Pro dan kontra terjadi saat orang menganggap makan buah lebih baik dilakukan sebelum atau setelah makan. Untuk mendapatkan khasiat yang maksimal dari buah-buahan yang dikonsumsi, kapan sebaiknya Anda makan buah?
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None
Pro dan kontra terjadi saat orang menganggap makan buah lebih baik dilakukan sebelum atau setelah makan. Untuk mendapatkan khasiat yang maksimal dari buah-buahan yang dikonsumsi, kapan sebaiknya Anda makan buah?
Tak dapat dipungkiri, buah-buahan menawarkan segudang manfaat kesehatan bagi tubuh. Rutin mengonsumsi buah bisa membuat Anda jauh dari berbagai gangguan kesehatan, badan lebih bugar, hingga membantu Anda mengendalikan berat badan.
Banyak yang percaya bahwa makan buah sehabis makan membuat gizi yang masuk ke dalam tubuh mubazir. Selain itu, makan buah sesudah makan bisa menimbulkan gangguan pada sistem pencernaan.
Dengan begitu, waktu terbaik untuk makan buah diyakini paling tepat saat perut dalam keadaan kosong, atau sebelum Anda makan besar seperti makan siang dan makan malam. Sayangnya, anggapan ini hanya sekadar mitos.
Teori pendukung mitos ini yaitu buah akan lebih cepat diserap dengan bantuan enzim khusus jika dimakan saat perut kosong. Saat perut sudah terisi dengan makanan, sistem pencernaan akan sibuk menyerap zat gizi makanan, dan bukan dari buah.
Akibatnya, buah-buahan yang Anda konsumsi setelah makan pun jadi tertimbun begitu saja dalam lambung, belum dicerna dan diserap nutrisinya dengan baik.
Hal ini berisiko menyebabkan olahan fermentasi buah-buahan di dalam lambung. Akibatnya bisa bermacam-macam, mulai dari perut kembung, bersendawa, sampai sakit perut.
Buah bisa dimakan kapan saja, baik sebelum maupun setelah makan. Tidak ada aturan tertentu yang terbukti secara ilmiah kapan waktu terbaik menikmati buah.
Jika Anda makan buah setelah makan, buah tidak akan tertimbun dan menyebabkan masalah pencernaan. Nutrisi yang didapat dari buah pun tetap akan dicerna oleh tubuh dengan baik.
Dihimpun dari Huffington Post, seorang ahli gizi dan diabetes asal Amerika Serikat Jill Weisenberger mengungkapkan bahwa proses fermentasi buah-buahan tersebut tidak akan terjadi dalam lambung.
Pasalnya, fermentasi membutuhkan banyak koloni bakteri. Sementara itu, lambung Anda dipenuhi oleh asam klorida yang akan membunuh berbagai bakteri, bahkan sebelum bakteri tersebut membangun koloni dan menyebabkan fermentasi.
Lagi pula, Jill menambahkan bahwa sistem pencernaan manusia sudah dirancang sedemikian rupa agar mampu memproses berbagai jenis makanan sekaligus. Misalnya ketika Anda makan nasi bersama dengan sayur dan lauk-pauk.
Kandungan setiap makanan memang berbeda-beda, tapi sistem pencernaan Anda tetap bisa bekerja dengan baik untuk mencerna makanan yang Anda konsumsi.
Yang seharusnya Anda khawatirkan bukan kapan waktu terbaik untuk mengonsumsi buah, tetapi seberapa banyak kombinasi makanan yang harus dicerna. Meski buah termasuk pencuci mulut sehat dan segar, Anda tetap perlu memerhatikan porsinya.
Buah apa pun tetap memiliki kandungan kalori dan gula. Maka, sebaiknya Anda mendengarkan baik-baik jika perut Anda sudah merasa kenyang. Itu berarti Anda sudah mendapatkan cukup nutrisi.
Jika memang ingin mengonsumsi buah, beri jeda lebih dulu kira-kira 1 – 2 jam. Ini supaya kadar kalori dan gula yang dikonsumsi tidak melebihi yang dibakar oleh sistem metabolisme tubuh dalam pembentukan energi.
Kelebihan kadar kalori dan gula bisa memicu berbagai gangguan kesehatan seperti penyakit diabetes, kondisi obesitas, penyakit hati, dan kadar kolesterol tinggi.
Meski demikian, bukan berarti Anda tidak boleh mengonsumsi buah setelah makan. Mengonsumsi buah sesudah makan bisa menghindarkan Anda dari pilihan pencuci mulut lain seperti es krim atau kue.
Pencuci mulut selain buah biasanya mengandung lemak jenuh, gula tambahan, dan kalori yang lebih tinggi.
Lama-kelamaan, Anda akan terbiasa untuk mengonsumsi buah setiap hari bila dilatih untuk rutin melakukannya. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan manfaat yang maksimal dari berbagai zat gizi dalam buah-buahan.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar