Obesitas dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, dan stroke. Sebagian besar orang mungkin melihat tanda dari kondisi ini dari kenaikan berat badan. Namun, obesitas juga bisa ditandai oleh beberapa gejala lain.
Fakta Seputar Obesitas
- Sebanyak 13% orang dewasa di atas 18 tahun mengalami obesitas dan 39% mengalami kelebihan berat badan.
- Diperkirakan 41 juta anak di bawah 5 tahun mengalami kelebihan berat badan dan obesitas.
Tanda dan gejala obesitas yang perlu Anda waspadai
Obesitas adalah kondisi penumpukan lemak yang berlebihan pada tubuh. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti genetik atau kombinasi pola makan yang buruk dan kurangnya aktivitas.
Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang fatal. Itulah sebabnya, Anda selalu ditekankan untuk menjaga berat badan dalam penerapan gaya hidup sehat.
Supaya Anda dapat mencegah obesitas, atau mendapatkan tindakan lebih dini untuk mengatasinya, kenali berbagai tanda dan gejala obesitas pada anak dan orang dewasa berikut ini.
1. Hasil perhitungan Indeks massa tubuh (BMI) 25 ke atas
Meski tidak terlalu akurat, menghitung BMI (IMT) bisa menjadi salah satu cara cepat untuk mengetahui apakah Anda obesitas atau tidak.
Indeks massa tubuh sendiri adalah indeks sederhana dari berat badan terhadap tinggi badan untuk menggolongkan kelebihan berat badan dan obesitas pada orang dewasa.
Tabel di atas adalah klasifikasi dari Kemenkes untuk menggolongkan status kegemukan seseorang berdasarkan perhitungan indeks masa tubuh.
Hasil perhitungan IMT akan disesuaikan dengan klasifikasi di atas untuk menentukan Anda obesitas atau tidak. Anda bisa menghitung BMI lewat tautan berikut ini.
[embed-health-tool-bmi]
2. Lingkar perut pada pria > 90 cm dan wanita > 80 cm
Menentukan kondisi obesitas tidak cuma melihat tanda di atas, dokter mungkin juga perlu menghitung lingkar perut.
Ini karena obesitas yang menandakan adanya penumpukan lemak berlebih, bisa terjadi di sekitar perut. Kondisi ini bisa menyebabkan perut buncit.
Obesitas perut (obesitas sentral) membentuk tipe tubuh “apple-shaped” yakni mirip dengan bentuk apel dan lebih sering terjadi pada pria.
Sementara wanita biasanya cenderung memiliki lemak berlebih di sekitar pinggul dan paha, sehingga membentuk tipe tubuh “pear shaped“, yang mirip dengan bentuk pir.
Hasil perhitungan dan bentuk tipe tubuh bisa menjadi salah satu gejala dari obesitas perut.
3. Sering mendengkur
Obesitas menciptakan timbunan lemak di leher seseorang yang disebut lemak faring. Lemak ini dapat menyumbat saluran napas bagian atas seseorang saat tidur ketika saluran napas sudah rileks.
Kondisi perut buncit juga dapat menekan dinding dada seseorang dan menurunkan volume paru-paru. Penurunan kapasitas paru-paru ini mengurangi aliran udara, membuat saluran napas bagian atas lebih mungkin kolaps saat tidur.
Kedua alasan inilah yang membuat orang dengan obesitas cenderung mendengkur saat tidur.
Timbulnya gejala obesitas ini juga bisa menjadi pertanda bahwa orang tersebut mengalami sleep apnea, yakni gangguan pernapasan saat tidur.
Napas mereka kadang terhenti selama beberapa detik saat tertidur sehingga membuat mereka bangun dengan kondisi kaget dan napas terengah-engah.
4. Punya maag
Selanjutnya tanda obesitas yang mungkin dialami adalah seringnya mengalami gejala maag, seperti mulas, mual, dan kembung.
Kondisi ini bisa terjadi karena adanya penumpukan lemak di perut, menimbulkan tekanan sehingga asam lambung yang diproduksi naik ke tenggorokan.
Gejala ini sering terjadi segera setelah makan dan dapat berlangsung selama beberapa menit atau bahkan berjam-jam.
Saat asam mengalir kembali ke kerongkongan, ini dapat menyebabkan iritasi dan peradangan. Kerongkongan bisa menyempit, menyebabkan striktur dan masalah menelan.
Luka dapat berkembang dan bisa menyebabkan perdarahan dan rasa sakit sehingga sulit untuk menelan. Kondisi ini dikenal dengan GERD (gastroesophageal reflux disease), dan berisiko tinggi terjadi pada orang yang obesitas.
5. Mengalami nyeri pada punggung atau lutut
Orang yang obesitas mungkin sering mengalami nyeri punggung. Gejala obesitas ini dipicu oleh perubahan metabolisme akibat kondisi berat badan yang berlebihan, serta tekanan dari tumpukan lemak di sekitar perut.
Jika memang pengidap obesitas memiliki masalah kesehatan tertentu yang menimbulkan nyeri punggung, adanya kelebihan lemak di tubuh membuat kondisinya semakin memburuk.
Jadi bisa dibilang jika obesitas bisa menjadi penyebab sakit punggung, ataupun faktor dari komplikasi nyeri punggung yang terus-menerus muncul.
Selain nyeri punggung, orang dengan obesitas juga rentan mengalami nyeri lutut. Ini terjadi karena lutut harus menahan beban lebih banyak dari tumpukan lemak di tubuh.
Rasa nyeri pada lutut ini biasanya akan muncul ketika Anda beraktivitas.
Kapan Anda harus periksa ke dokter?
Anda tidak harus menunggu terjadinya gejala yang mengganggu untuk periksa ke dokter.
Jika memang khawatir dengan kondisi berat badan yang berlebih dan risiko penyakit kronis yang dimiliki di kemudian hari, pemeriksaan ke dokter lebih cepat jauh lebih baik.
Pasalnya, Anda akan lebih cepat melakukan tindakan untuk mengatasi obesitas dan mencegah terjadinya komplikasi obesitas yang berbahaya.
Selama proses konsultasi, dokter mungkin akan meminta Anda untuk melakukan beberapa tes kesehatan.