Banyak yang masih bertanya-tanya apakah minum madu setelah minum obat diperbolehkan. Biasanya banyak orang akan makan satu sendok kecil gula atau madu untuk menghilangkan rasa pahit setelah minum obat.
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None
Banyak yang masih bertanya-tanya apakah minum madu setelah minum obat diperbolehkan. Biasanya banyak orang akan makan satu sendok kecil gula atau madu untuk menghilangkan rasa pahit setelah minum obat.
Namun, apakah kandungan madu bisa memengaruhi cara kerja obat, misalnya obat jadi kurang manjur? Ketahui jawabannya dalam ulasan berikut.
Mengonsumsi sesuatu yang manis sehabis minum obat memang kadang diperlukan. Hal ini mencegah mual dari rasa pahit akibat minum obat pil atau serbuk puyer.
Akan tetapi, banyak yang menganjurkan untuk memberi jeda antara konsumsi obat dengan madu, khawatir akan ada efek samping yang muncul.
Mengutip laman Mayo Clinic, belum ada bukti ilmiah yang memadai untuk memastikan apakah minum madu setelah minum obat bisa berbahaya.
Secara umum, madu cukup aman dikonsumsi setelah atau bersamaan dengan obat-obatan.
Anda juga bisa mengonsumsi madu murni atau tidak mengandung pemanis buatan.
Akan tetapi, beberapa jenis obat diduga dapat menyebabkan interaksi dengan madu jika diminum bersamaan atau jarak waktu dekat.
Lantas, sebenarnya berapa lama jarak minum obat dan madu?
Sebaiknya beri jeda antara waktu minum obat dan madu sekitar 1 – 2 jam.
Hal ini dilakukan guna menghindari interaksi obat dengan bahan herbal yang dapat memperparah gejala penyakit yang Anda alami.
Di samping itu, Anda perlu mengetahui apa saja kandungan aktif yang terdapat dalam madu.
Hal ini diperlukan untuk mengetahui risiko yang mungkin muncul akibat interaksi madu dengan obat yang Anda konsumsi.
Madu mengandung banyak sekali zat gizi yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh seperti berikut.
Jika ingin minum madu setelah minum obat, Anda perlu berhati-hati dengan 3 golongan obat berikut.
Obat pengencer darah biasanya digunakan untuk mencegah penggumpalan darah yang memicu serangan jantung, stroke, hingga gagal jantung.
Jika Anda mengonsumsi obat ini, Anda perlu berhati-hati dalam mengonsumsi makanan tertentu dan obat-obatan lainnya.
Tak terkecuali, hindari minum madu setelah minum obat pengencer darah.
Minum madu dapat meningkatkan risiko pendarahan saat diminum berbarengan dengan obat yang meningkatkan risiko perdarahan.
Beberapa contoh obat termasuk:
Kejang terjadi karena gangguan sinyal listrik pada otak. Penyebab kejang bisa beragam, misalnya akibat demam tinggi, stroke, atau cedera otak.
Anda tidak disarankan minum madu setelah minum obat kejang.
Ini disebabkan oleh kandungan obat kejang yang hampir serupa dengan pengobatan untuk penderita stroke dan epilepsi.
Mengonsumsi produk herbal lain, seperti madu, tanpa pengawasan dokter, sangat mungkin berisiko memengaruhi kerja obat kejang.
Hati memiliki fungsi penting untuk kesehatan tubuh, yakni membersihkan darah dari racun dan kandungan obat yang tidak digunakan.
Komponen aktif dalam madu dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk menghancurkan obat lain yang dicerna dalam organ hati.
Pada beberapa kasus, kandungan madu dapat mengganggu kerja obat. Akibatnya, obat justru merusak enzim hati dan menyebabkan perdarahan.
Saat sedang sakit, Anda mungkin mempertimbangkan penggunaan segala jenis obat medis ataupun herbal untuk memulihkan kesehatan.
Namun, mengonsumsi obat maupun suplemen herbal secara berlebihan juga tidak baik untuk kesehatan.
Terlebih bila Anda memiliki riwayat penyakit yang meningkatkan risiko interaksi obat.
Berikut beberapa langkah yang bisa Anda ikuti agar tidak minum obat dengan keliru jika ingin minum madu juga.
Meskipun mengandung banyak khasiat untuk kesehatan, Anda perlu tahu bagaimana cara mengonsumsi madu.
Berikut cara agar mendapatkan manfaat madu yang optimal.
Jadi, minum madu setelah minum obat boleh-boleh saja.
Namun, jangan lupa memperhatikan cara konsumsi yang tepat agar tidak menimbulkan risiko gangguan kesehatan lainnya.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar