Cincin vagina adalah sejenis alat berbentuk cincin yang fleksibel yang dimasukkan ke dalam vagina. Alat ini mengandung hormon yang bertujuan untuk mencegah kehamilan. Apakah penggunaan vaginal ring aman? Bagaimana cara pakainya? Adakah efek samping yang mungkin terjadi? Untuk lebih jelasnya simak artikel berikut.
Golongan obat: Alat kontrasepsi hormonal
Merek dagang: Mirena, NuvaRing
Apa itu cincin vagina?
Vaginal ring adalah salah satu alat kontrasepsi berbentuk lingkaran yang terbuat dari plastik bebas lateks yang mengandung hormon estrogen dan progesteron.
Alat ini sudah lolos uji FDA (Food and Drug Association) untuk digunakan pada wanita. Namun, Anda perlu meminta persetujuan dokter atau tenaga medis lainnya sebelum menggunakannya.
Untuk saat ini (sampai artikel ini ditayangkan), produk cincin vagina yang mengandung hormon, termasuk merek Mirena dan NuvaRing, belum tersedia di Indonesia.
Di Indonesia sendiri, alat kontrasepsi yang mengandung obat hormonal yang dimasukkan ke dalam vagina hanya berupa IUD dengan merek dagang Mirena.
Apa fungsi cincin vagina?
Melansir Mayo Clinic, fungsi vaginal ring mirip dengan pil KB yaitu untuk mencegah kehamilan dengan cara melepaskan hormon ke dalam tubuh.
Selama dipakai, hormon progesteron dan estrogen yang terkandung di dalam cincin tersebut dilepaskan ke dalam tubuh.
Hormon-hormon yang terdapat pada cincin tersebut juga berfungsi untuk hal berikut.
- Mencegah indung telur untuk menghasilkan sel telur (ovulasi).
- Menebalkan mukosa serviks (leher rahim) sehingga sperma sulit mencapai telur.
- Menipiskan lapisan dinding rahim (endometrium) untuk mencegah perlekatan telur yang berhasil dibuahi.
Bagaimana aturan pemakaian cincin vagina?
Alat ini perlu dimasukkan ke dalam vagina dan dibiarkan berada di sana selama minimal 3 minggu berturut-turut.
Selama terpasang, hormon yang dilepaskan ke dalam tubuh dapat mencegah terjadinya kehamilan dan menstruasi.
Setelah 3 minggu, Anda dapat melepaskan cincin tersebut dan membiarkan tubuh mengalami menstruasi.
Hormon-hormon yang terkandung dalam alat ini sebenarnya dapat bertahan selama 5 minggu.
Oleh sebab itu, bila ingin menunda haid sedikit lebih lama, Anda bisa melepasnya setelah 5 minggu, kemudian membiarkan tubuh mengalami menstruasi selama 1 minggu.
Setelah menstruasi selesai, Anda bisa memasang kembali vaginal ring yang baru. Disarankan agar jadwal melepas dan memasang alat yang baru tepat di hari yang sama.
Misalnya bila Anda melepas vaginal ring di hari Sabtu, sebaiknya memasang alat yang baru di hari Sabtu pula pada pekan berikutnya.
Lalu setelah 3 minggu, 4 minggu, atau 5 minggu pemakaian, lepaskan alat tersebut di hari Sabtu juga.
Dosis cincin vagina
Pada dasarnya tidak ada dosis khusus untuk alat kontrasepsi ini. Setiap produk sudah mengandung hormon yang kadarnya disesuaikan dengan masa penggunaannya.
Melansir situs FDA, terdapat dua jenis cincin vagina.
- Mengandung kadar hormon yang dapat bertahan sampai 5 minggu.
- Mengandung kadar hormon yang dapat bertahan sampai 1 tahun.
Untuk jenis yang hanya bertahan sampai 5 minggu, Anda perlu mengganti dengan alat yang baru setelah melepaskannya.
Sementara untuk jenis yang bisa bertahan sampai 1 tahun, Anda tidak perlu mengganti setelah melepaskannya. Cukup mencuci dan menyimpannya, lalu alat ini bisa dipakai kembali 1 minggu kemudian.
Apakah cincin vagina menimbulkan efek samping?
Secara umum, alat ini cukup nyaman digunakan. Namun, pada orang tertentu mungkin akan mengalami efek samping seperti:
- keluar darah atau flek dari vagina,
- iritasi atau infeksi vagina,
- sakit kepala,
- mual,
- depresi,
- gairah seks menurun,
- payudara melunak,
- nyeri pada area perut, dan
- diare.
Selain itu, alat ini dapat meningkatkan risiko gangguan pembekuan darah, serangan jantung, stroke, kanker hati, penyakit kantung empedu, dan toxic shock syndrome.
Segeralah memeriksakan diri ke dokter terdekat bila Anda mengalami gejala-gejala seperti:
- nyeri pada kaki terus menerus,
- susah bernapas secara tiba-tiba,
- nyeri dada dan merasa tertekan,
- sakit kepala yang tidak biasa secara tiba-tiba,
- lengan atau kaki lunglai atau mati rasa,
- sulit berbicara,
- vagina berbau tidak sedap atau terasa gatal,
- tidak menstruasi selama 2 periode berturut-turut, atau
- mengalami tanda-tanda kehamilan.
Peringatan dan perhatian saat memakai cincin vagina
Pada umumnya menggunakan vaginal ring aman, tetapi tidak disarankan bila Anda mengalami kondisi-kondisi berikut ini.
- Merokok dan berusia di atas 35 tahun.
- Baru berhenti merokok dalam 1 tahun terakhir.
- Berat badan berlebih.
- Sensitif terhadap salah satu komponen alat tersebut.
- Sedang menjalani pengobatan hepatitis C.
- Mengonsumsi obat-obatan yang mungkin berinteraksi dengan alat ini.
- Telah melakukan operasi besar yang mengharuskan untuk tidak banyak bergerak.
- Tidak bisa menahan cincin agar tetap berada di dalam vagina.
Selain itu, alat ini tidak disarankan bila Anda mengalami masalah kesehatan berikut.
- Diabetes yang menimbulkan komplikasi terhadap pembuluh darah.
- Pernah mengalami penyakit akibat pembekuan darah.
- Memiliki riwayat penyakit kanker payudara atau kanker rahim dalam 5 tahun terakhir.
- Memiliki riwayat kanker hati atau penyakit pada hati lainnya.
- Pernah mengalami serangan jantung atau stroke.
- Mengalami migrain yang menyebabkan pandangan mengabur (aura)
- Berusia di atas 35 tahun dan mengalami migrain.
- Mengalami tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.
- Mengalami perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya.
Sebelum menggunakan cincin vagina, sebaiknya berkonsultasi ke dokter. Sampaikan pula bila Anda seorang perokok atau mengalami salah satu dari kondisi-kondisi berikut.
- Pernah mengalami toxic shock syndrome.
- Rentan mengalami iritasi vagina.
- Depresi.
- Mengidap penyakit kantung empedu atau penyakit jantung.
- Memiliki kadar kolesterol atau trigliserida yang tinggi.
- Memiliki tekanan darah tinggi.
[embed-health-tool-bmi]