backup og meta

Cara Diet OCD yang Aman untuk Turunkan Berat Badan

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 07/05/2024

Cara Diet OCD yang Aman untuk Turunkan Berat Badan

Diet OCD dan intermittent fasting masih menjadi primadona di antara orang yang giat melangsingkan badan. Program diet yang mirip dengan metode puasa ini bisa efektif menurunkan berat badan jika dilakukan dengan aturan yang tepat.

Kira-kira bagaimana cara melakukan diet OCD yang benar? Adakah tahapan yang harus dilalui seorang pemula? Simak panduan berikut. 

Empat tahapan diet OCD

Obsessive Corbuzier Diet (OCD) dipopulerkan oleh pesulap ternama Deddy Corbuzier yang juga aktif mempromosikan gaya hidup sehat

Diet OCD adalah metode diet seperti puasa dengan menggunakan sistem jendela makan, yaitu lamanya waktu ketika Anda diperbolehkan makan.

Waktu makannya berbeda-beda dan bebas sesuai pilihan, ada yang dilakukan dalam kurun waktu 8 jam, 6 jam, hingga 4 jam saja dalam sehari.

Di bawah ini tahapan jendela makan dalam diet OCD yang bisa Anda pilih.

1. Jendela makan 16:8

Panduan pertama menjalankan diet OCD ini cocok dilakukan oleh pemula. Anda bisa mencoba makan 8 jam dalam sehari (24 jam) dan puasa selama 16 jam.

Pada tahapan ini, Anda boleh mengonsumsi makanan dan minuman apa saja selama 8 jam. Setelah jendela makan habis, Anda tidak boleh mengonsumsi makanan dan minuman apa pun kecuali air putih.

Pengaturan jadwal puasa dan jendela makan ini sebaiknya dilakukan dalam waktu teratur selama kurun waktu 2 minggu.

Misalnya, Anda mulai diet OCD pada jam 7 pagi, maka Anda dapat mengonsumsi makanan apa pun dari jam 7 pagi – 3 sore.

Setelah jendela makan sudah habis, Anda harus melakukan puasa hanya dengan minum air putih sampai esok hari jam 7 pagi.

2. Jendela makan 18:6

diet ocd

Pada tahap yang kedua ini, ada sedikit perbedaan dan penambahan waktu diet. Tahapan 18:6 ini memperbolehkan Anda mengonsumsi makanan apa saja dalam durasi 6 jam.

Setelah itu, Anda diwajibkan berpuasa selama 18 jam. Contohnya, Anda membuka jendela makan pada jam 10 pagi. 8 jam berikutnya atau pada pukul 4 sore Anda sudah mulai puasa.

Anda tidak boleh mengonsumsi apa pun kecuali air putih. Hal ini dilakukan hingga pukul 10 pagi keesokan harinya.

Anda yang ingin melakukan diet ini disarankan untuk melatih jendela puasa tahap pertama terlebih dahulu, yang baiknya dilakukan selama 2 minggu.

3. Jendela Makan 20:4

Tahap selanjutnya boleh Anda lakukan saat tubuh dirasa telah mampu menyesuaikan diri.

Tahapan 20:4 bisa dimulai dengan jendela makan yang sangat sedikit, yaitu hanya 4 jam saja dalam satu hari.

Cara yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan tahapan pertama dan tahapan kedua. Perbedaannya hanya pada waktu puasa dan jendela makan.

Pada tahap yang cukup berat ini, jika Anda merasa kesulitan atau diet ini justru tidak manjur, Anda boleh bertahan pada tahap kedua saja.

4. Makan satu kali saja dalam sehari

Tiba saatnya pada tahapan terberat dan tersulit. Pada tahapan ini, Anda harus puasa makan selama 24 jam. Namun, bukan berarti Anda tidak boleh makan sama sekali.

Anda tetap diperbolehkan makan, tapi hanya sekali dalam satu hari. Misalnya kita memulai diet OCD tahap ini pada jam 6 sore, maka Anda hanya makan saat jam 6 sore saja.

Setelah dan selama puasa, Anda hanya diperbolehkan mengonsumsi air putih sampai waktu jendela makan keesokan harinya.

Anda sebaiknya juga mengombinasikan diet OCD ini dengan tahapan diet yang sebelumnya. Coba lakukan selama dua minggu saja agar tubuh tidak mengalami kekurangan gizi.

Adakah pantangan dalam diet OCD?

Pada dasarnya, tidak ada pantangan dalam diet OCD. Anda boleh makan apa saja. Namun, disarankan untuk makan makanan yang bergizi guna mendukung penurunan berat badan yang sehat.

Makanan yang harus dimakan selama melakukan diet OCD

Setelah memahami tahapannya, kini Anda mungkin tertarik untuk menerapkan cara diet yang satu ini.

Akan tetapi, Anda harus memperhatikan asupan zat gizi yang harus dikonsumsi saat berada pada tahapan jendela makan diet OCD.

Umumnya, penting untuk mengonsumsi makanan dengan kandungan karbohidrat. Selain sebagai sumber energi, karbohidrat dibutuhkan untuk proses metabolisme tubuh.

Selain itu, tubuh membutuhkan zat gizi protein untuk menjaga massa otot. Anda bisa mendapatkan protein pada bahan makanan seperti telur, daging hewan, tahu, atau tempe.

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan vitamin harian, pastikan terdapat makanan seperti sayuran hijau atau buah-buahan dalam tahapan jendela makan diet Anda.

Anda juga bisa mengonsumsi suplemen vitamin agar tidak kekurangan nutrisi. Hal yang paling penting selanjutnya adalah mencukup kebutuhan cairan dengan minum air mineral.

Jangan sampai tubuh Anda kurang atau menjadi dehidrasi selama diet. Triknya yaitu minum 1 – 2 gelas air setiap jamnya.

Selain itu, penting untuk selalu melakukan aktivitas fisik ringan selama diet agar tubuh tidak lemas.

Hal yang harus diketahui sebelum menjalani diet OCD

diet mediterania penyakit jantung

Efek penurunan berat badan dari diet OCD cukup menggiurkan. Sayangnya, tidak semua orang boleh melakukan diet ini.

Dengan mengikuti tahapan jendela makan yang sudah dijabarkan di atas, Anda akan melewatkan jam makan ideal biasanya.

Berpuasa terlalu lama akan mendorong produksi hormon rasa lapar yang meningkatkan keinginan untuk makan.

Bila demikian, efeknya membuat Anda melampiaskan lapar tersebut dengan makan berlebihan saat memasuki jendela makan.

Selain itu, ada beberapa orang yang tidak disarankan untuk menjalani diet OCD yaitu:

  • orang-orang yang memiliki diabetes,
  • memiliki penyakit jantung dan tekanan darah,
  • orang-orang yang memiliki riwayat mengalami gangguan makan,
  • orang-orang yang memiliki riwayat amenore (tidak mengalami haid),
  • ibu hamil, serta
  • anak-anak di bawah usia 18 tahun.

Bila Anda termasuk dalam kelompok yang disebutkan, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi sebelum mencoba diet ini.

Jika Anda mengalami sakit kepala, mual, kecemasan yang tidak biasa, atau gejala lainnya setelah menjalani diet, segera hentikan diet dan periksakan diri kepada dokter.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Not so Fasr: Pros and Cons of the Newest Diet Trend. (2019). Harvard Health. Retrieved 06 May 2024, from https://www.health.harvard.edu/heart-health/not-so-fast-pros-and-cons-of-the-newest-diet-trend

Intermitent Fasting: Surprising Update. (2021). Harvard Health. Retrieved 06 May 2024, from https://www.health.harvard.edu/blog/intermittent-fasting-surprising-update-2018062914156

Intermittent Fasting: What is it, and how does it work? (n.d.). Johns Hopkins Medicine. Retrieved 16 February 2021, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/intermittent-fasting-what-is-it-and-how-does-it-work

Intermittent Fasting: How It Works and 4 Types Explained. (2022). Retrieved 06 May 2024, from https://health.clevelandclinic.org/intermittent-fasting-4-different-types-explained 

Is intermittent fasting good for you? (2022). Retrieved 06 May 2024, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/expert-answers/intermittent-fasting/faq-20441303 

Versi Terbaru

07/05/2024

Ditulis oleh Novita Joseph

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala

Apakah artikel ini membantu?


Artikel Terkait

Mengulik Plus dan Minus dari Diet DEBM

Puasa Mutih, Inilah Manfaat, Risiko, dan Panduannya