Apa itu BHA dan BHT?
BHA (butylated hydroxyanisole) dan BHT (butylated hydroxytoluene) merupakan antioksidan menyerupai vitamin E yang banyak digunakan oleh industri makanan sebagai pengawet. Fungsinya terutama untuk mencegah minyak dan lemak dalam makanan teroksidasi dan menjadi tengik. Oksidasi yang terjadi ketika kemasan dibuka dalam waktu lama dapat mengubah rasa, warna, dan bau makanan dan mengurangi beberapa nutrisinya.
Sereal, kentang olahan, permen karet, makanan cepat saji, dan mentega, termasuk beberapa produk makanan yang biasanya diolah dengan BHA dan BHT. Mudahnya, Anda bisa mengetahui adanya kandungan BHA dan BHT dengan cara membaca label makanan.

Apakah kedua zat aditif pada makanan ini aman bila dikonsumsi?
Setelah Anda mengerti tentang kedua jenis zat aditif ini, mungkin Anda akan mulai bertanya mengenai keamanan BHA dan BHT dalam produk makanan. Seperti dilansir dari laman Very Well Fit, FDA, sebagai badan pengawas obat dan makanan di Amerika Serikat yang setara BPOM, menuturkan bahwa BHA dan BHT aman untuk digunakan dalam produk makanan olahan.
Para peneliti memperkirakan bahwa rata-rata jumlah BHA yang ada di dalam makanan harian masih dapat ditolerir oleh tubuh karena “dosis”nya sangat sedikit. Menurut para periset, BHA baru akan menimbulkan reaksi negatif bila dikonsumsi setidaknya hingga 125 kali dalam sehari.
Begitu juga dengan BHT yang dianggap aman. Namun, sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi BHT dalam jumlah yang sangat besar memicu timbulnya berbagai interaksi dengan hormon kontrasepsi serta hormon steroid.