ini bekerja dengan cara menghambat kerja faktor Xa pada proses pembekuan darah. Dengan begitu, komplikasi akibat gumpalan darah bisa dicegah.

Rivaroxaban juga digunakan untuk mencegah stroke pada orang dengan fibrilasi atrium. Obat ini bisa dikombinasikan dengan aspirin untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

Sebagai obat keras, obat rivaroksaban harus Anda gunakan berdasarkan resep dan di bawah pengawasan dokter ahli yang menangani kondisi ini. 

Dosis rivaroxaban

Obat antikoagulan

Rivaroksaban tersedia dalam sediaan berupa tablet salut selaput 10 mg, 15 mg, dan 20 mg untuk diminum melalui mulut. 

Dosis obat ini akan ditentukan berdasarkan penyakit yang diobati, usia, dan kondisi kesehatan pasien. Berikut ini aturan dosis rivaroxaban yang perlu Anda perhatikan.

Trombosis vena dalam (DVT) dan emboli paru

Dosis awal untuk trombosis vena dalam (DVT) dam emboli paru yang dianjurkan ialah 15 mg dua kali sehari selama 21 hari atau tiga minggu pertama. 

Setelahnya, dosis pemeliharaan 20 mg sekali dapat dilakukan sehari selama sisa pengobatan.

Untuk mencegah kekambuhan, pasien diberikan dosis 10 mg sekali sehari selama enam bulan setelah pengobatan selesai atau 20 mg sekali sehari pada pasien berisiko kambuh tinggi.

Pencegahan tromboemboli vena pasca-operasi panggul dan lutut

Dosis awal untuk mencegah penggumpalan darah setelah operasi penggantian panggul dan lutut yang dianjurkan ialah 10 mg sekali sehari mulai 6–10 jam pascaoperasi.

Obat akan diberikan selama 35 hari untuk operasi panggul dan 12 hari untuk operasi lutut.

Dosis untuk mencegah stroke dan emboli sistemik pada fibrilasi atrium

Dosis untuk mengurangi risiko stroke dan emboli sistemik pada pasien dengan fibrilasi atrium nonvalvular yang dianjurkan ialah 20 mg sekali sehari, diminum setelah makan malam.

Dosis untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular

Dosis untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular yang dianjurkan ialah 2,5 mg dua kali sehari yang dikombinasikan dengan aspirin sebanyak 75–100 mg sekali sehari.

Kombinasi obat ini membantu mengurangi risiko gangguan kardiovaskular, seperti stroke dan serangan jantung, pada pasien dengan penyakit arteri koroner atau perifer.

Selalu konsultasikan tentang dosis obat rivaroksaban dengan dokter, terlebih bila Anda memiliki gangguan ginjal dan hati yang membutuhkan penyesuaian dosis. 

Pasien disarankan untuk berhati-hati dan memperhatikan efek samping yang mungkin terjadi.

Dosis rivaroxaban pada anak-anak dan remaja

Penggunaan rivaroksaban tidak dianjurkan untuk orang berusia di bawah 18 tahun. Tidak ada informasi yang cukup tentang penggunaannya pada anak-anak dan remaja.

Aturan pakai rivaroxaban

Ikuti anjuran dokter atau apoteker selama Anda menggunakan obat rivaroksaban. Minumlah obat ini sesuai dosis yang telah diresepkan atau tertulis pada label kemasan produk.

Rivaroxaban tersedia dalam sediaan tablet salut selaput yang diminum sekali atau dua kali sehari selama jangka waktu tertentu sesuai arahan dokter Anda. 

Obat bisa ditelan secara utuh dengan bantuan air. Jika pasien kesulitan menelan obat utuh, tablet dapat dihancurkan dan dilarutkan dalam segelas air dan langsung diminum.

Anda bisa minum obat sebelum atau sesudah makan. Minumlah pada waktu yang sama setiap hari agar konsentrasinya konstan dalam darah. Dengan begitu, kinerja obat akan lebih optimal.

Jangan meminum obat lebih banyak atau sedikit dari yang diresepkan. Berhati-hatilah untuk tidak melewatkan dosis dan berhenti minum obat tanpa anjuran dokter.

Konsultasikanlah dengan dokter atau apoteker Anda untuk memperoleh saran penggunaan obat rivaroksaban yang benar dan aman.

Efek samping rivaroxaban

perdarahan dalam

Umumnya, penggunaan obat rivaroksaban bisa menyebabkan perdarahan. Adapun efek samping dari obat antikoagulan ini antara lain:

  • mudah memar atau berdarah, seperti mimisan, gusi berdarah, dan menstruasi berat,
  • perdarahan yang sulit berhenti saat kulit terluka,
  • tekanan darah rendah yang memicu sakit kepala, pusing, dan rasa ingin pingsan,
  • kulit pucat, sesak napas, hingga kelemahan akibat sel darah merah berkurang,
  • urine merah atau berdarah (hematuria),
  • feses berdarah atau lembek, dan
  • batuk atau muntah darah.

Segera hubungi dokter bila timbul reaksi alergi setelah minum obat, seperti kesulitan bernapas, penyempitan tenggorokan, gatal-gatal, serta pembengkakan pada bibir, lidah, atau wajah,

Tidak semua orang mengalami efek samping tersebut. Selain itu, mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan dalam daftar di atas. 

Jika memiliki kekhawatiran terhadap efek samping tertentu, lebih baik konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda.

Peringatan dan perhatian saat pakai obat rivaroksaban

Rivaroksaban bisa meningkatkan risiko perdarahan sehingga Anda perlu menghindari luka maupun cedera selama menggunakan obat ini.

Pada pasien fibrilasi atrium yang minum obat untuk mencegah stroke, risiko pembuluh darah tersumbat akan lebih besar saat Anda berhenti melakukan pengobatan.

Selalu minum obat ini meski Anda merasa sehat dan jangan berhenti minum obat rivaroxaban tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Sebelum memperoleh obat ini, beri tahukan dokter bila Anda mengalami kondisi-kondisi berikut ini.

  • Menunjukkan reaksi alergi terhadap rivaroksaban atau kandungan lain di dalamnya.
  • Memiliki penyakit atau kondisi yang meningkatkan risiko perdarahan, seperti gangguan ginjal dan hati, cedera otak, maupun operasi dalam waktu dekat.
  • Mengalami sindrom antifosfolipid, yakni salah satu jenis penyakit autoimun yang menyebabkan peningkatan risiko pembekuan darah.
  • Menggunakan obat resep, obat nonresep, vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal.
  • Sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui saat memakai obat.

Obat tablet ini tidak memerlukan kondisi penyimpanan khusus. Rivaroxaban baik disimpan pada suhu ruangan dan jauh dari paparan sinar matahari langsung.

Perhatikan instruksi penyimpanan dan tanggal kedaluwarsa pada kemasan produk. Jauhkan obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Apakah obat rivaroksaban aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Anda tidak boleh mengonsumsi obat ini bila sedang hamil atau berencana untuk hamil kecuali dokter merekomendasikannya.

Rivaroxaban dapat masuk ke dalam ASI dalam jumlah sangat sedikit dan kemungkinan tidak menimbulkan efek samping pada bayi Anda.

Dokter bisa saja memperbolehkan Anda minum obat ini saat menyusui. Namun, tetap perhatikan ada-tidaknya efek pada bayi, misalnya bayi tidak mau menyusu seperti biasanya.

Selalu konsultasikan dengan dokter untuk menilai manfaat dan risiko dari penggunaan rivaroxaban.

Kehamilan dan obat rivaroxaban

Selalu gunakan alat kontrasepsi seperti kondom untuk mencegah kehamilan selama minum rivaroksaban. Jika Anda hamil saat minum obat ini, segera beri tahu dokter untuk menentukan langkah perawatan selanjutnya.

Interaksi obat rivaroksaban dengan obat lain

Rivaroxaban bisa mengubah cara kerja obat lain atau memengaruhi efek pengobatan yang sedang Anda lakukan bila digunakan bersamaan.

Beberapa obat yang mungkin menimbulkan interaksi dengan rivaroksaban yakni:

  • flukonazol,
  • eritromisin,
  • ritonavir,
  • warfarin,
  • klaritromisin,
  • enoksaparin,
  • itrakonazol,
  • klopidrogel, dan
  • asam asetilsalisilat.

Selain daftar tersebut, masih ada obat-obatan lain yang dapat berinteraksi dan mungkin belum tercantum pada daftar di atas.

Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terkait semua produk yang sedang Anda gunakan, termasuk obat resep, nonresep, vitamin, dan produk herbal.

Hal ini penting untuk menghindari efek samping yang mungkin terjadi akibat penggunan obat secara bersamaan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 27/07/2022

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan