Untuk meredakan dan melegakan hidung tersumbat karena flu dan pilek, dokter pada umumnya akan meresepkan obat phenylephrine. Sebelum menggunakannya, simak terlebih dahulu dosis, aturan pakai, dan efek samping dari obat ini.
Golongan obat: dekongestan, midriatik
Merek dagang phenylephrine: Bodrex Flu & Batuk, Contrexyn Flu, Komix OBH, Mixagrip Flu, Panadol Flu & Batuk, Procold Flu, Cendo Efrisel 10%
Apa itu obat phenylephrine?
Phenylephrine (fenilefrin) adalah obat yang digunakan untuk meredakan hidung tersumbat yang disebabkan oleh batuk pilek, flu, sinusitis, atau reaksi alergi.
Obat ini tidak dapat mengobati penyebab hidung tersumbat. Oleh sebab itu, fenilefrin umumnya dikombinasikan dengan obat lain, seperti paracetamol dan dextromethorphan.
Phenylephrine hydrochloride (phenylephrine HCl) untuk mengatasi hidung tersebut termasuk ke dalam golongan obat yang disebut dekongestan.
Obat oral ini bekerja dengan cara meredakan pembengkakan pembuluh darah pada hidung. Hal ini akan membuat saluran pernapasan terbuka dan Anda bisa bernapas lebih lega.
Fenilefrin HCl juga tersedia dalam bentuk injeksi yang digunakan untuk meningkatkan tekanan darah pada orang dewasa dengan hipotensi (tekanan darah rendah) ringan hingga parah.
Selain itu, obat ini juga tersedia dalam bentuk tetes mata untuk mengatasi gangguan mata dan melebarkan pupil sebelum pemeriksaan atau operasi mata.
Dosis phenylephrine
Phenylephrine oral tersedia dalam bentuk tablet atau sirop yang hadir dengan kombinasi obat lain, sedangkan obat phenylephrine tetes mata hanya hadir dalam sediaan tunggal.
Berikut ini adalah gambaran dosis pemberian obat dikutip dari laman MIMS Indonesia sesuai dengan sediaan dan tujuan penggunaannya.
1. Meredakan hidung tersumbat
- Dewasa: 10 mg setiap empat jam sesuai kebutuhan, bisa dikonsumsi hingga tujuh hari. Dosis maksimal 60 mg per hari.
- Anak-anak ≥12 tahun: sama dengan dosis dewasa.
2. Mengatasi hipotensi
- Dewasa (ringan/sedang): sebagai larutan 1%, berikan 2–5 mg lewat suntikan subkutan (SC) atau intramuskular (IM), yang dapat dilanjutkan 1–10 mg sekitar 15 menit setelah dosis pertama; sebagai alternatif, 100–500 mcg larutan 1% diberikan lewat suntikan intravena (IV) lambat yang bisa diulang setiap 15 menit bila diperlukan.
- Dewasa (parah): sebagai larutan 1%, berikan 180 mcg/menit lewat infus, lalu sesuaikan menjadi 30–60 mcg/menit sesuai respons pasien.
3. Mengatasi gangguan mata
- Dewasa: sebagai tetes mata 2,5% atau 10%, berikan 1 tetes ke setiap mata sekali atau tiga kali sehari. Dosis maksimal 3 tetes per mata.
- Anak-anak: sebagai tetes mata 2,5%, berikan 1 tetes ke setiap mata sekali atau tiga kali sehari. Dosis maksimal 3 tetes per mata.
4. Melebarkan pupil sebelum pemeriksaan dan operasi mata
- Dewasa: sebagai tetes mata 2,5% atau 10%, berikan 1 tetes ke setiap mata sebelum prosedur dan 1 tetes anestesi lokal dapat diberikan beberapa menit sebelum dosis phenylephrine. Ulangi dosis hanya sekali setelah minimal satu jam bila diperlukan. Dosis maksimal 3 tetes per mata.
- Anak-anak: sebagai tetes mata 2,5%, berikan 1 tetes ke setiap mata sebelum prosedur. Dosis maksimal 3 tetes per mata.
Aturan pakai phenylephrine
Penting untuk mengikuti aturan pakai obat dari dokter atau apoteker dan membaca label pada kemasan sebelum menggunakan obat ini.
Phenylephrine HCl dalam bentuk injeksi digunakan untuk meningkatkan tekanan darah pada orang dewasa yang mengalami hipotensi, seperti akibat syok septik atau efek anestesi.
Sediaan obat ini pada umumnya hanya diberikan di rumah sakit oleh dokter atau tenaga medis.
Phenylephrine tetes mata dapat digunakan sebelum prosedur pemeriksaan atau operasi mata. Dokter akan menentukan konsentrasi obat yang tepat sesuai usia dan kondisi pasien.
Obat tetes mata ini mungkin diresepkan untuk mengobati gangguan mata tertentu. Perhatikan langkah-langkah berikut saat menggunakan obat tetes mata.
- Cuci tangan Anda secara menyeluruh dengan sabun dan air.
- Lepaskan tutup botol dan pastikan untuk tidak menyentuh ujung penetes (dropper).
- Dongakkan kepala Anda ke atas, lalu tarik perlahan kelopak mata bawah dengan jari telunjuk hingga membentuk kantong kecil.
- Letakkan dropper dekat permukaan mata dan teteskan obat fenilefrin secara perlahan.
- Segera tutup mata dan pijat dengan lembut area di sekitar mata selama 2–3 menit.
- Ulangi langkah yang sama untuk mata lainnya bila diperlukan.
- Pasang dan kencangkan tutup botol setelah selesai digunakan, lalu cuci kembali tangan Anda untuk menghilangkan sisa obat yang menempel.
Sementara itu, phenylephrine oral dalam bentuk tablet atau sirop bisa diminum sesudah makan. Minum obat pada waktu yang sama setiap hari untuk memperoleh manfaat maksimal.
Obat tablet diminum secara utuh tanpa dibelah, dikunyah, maupun dihancurkan. Sementara itu, obat sirop harus diminun menggunakan sendok takar agar tepat dosisnya.
Minumlah obat sesuai aturan pakai atau resep dari dokter. Jangan menggandakan dosis untuk mencegah munculnya efek samping obat yang berbahaya.
Apabila gejala Anda tidak membaik dalam beberapa hari, hentikan penggunaan phenylephrine dan hubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Efek samping phenylephrine
Sama seperti obat-obatan lain, fenilefrin juga dapat menimbulkan efek samping seperti berikut.
Efek samping ringan
Beberapa efek samping phenylephrine oral yang cukup umum terjadi, meliputi:
- pusing,
- sakit kepala,
- gangguan tidur (insomnia),
- penurunan nafsu makan,
- perasaan gugup dan gelisah,
- kecemasan, dan
- selalu merasa kelelahan.
Pemberian fenilefrin HCl dalam sediaan suntik mungkin menimbulkan efek samping berupa:
- nyeri dada,
- sesak napas,
- telinga terasa berdenyut,
- pusing dan sakit kepala,
- mual atau muntah,
- berkeringat, dan
- sakit pada bahu, lengan, rahang, dan leher.
Sementara itu, phenylephrine tetes mata bisa menimbulkan efek samping ringan, seperti:
Efek samping serius
Segera hubungi dokter bila Anda mengalami efek samping serius setelah konsumsi phenylephrine oral, seperti:
- reaksi alergi parah (syok anafilaksis),
- detak jantung cepat atau tidak teratur,
- tekanan darah meningkat,
- kejang, dan
- perubahan suasana hati yang parah.
Phenylephrine tetes mata juga bisa memicu efek samping serius, seperti peningkatan tekanan pada mata hingga kehilangan penglihatan.
Tidak semua orang mengalami efek samping setelah menggunakan obat ini. Mungkin terdapat beberapa efek samping yang tidak disebutkan dalam daftar di atas.
Apabila Anda memiliki kekhawatiran tentang efek samping tertentu dari obat ini, konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat fenilefrin
Sebelum menggunakan phenylephrine, pastikan Anda telah memahami kegunaan dan efek dari obat ini. Beri tahu dokter bila Anda pernah atau sedang mengalami kondisi berikut ini.
- Mengalami reaksi alergi terhadap obat fenilefrin atau kandungan lain dalam obat ini.
- Memiliki riwayat tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, kesulitan buang air kecil karena pembesaran kelenjar prostat, atau gangguan tiroid.
- Hendak menjalani prosedur operasi, termasuk operasi gigi.
- Menggunakan obat resep, obat nonresep, vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal.
- Sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui saat memakai obat.
Obat ini tidak perlu kondisi penyimpanan khusus. Simpan obat dalam ruangan dengan suhu di bawah 30°C dan jauhkan dari jangkauan anak-anak maupun hewan peliharaan.
Jangan menyiram obat ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau sudah tidak diperlukan lagi.
Apakah obat fenilefrin aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Belum ada penelitian yang memadai tentang keamanan penggunaan obat phenylephrine, baik oral atau tetes mata, selama masa kehamilan dan menyusui.
Sejumlah bukti menunjukkan bahwa obat oral berisiko memicu keguguran. Fenilefrin oral dapat menyebabkan tekanan darah tinggi yang berbahaya bagi ibu dan janin.
Jika Anda sedang hamil dan perlu minum dekongestan, berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan obat pilek ibu hamil yang lebih aman, seperti pseudoephedrine atau guaifenesin.
Sementara itu, obat fenilefrin tetes mata dianggap lebih aman selama kehamilan dan menyusui.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat ini, terutama bila Anda mengidap hipertensi atau penyakit jantung.
Interaksi fenilefrin dengan obat lain
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang serius.
Berikut ini adalah beberapa interaksi berbahaya yang dapat timbul dari penggunaan fenilefrin dengan obat-obatan lainnya.
- Meningkatkan risiko hipertensi dan hipertermia yang fatal bila digunakan bersama dengan obat monoamine oxidase inhibitor (MAOI).
- Meningkatkan risiko aritmia bila digunakan bersama dengan quinidine dan obat glikosida jantung.
- Menyebabkan efek obat yang berlawanan (antagonis) bila digunakan bersama dengan phentolamine, amiodarone, dan chlorpromazine.
Daftar di atas tidak menjelaskan semua kemungkinan interaksi obat. Catat semua produk yang Anda gunakan, termasuk obat resep, obat nonresep, vitamin, suplemen, dan produk herbal.
Pastikan Anda juga memberi tahu dokter atau apoteker tentang riwayat medis Anda untuk meminimalisasi risiko efek samping yang ditimbulkan.
Kesimpulan
- Phenylephrine hydrochloride (phenylephrine HCl) terdiri dari bentuk oral dan tetes mata.
- Obat oral digunakan untuk meredakan hidung tersumbat akibat pilek, flu, dan alergi.
- Sementara itu, obat tetes mata digunakan untuk mengobati gangguan mata tertentu dan melebarkan pupil sebelum pemeriksaan atau operasi mata.
- Phenylephrine sebaiknya tidak digunakan pada pengidap tekanan darah tinggi, penyakit jantung, atau masalah tiroid.
- Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui manfaat dan risiko dari penggunaan obat ini.
[embed-health-tool-bmi]