backup og meta

Vitamin C dari Suplemen atau Makanan, Manakah yang Lebih Baik?

Vitamin C dari Suplemen atau Makanan, Manakah yang Lebih Baik?

Setiap harinya, tubuh membutuhkan vitamin C yang bisa Anda peroleh melalui sayuran, buah, atau suplemen vitamin. Namun, manakah yang lebih baik antara suplemen atau makanan sumber vitamin C?

Kebutuhan tubuh manusia terhadap vitamin C

segudang manfaat vitamin C

Vitamin C adalah salah satu nutrisi penting bagi tubuh. Asupan yang cukup dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dari serangan penyakit.

Beberapa manfaat vitamin C lainnya yaitu mencegah risiko penyakit kardiovaskular, mengurangi risiko penyakit mata, dan bahkan menjaga kulit tetap sehat.

Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) dari Kemenkes RI, kebutuhan vitamin C harian orang dewasa sehat adalah 90 gram untuk laki-laki dan 75 gram untuk perempuan.

Apabila orang sehat mengonsumsi lebih dari anjuran tersebut, tubuh akan kelebihan vitamin C akan dikeluarkan dari tubuh.

Vitamin C atau asam askorbat bersifat larut air sehingga tubuh tidak bisa menyimpannya terlalu lama. Kelebihan vitamin selanjutnya terbuang lewat urine.

Hal ini menjadikan Anda membutuhkan asupan vitamin C setiap hari. Tubuh manusia pun tidak bisa memproduksi vitamin C sendiri.

Oleh karena itu, Anda perlu memperoleh asupan nutrisi ini setiap hari, baik melalui suplemen atau makanan sumber vitamin C.

Suplemen atau makanan vitamin C, mana lebih baik?

Banyak kalangan yang berpendapat lebih sehat untuk mendapatkan vitamin C dari sumber alami, seperti sayuran atau buah-buahan.

Sementara itu, sebagian kalangan lain lebih memilih minum suplemen vitamin karena lebih praktis dan mudah ditemukan di apotek.

Sebuah studi dalam jurnal Nutrients menyebutkan bahwa tubuh dapat menyerap vitamin C dalam jumlah yang sama baik dari suplemen maupun makanan.

Tubuh manusia tidak dapat membedakan saat menyerap vitamin C sintetis atau alami. Hal ini terjadi karena keduanya memiliki struktur kimia identik.

Itu artinya, minum suplemen vitamin C 50 mg punya manfaat sama dengan makan satu buah jeruk (kurang lebih 100 gram) yang mengandung 50 mg vitamin C.

Hal ini pada akhirnya menunjukkan bahwa asupan vitamin C dari suplemen atau makanan sama-sama baik untuk menjaga kesehatan tubuh Anda.

Adakah perbedaan antara suplemen dan makanan sumber vitamin C?

Meski punya struktur kimia identik, produksi vitamin C secara sintesis dalam suplemen mungkin membuatnya berbeda dengan vitamin yang berasal dari makanan.

Suplemen umumnya hadir dalam sediaan vitamin C murni. Beberapa terkadang disertai dengan tambahan vitamin dan mineral lain yang dikenal sebagai multivitamin.

Sebaliknya, vitamin C alami dalam makanan Anda konsumsi bersamaan dengan glukosa, serat, vitamin, dan mineral lain.

Asupan bersama nutrisi lain inilah yang memungkinkan tubuh menggunakan secara optimal ketimbang vitamin C dari suplemen saja.

Namun, hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahuinya.

Haruskah mengonsumsi vitamin C dosis tinggi?

vitamin c bahaya untuk ginjal

Orang dewasa sehat hanya membutuhkan 75–90 mg vitamin C per hari. Jadi, Anda tidak perlu memaksakan diri untuk mengonsumsi sampai 1.000 miligram vitamin C setiap hari.

Para ahli umumnya menyatakan 2.000 mg sebagai ambang batas asupan vitamin C harian.

Dikutip dari Mayo Clinic, kelebihan vitamin C jarang menimbulkan risiko serius karena tubuh akan langsung mengeluarkannya melalui urine.

Namun, mengonsumsi vitamin C dosis tinggi secara rutin mungkin dapat menyebabkan:

  • diare,
  • heartburn,
  • mual dan muntah,
  • kram perut atau kembung,
  • sakit kepala, dan
  • insomnia.

Untuk mendapatkan asupan vitamin C yang baik, Anda bisa mendapatkannya dari konsumsi sayuran dan buah-buahan. 

Hal ini perlu Anda barengi dengan diet sehat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi lainnya. Jika memang perlu, pilihlah suplemen vitamin C dosis rendah sebagai alternatif. 

Suplemen dan makanan vitamin C sama-sama mampu menjaga daya tahan tubuh asalkan Anda memperoleh dosis yang tepat.

Jika masih bingung mengenai cara untuk memenuhi kebutuhan vitamin C harian, sebaiknya lakukan konsultasi ke dokter Anda.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Vitamin C. Office of Dietary Supplements – National Institute of Health. (2021). Retrieved 17 November 2021, from https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminC-HealthProfessional/

Vitamin C. NHS UK. (2020). Retrieved 17 November 2021, from https://www.nhs.uk/conditions/vitamins-and-minerals/vitamin-c/

Is it possible to take too much vitamin C?. Mayo Clinic. (2020). Retrieved 17 November 2021, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/expert-answers/vitamin-c/faq-20058030

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Retrieved 17 November 2021, from http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf

Lykkesfeldt, J., & Tveden-Nyborg, P. (2019). The Pharmacokinetics of Vitamin C. Nutrients, 11(10), 2412. https://doi.org/10.3390/nu11102412 

Carr, A. C., & Vissers, M. C. (2013). Synthetic or food-derived vitamin C–are they equally bioavailable?. Nutrients, 5(11), 4284–4304. https://doi.org/10.3390/nu5114284

Carr, A., Bozonet, S., Pullar, J., Simcock, J., & Vissers, M. (2013). A Randomized Steady-State Bioavailability Study of Synthetic versus Natural (Kiwifruit-Derived) Vitamin C. Nutrients, 5(9), 3684-3695. https://doi.org/10.3390/nu5093684

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Kenapa Vitamin C Dosis Tinggi Bahaya untuk Ginjal?

10 Rekomendasi Suplemen Vitamin C Terbaik agar Tidak Mudah Sakit


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan