Jika terdapat kanker yang berkembang pada bagian dalam kelenjar getah bening Anda, bisa jadi ini merupakan bagian dari penyakit limfoma sel mantel. Untuk mengobatinya, dokter biasanya akan meresepkan bortezomib dengan pertimbangan tertentu.
Golongan obat: inhibitor protease
Merek dagang bortezomib: Bortero, Velkade
Apa itu bortezomib?
Bortezomib adalah agen antineoplastik (obat kanker) yang digunakan untuk pengobatan multiple myeloma dan limfoma sel mantel.
Terapi ini dapat diberikan sebagai terapi tunggal atau dikombinasikan dengan obat lainnya. Obat yang sering dikombinasikan yaitu doksorubisin, thalidomide, melphalan, steroid (deksametason atau prednisolon), dan panobinostat.
Obat kanker ini bekerja dengan menghambat pertumbuhan sel kanker yang akhirnya akan dihancurkan oleh tubuh. Lebih tepatnya, bortezomib bekerja dengan menghambat kompleks enzim protease dalam sel.
Protease sendiri berperan dalam mengontrol jumlah protein yang mengatur pembelahan sel. Saat fungsi protease diganggu, akan terjadi kematian pada sel kanker atau disebut juga apoptosis.
Dosis dan sediaan bortezomib
Dosis penggunaan bortezomib akan berbeda-beda untuk setiap orang, tergantung pada kondisi kesehatannya masing-masing. Inilah dosis penggunaan bortezomib berdasarkan penyakitnya.
Multiple myeloma
Berikut dosis bortezomib untuk pasien yang belum mendapatkan pengobatan kanker lainnya.
- Kombinasi dengan melphalan dan prednison – dewasa: awalnya 1,3 mg/m2 secara intravena selama 3–5 detik pada hari ke-1, 4, 8, 11, 22, 25, 29, dan 32 dari siklus 42 hari selama 4 siklus. Setelah itu, 1,3 mg/m2 pada hari ke-1, 8, 22, dan 29 selama 5 siklus.
- Kombinasi dengan deksametason – dewasa: 1,3 mg/m2 secara intravena selama 3–5 detik pada hari ke-1, 4, 8, dan 11 dari siklus 21 hari selama 4 siklus.
- Kombinasi dengan deksametason dan thalidomide – dewasa: 1,3 mg/m2 secara intravena selama 3–5 detik pada hari ke-1, 4, 8, dan 11 dari siklus 28 hari selama 4 siklus.
Pemberian obat untuk pasien dengan kasus progresif dan telah menerima setidaknya satu kali terapi sebelumnya mengikuti aturan dosis berikut.
- Monoterapi – dewasa: 1,3 mg/m2 secara intravena selama 3–5 detik pada hari ke-1, 4, 8, dan 11 dari siklus 21 hari. Jika pasien menunjukkan respons baik terhadap pengobatan, cukup tambahkan 2 siklus saja tanpa harus diberikan 8 siklus tambahan.
- Kombinasi dengan doksorubisin – dewasa: 1,3 mg/m2 secara intravena selama 3–5 detik pada hari ke-1, 4, 8, dan 11 dari siklus 21 hari. Pasien yang merespons pengobatan diberikan 2 siklus, tetapi yang tidak akan menerima 8 siklus tambahan hingga pasien merespons pengobatan tersebut.
- Kombinasi dengan deksametason – dewasa: 1,3 mg/m2 secara intravena sselama 3–5 detik pada hari ke-1, 4, 8, dan 11 dari siklus 21 hari. Khusus pasien yang sudah stabil setelah menjalani 4 siklus bisa terus menerima kombinasi yang sama, tetapi hanya untuk maksimal 4 siklus tambahan.
Limfoma sel mantel
Untuk pasien yang sebelumnya tidak diobati dan tidak memenuhi syarat transplantasi sel punca hematopoietik, berikut aturan dosisnya.
- Kombinasi dengan rituximab, siklofosfamid, doxorubicin, dan prednison – dewasa: 1,3 mg/m2 secara subkutan atau intravena selama 3–5 detik pada hari ke-1, 4, 8, dan 22 dari siklus 21 hari selama 6 siklus. Tambahan 2 siklus dapat diterima oleh pasien yang menunjukkan respons pada siklus ke-6.
Aturan pakai bortezomib
Sebelum menerima pengobatan ini, dokter akan merekomendasikan Anda untuk melaksanakan tes darah terlebih dulu. Selain itu, pasien biasanya juga dianjurkan mengikuti tes fungsi hati dan ginjal.
Anda akan menerima bortezomib dari tenaga kesehatan terlatih dalam bentuk injeksi yang disuntikkan ke pembuluh darah (pada area lengan) atau ke bagian bawah kulit (biasanya pada perut atau paha).
Perlu diketahui, mungkin Anda merasakan perih atau nyeri tumpul setelah disuntikkan, tetapi umumnya tidak terlalu sakit. Kulit pada area suntikan bisa tampak memerah dan gatal untuk sementara waktu.
Efek samping bortezomib
Karena bortezomib juga dapat memengaruhi pertumbuhan sel tubuh yang normal, beberapa efek yang tidak diinginkan mungkin akan muncul.
Akan tetapi, Anda tidak perlu khawatir karena belum tentu semua efek samping berikut ini akan terjadi. Jika efek samping ternyata terjadi, Anda harus segera berkonsultasi kepada dokter.
Efek samping umum
Berikut Ini efek samping umum yang mungkin akan dialami oleh sebagian besar orang saat mendapatkan terapi bortezomib.
- Feses berwarna hitam dan lembek.
- Demam.
- Menggigil.
- Sembelit atau diare.
- Nafsu makan menurun.
- Kelelahan.
- Gusi berdarah.
- Darah dalam urine.
- Penglihatan kabur.
- Muncul rasa kesemutan.
- Nyeri pada dada.
- Badan panas dingin.
- Batuk.
- Kebingungan.
- Batuk menghasilkan lendir.
- Telinga tersumbat.
- Sesak napas.
Efek samping langka
Efek samping ini tidak akan dialami oleh semua orang. Namun, Anda tetap perlu mewaspadainya. Segeralah periksakan diri ke dokter bila Anda mengalami gejala berikut.
- Masalah jantung, seperti perubahan irama jantung.
- Darah menggumpal yang ditandai dengan nyeri, bengkak, dan kemerahan pada area gumpalan itu berada.
- Kesulitan berkonsentrasi.
- Kadar asam urat tinggi dalam darah.
- Cegukan.
- Rambut rontok.
- Kadar hormon tiroid bertambah tinggi atau justru rendah.
- Rasa sakit pada area suntikan.
- Reaksi alergi yang parah.
- Muncul kanker kedua beberapa tahun setelah pengobatan selesai.
Peringatan dan perhatian saat menggunakan obat
Saat memutuskan untuk mengonsumsi bortezomib, terdapat beberapa hal yang mesti dipertimbangkan, terutama risiko setelah terapi.
Masalah medis yang Anda alami dapat memengaruhi keberhasilan pengobatannya. Untuk itu, pastikan Anda memberi tahu dokter jika sedang atau memiliki riwayat kondisi di bawah ini.
- Gagal jantung kongestif.
- Dehidrasi.
- Diabetes.
- Hipotensi.
- Masalah saraf.
- Herpes zoster.
- Penyakit hati.
- Penyakit paru-paru (sindrom gangguan pernapasan akut, infiltrasi paru-paru, pneumonitis, hipertensi pulmonal).
Ketika menerima terapi ini, biasanya Anda akan diberikan obat untuk mencegah mual, muntah, atau diare. Di samping itu, penting juga bagi Anda untuk meminum cairan lebih banyak saat menggunakan obat ini supaya tidak mengalami dehidrasi.
Beri tahu dokter apabila Anda pernah mengalami reaksi yang tidak biasa atau alergi dengan bortezomib maupun obat lainnya. Begitu juga jika Anda memiliki alergi terhadap makanan, pewarna, pengawet, atau hewan.
Obat ini dapat meningkatkan risiko Anda mengalami masalah pada otak yang disebut sindrom ensefalopati reversibel posterior. Ini ditandai dengan rasa kantuk yang terlalu sering, kejang, sakit kepala, kebingungan, atau masalah penglihatan.
Diketahui bortezomib dapat menurunkan jumlah sel darah putih dalam darah sehingga kemungkinan terjadi infeksi lebih besar. Jika hal ini terjadi, segera periksakan diri Anda ke dokter.
Apabila Anda mengidap diabetes dan sedang mengonsumsi obat antidiabetes oral, Anda harus memeriksa kadar gula darah secara rutin dan melaporkan setiap kali ada perubahan dari nilai normalnya.
Gejala seperti rasa sakit atau nyeri pada perut bagian atas, tinja warna pucat, urin agak gelap, mual, muntah, hilangnya nafsu makan, atau mata menguning merupakan tanda dari penyakit hati yang serius. Segera beri tahu dokter Anda.
Begitu juga jika Anda terlalu sering buang air kecil atau mengalami nyeri otot atau sendiri, nyeri punggung bagian bawah, kenaikan berat badan yang cepat, pembengkakan pada, atau kelelahan yang tidak biasa. Ini merupakan pertanda Anda mengidap tumor lysis syndrome.
Apakah bortezomib aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Bortezomib masuk ke dalam kategori D menurut Food and Drug Administration (FDA). Artinya, menggunakan obat ini saat hamil dapat membahayakan janin.
Anda juga harus menggunakan alat kontrasepsi yang cocok selama pengobatan dengan bortezomib untuk mencegah kehamilan.
Sementara itu, bagi Anda yang sedang menyusui dan ingin menerima pengobatan ini, sebaiknya dihindari dulu. Informasi lebih lanjut bisa langsung ditanyakan pada dokter yang menangani Anda.
Interaksi dengan obat lain
Perlu diketahui, penggunaan bortezomib bersamaan dengan obat-obatan di bawah ini bisa menimbulkan interaksi yang tidak diinginkan. Namun, pada beberapa kasus, dokter mungkin meresepkannya dengan pertimbangan tertentu.
Berikut obat-obatan yang dapat berinteraksi dengan bortezomib.
- Inhibitor CYP3A4, seperti ritonavir dan ketoconazole.
- Penginduksi CYP3A4, seperti karbamazepin dan rifampisin.
- Vaksin tertentu, seperti vaksin virus campak, gondongan, rotavirus, rubella, varicella, zoster, dan rotavirus.
- St. John’s Wort.
Mungkin ada obat-obatan, suplemen, atau zat lainnya yang dapat berinteraksi dengan bortezomib. Beri tahu dokter tentang semua obat resep, obat nonresep, hingga produk herbal yang Anda konsumsi secara rutin untuk mencegah interaksi obat yang tidak diinginkan.
[embed-health-tool-bmi]