Sekarang banyak kita temui makanan yang menggunakan label sehat. Namun, sebenarnya seperti apa kriteria makanan sehat? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Sekarang banyak kita temui makanan yang menggunakan label sehat. Namun, sebenarnya seperti apa kriteria makanan sehat? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Banyak produk makanan menawarkan manfaat kesehatan karena kandungan gizinya. Padahal, kriteria makanan sehat tidak hanya mementingkan kandungan zat gizi.
Berikut ini adalah beberapa ciri makanan sehat yang perlu Anda ketahui.
Salah satu ciri makanan yang sehat adalah memiliki jenis yang beragam.
Indonesia mengenal prinsip empat sehat lima sempurna sebagai acuan untuk memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian.
Nasi memenuhi kebutuhan karbohidrat, sayuran dan buah-buahan memasok asupan vitamin dan mineral, ikan dan telur menyediakan protein sehat.
Makanan yang beraneka ragam dapat mendukung fungsi bakteri baik di usus, meningkatkan berat badan secara sehat, dan mencegah dari penyakit kronis.
Hanya karena makanan tinggi kalori, tidak berarti itu buruk untuk tubuh. Demikian pula, hanya karena makanan rendah kalori tidak menjadikannya pilihan yang sehat.
Makanan sehat harus mencakup kandungan gizi penting yang dibutuhkan tubuh. Ini bertujuan untuk memastikan kecukupan nutrisi.
Sekalipun tinggi kalori, makanan yang mengandung lemak tetap diperlukan oleh tubuh. Lemak punya fungsi esensial untuk pertumbuhan sel, pengatur kerja hormon, dan sumber energi.
Produk makanan yang terlalu rendah kalori, misalnya snack bar untuk diet, seringnya juga rendah gizi. Buah dan sayur adalah makanan rendah kalori yang sehat karena sarat vitamin, mineral, dan serat.
Lemak tidak sepenuhnya buruk untuk kesehatan, tetapi salah satu kriteria makanan sehat adalah memiliki kandungan lemak yang rendah.
Kandungan ini meliputi jumlah lemak tak jenuh tunggal dan ganda, lemak jenuh, dan lemak trans.
Lemak memiliki fungsi untuk memberikan energi yang tinggi. Sekitar 1 gram lemak bisa memberikan kalori 9 kkal.
Namun, makanan yang tinggi lemak dapat memicu kadar kolesterol dalam darah melonjak, terutama low density-lipoprotein (LDL) yang bisa menyebabkan pembentukan plak di pembuluh darah.
Salah satu kriteria lain dari makanan sehat adalah bukan makanan olahan atau makanan ultraproses.
Makanan olahan adalah makanan yang sudah melewati beberapa proses tertentu, seperti pengeringan, pemanasan, pembekuan, hingga pengemasan atau pengalengan,
Sebenarnya, makanan olahan tidak semuanya buruk. Sebagai contoh, buah-buahan dikeringkan agar bisa bertahan lama dan mempertahankan kandungan gizinya.
Namun, ada banyak jenis makanan olahan yang mengandung bahan tambahan seperti pemanis buatan, minyak terhidrogenasi (lemak trans), dan sebagainya.
Beberapa penelitian termasuk yang terbit dalam Nutrition & Diabetes (2020) menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi makanan olahan dengan peningkatan risiko depresi, penyakit jantung, dan obesitas.
Ciri makanan sehat berikutnya adalah higienis atau bersih, tidak terkontaminasi kuman, kotoran, logam berat, dan zat kimia berbahaya.
Makanan sehat harus melalui proses penyiapan, pengolahan, dan penyimpanan yang mengutamakan kebersihan dan keutuhan kandungan gizi.
Prinsip keamanan pangan ini bertujuan untuk mengurangi risiko penyakit dan keracunan makanan akibat kontaminasi mikroba berbahaya pada makan.
Selain makanan, ada sejumlah kriteria air minum sehat yang perlu Anda ketahui.
Air minum yang layak konsumsi haruslah terbebas dari kontaminasi mikroba berbahaya, seperti bakteri Salmonella atau E. Coli.
Biasanya kontaminasi mikroba terjadi saat sumber air minum terpapar kotoran hewan atau manusia .
Anda dapat memilih produk minuman yang memiliki label teruji aman dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Setiap air minum, seperti air putih, susu, jus buah dan sayur, teh, atau kopi, pada dasarnya mengandung mineral.
Namun, syarat air minum yang sehat untuk dikonsumsi adalah tidak mengandung logam atau bahan kimia berbahaya.
USGS Publications Warehouse menyebut beberapa kandungan zat berbahaya dalam minuman yang perlu diwaspadai antara seperti: nitrit, nitrat, iodida, barium, amonia, arsenik, boron, dan kadmium.
Kandungan dalam minuman haruslah bermanfaat bagi tubuh baik air putih maupun jenis minuman lainnya.
John Hopkins University mengklasifikasikan beberapa kriteria minuman yang sehat berdasarkan jenisnya seperti berikut.
Nilai pH minuman menunjukkan tingkat kebasaan dan keasaman suatu cairan.
Tingkat pH ini bisa berbeda-beda tergantung jenis minumannya, tapi air putih biasanya memiliki pH 6,5 – 8,5.
Tingkat pH yang terlalu tinggi atau rendah pada air minum dapat menandakan adanya kontaminasi.
Nilai pH yang terlalu asam dapat menyebabkan korosi pada saluran air. Sementara itu, pH yang terlalu basa dapat memicu kondisi alkalosis (kadar basa tubuh terlalu tinggi).
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar