backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Clobazam

Ditinjau secara medis oleh Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Farm · Farmasi · None


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 07/09/2023

Clobazam

Salah satu cara untuk mengatasi kejang karena epilepsi ialah dengan pemberian obat clobazam.

Namun, Anda hanya bisa mendapatkan klobazam dengan resep dokter. Obat ini tidak bisa digunakan dengan sembarangan demi menghindari efek samping yang tidak diinginkan.

Golongan obat: benzodiazepin

Merek dagang clobazam: Asabium, Clofritis, Clobazam, Proclozam, Frisum, dan Anxibloc.

Apa itu clobazam?

Clobazam (klobazam) adalah obat yang digunakan untuk mengendalikan kejang epilepsi dan mengatasi gangguan kecemasan.

Obat ini termasuk ke dalam golongan benzodiazepin yang bekerja dengan cara memberikan efek sedatif atau menenangkan.

Cara kerjanya adalah meningkatkan efek dari gamma-aminobutyric acid (GABA), yaitu salah satu senyawa di dalam otak yang membuat otak menjadi lebih tenang.

Dosis klobazam

cetirizine obat gatal

Clobazam termasuk dalam jenis obat keras yang penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter.

Dosis yang dilansir dari laman Electronic Medicines Compendium berikut hanyalah gambaran secara umum. Jika dokter Anda memberikan dosis yang berbeda, selalu ikuti anjuran dari dokter.

Kejang atau epilepsi

  • Dewasa: dosis awal 20–30 mg per hari, dapat diminum satu kali pada malam hari atau dibagi menjadi dua dosis. Dosis dapat ditingkatkan hingga 60 mg per hari.
  • Anak-anak (di atas 2 tahun): dosis awal 5 mg atau 0,1 mg per kg berat badan, dapat diminum satu kali pada malam hari atau dibagi menjadi dua dosis.
  • Anak-anak (6 bulan–2 tahun): 0,1 mg/kg/hari, dibagi menjadi dua dosis dalam satu hari.

Gangguan kecemasan

  • Dewasa: dosis awal 20–30 mg per hari, dapat diminum satu kali pada malam hari atau dibagi menjadi beberapa dosis. Dosis mungkin ditingkatkan hingga 60 mg per hari.
  • Lansia: 10–20 mg per hari.

Penggunaan klobazam untuk mengatasi gangguan kecemasan pada anak-anak tidak dianjurkan. Konsultasikan dengan dokter jika Anda membutuhkannya.

Klobazam biasanya hanya digunakan selama 2–4 minggu. Setelah itu, dokter akan kembali memeriksa kondisi Anda untuk memutuskan apakah penggunaan obat perlu dilanjutkan atau tidak.

Aturan pakai clobazam

Jika Anda kesulitan untuk menelan clobazam secara utuh, Anda bisa menggerus obat dan mencampurkannya dengan sedikit air.

Obat ini bisa diminum sebelum atau sesudah makan. Pastikan Anda minum obat pada waktu yang sama setiap harinya agar efek terapi tercapai.

Jangan pernah menggunakan klobazam melebihi atau kurang dari resep yang telah diberikan dokter.

Apabila Anda melewatkan satu dosis obat, segera lanjutkan minum obat jika jadwal konsumsi obat berikutnya masih jauh.

Namun, apabila sudah berdekatan, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya untuk mencegah overdosis obat.

Penggunaan klobazam tidak bisa dihentikan secara tiba-tiba. Hal tersebut dikhawatirkan bisa menimbulkan efek putus obat dan menyebabkan gangguan kecemasan yang lebih parah, kejang, hingga halusinasi.

Dokter Anda akan membantu menghentikan pemakaian obat ini secara bertahap.

Efek samping klobazam

dosis clobazam

Sama seperti penggunaan obat pada umumnya, klobazam juga mungkin memberikan efek samping bagi penggunanya.

Berikut adalah efek samping yang sering ditemukan dari penggunaan obat ini.

  • Merasa lelah, lemah, atau mudah marah.
  • Nafsu makan menurun.
  • Mual.
  • Banyak mengeluarkan air liur.
  • Sembelit.
  • Kesulitan tidur atau insomnia.
  • Demam ringan.
  • Batuk.

Jika kondisi di atas tidak juga membaik atau muncul efek samping obat seperti berikut, segera periksa ke dokter.

  • Merasa cemas.
  • Tidak bisa membedakan mana yang nyata dan tidak.
  • Kehilangan keseimbangan.
  • Muncul rasa ingin menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
  • Kulit ruam, gatal, mengelupas, atau melepuh.

Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan obat untuk setiap orang mungkin berbeda, termasuk yang tidak tertulis di atas.

Segera ke dokter jika Anda merasa tidak nyaman setelah mengonsumsi obat ini.

Peringatan dan perhatian saat pakai obat clobazam

Sebelum menerima obat dari dokter, pastikan Anda sudah memberitahukan riwayat kesehatan Anda, termasuk obat-obatan yang sedang Anda konsumsi.

Berikut merupakan beberapa kondisi kesehatan yang mungkin menjadi pertimbangan dokter sebelum meresepkan obat.

  • Myasthenia gravis atau melemahnya otot tubuh karena gangguan saraf.
  • Masalah pada hati, jantung, dan pernapasan.
  • Ketergantungan alkohol.
  • Gangguan pada keseimbangan dan koordinasi tubuh.
  • Depresi.
  • Sleep apnea.
  • Delusi.

Selain itu, pastikan bahwa Anda tidak memiliki alergi clobazam atau kandungan lain di dalamnya. Dokter Anda mungkin meresepkan obat lain jika Anda merasakan gejala alergi.

Simpan klobazam pada suhu kamar (25–25°C). Hindari menyimpan obat di tempat yang lembap atau terkena sinar matahari secara langsung. Selain itu, jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

Buang obat sesuai dengan petunjuk dokter atau apoteker. Jangan pernah membuangnya ke toilet atau saluran pembuangan kecuali memang diinstruksikan demikian.

Jangan pernah merokok atau minum alkohol saat menggunakan obat. Kombinasi keduanya bisa menyebabkan adanya interaksi yang tidak diinginkan.

Apakah obat clobazam aman untuk ibu hamil?

Perubahan kulit pada ibu hamil

Hanya dokter yang dapat mempertimbangkan manfaat dan risiko klobazam untuk memutuskan keamanan penggunaannya pada ibu hamil dan menyusui.

Pasalnya, obat ini termasuk dalam kategori C dalam daftar Food and Drug Administratuon (FDA). Artinya, studi terhadap hewan menunjukkan adanya risiko pada janin.

Seperti obat-obatan golongan benzodiazepin pada umumnya, obat ini juga bisa meresap ke dalam ASI sehingga tidak boleh diberikan pada ibu menyusui.

Sampaikan juga pada dokter jika Anda hamil atau merencanakan kehamilan saat menggunakan klobazam.

Interaksi klobazam dengan obat lain

Berikut adalah beberapa jenis obat yang mungkin dapat berinteraksi dengan klobazam.

  • Stiripentol, phenytoin, carbamazepine, atau obat lainnya untuk epilepsi.
  • Trazodone, fluvoxamine, paroxetine, atau obat lainnya untuk depresi.
  • Clozapine, chlorpromazine, haloperidol, atau obat lainnya untuk gangguan mental.
  • Obat-obatan yang mengandung codeine, dihydrocodeine, atau morfin.
  • Obat dan produk yang mengandung cannabidiol.
  • Zolpidem untuk obat tidur.
  • Obat golongan opioid.
  • Antihistamin untuk membantu tidur.
  • Obat penenang.
  • Baclofen.
  • Cimetidine.
  • Omeprazole.
  • Ticlopidine.
  • Fluconazole.
  • Dextromethorphan.
  • Nebivolol.

Beberapa obat sebaiknya tidak digunakan secara bersamaan karena bisa meningkatkan risiko efek samping atau menurunkan efektivitas satu sama lain.

Penggunaan clobazam dengan obat golongan opioid bahkan bisa menyebabkan kematian.

Oleh karena itu, selalu sampaikan pada dokter terkait obat-obatan yang sedang Anda gunakan, termasuk obat tanpa nonresep, obat herbal, dan suplemen.

Semua tentang clobazam

  • Digunakan untuk mengatasi kejangdan gangguan kecemasan.
  • Tersedia dalam bentuk tablet yang boleh dihancurkan.
  • Tidak disarankan untuk digunakan ibu hamil dan menyusui.
  • Termasuk dalam golongan obat keras sehingga tidak bisa digunakan tanpa resep dokter.
  • Penggunaan obat tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Farm

Farmasi · None


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 07/09/2023

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan