Nasi merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Banyak orang Indonesia jadi merasa “belum makan kalau belum makan nasi”. Makan apa pun tidak dianggap sebagai makan berat bila menunya bukanlah nasi. Lantas, apakah anggapan ini jadi penyebab seseorang jadi belum kenyang kalau belum makan nasi?
Mengapa ada anggapan belum makan kalau belum makan nasi?
Pada dasarnya, anggapan ini muncul sejak adanya aturan pemerintah Indonesia yang menyeragamkan beras sebagai makanan pokok. Sebelumnya, Indonesia mengandalkan makanan pokok dari tanaman lokal.
Penyeragaman makanan pokok ini membuat beras jadi salah satu kebutuhan primer yang ketersediaannya perlu dijamin oleh pemerintah.
Lama-kelamaan, masyarakat Indonesia pun jadi sangat terbiasa makan nasi setiap harinya. Kebiasaan makan nasi setiap hari inilah yang membentuk anggapan belum kenyang kalau belum konsumsi nasi.
Penyebab lainnya bisa berkaitan dengan kebiasaan makan yang mengarah pada ketergantungan terhadap nasi putih.
Konsumsi nasi memang bisa meningkatkan kadar dopamin di otak yang memberikan imbalan sehingga Anda ingin melakukannya lagi.
Nasi putih memiliki indeks glikemik yang tinggi, artinya karbohidrat dalam nasi cepat diubah menjadi gula darah (glukosa) oleh tubuh.
Studi terbitan Clinical Chemistry (2018) menjelaskan bahwa bertambahnya glukosa dan insulin bisa meningkatkan kadar dopamin. Efeknya, Anda ingin mengulangi makan nasi lagi.
Jadi, yang membuat Anda merasa belum makan berat kalau belum makan nasi sebenarnya merupakan sensasi ketagihan yang muncul dari reaksi kimia di otak.
Dampak kebiasaan makan nasi
Saat sudah terbiasa makan nasi, ada efek yang akan terjadi pada tubuh. Apa saja?
1. Memberikan energi untuk beraktivitas
Kandungan utama nasi adalah karbohidrat, tepatnya pati. Jenis karbohidrat ini dipecah tubuh menjadi glukosa.
Lalu, glukosa akan digunakan pertama kali sebagai pemasok energi bagi organ, jaringan, dan sel.
Karbohidrat juga akan disimpan sebagai cadangan energi di dalam liver dan otot. Hal inilah yang membuat Anda bisa beraktivitas meskipun tidak sedang mendapat asupan, seperti saat puasa.
2. Mencegah kehilangan massa otot
Makan nasi membantu mencukupi kebutuhan karbohidrat harian. Bila kekurangan karbohidrat, tubuh akan mengambil protein dari otot sebagai sumber energi.
Proses pengolahan protein menjadi energi ini ternyata menyebabkan penurunan massa otot. Padahal, massa otot penting untuk menjaga berat badan.
Massa otot yang besar membuat tubuh perlu membakar kalori lebih banyak.