backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Apa Itu Food Combining dan Aturannya?

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 16/06/2021

    Apa Itu Food Combining dan Aturannya?

    Istilah food combining semakin ramai dibicarakan. Pola makan ini digadang-gadang cara diet yang efektif dan menyehatkan. Lantas, seperti apa sebenarnya pola makan dalam food combining? Apakah cara ini benar-benar baik untuk kesehatan tubuh?

    Apa itu food combining?

    Food combining adalah pola makan yang bertujuan untuk membantu melancarkan pencernaan dengan mengkombinasikan dua atau lebih nutrisi makanan yang tepat.

    Hal ini didasari dengan teori bahwa sistem pencernaan akan mencerna jenis makanan yang berbeda dengan tingkatan dan waktu yang berbeda pula.

    Maka dari itu, Anda membutuhkan menu makan dengan kombinasi dari dua jenis nutrisi yang sesuai agar tidak menyebabkan efek yang negatif terhadap pencernaan.

    Meski baru terdengar belakangan ini, ternyata food combining sudah ditemukan sejak zaman kuno. Awalnya, pola makan ini dilakukan sebagai pengobatan Ayuverda di India untuk mengatasi gangguan pencernaan.

    Kemudian, pola makan ini kembali dikembangkan oleh dokter William Howard Hay pada tahun 1920-an dan dikenal dengan nama Hay Diet.

    Aturan pola makan food combining

    makanan untuk kolesterol, serat menurunkan kolesterol

    Setiap penggiat pola makan ini memiliki aturan yang berbeda-beda mengenai jenis makanan apa saja yang dikombinasikan. Namun secara umum, prinsip utama dari food combining adalah:

    • tidak mengkombinasikan karbohidrat dan protein,
    • tidak menggabungkan karbohidrat dengan makanan yang asam,
    • sayur dan buah tidak dikonsumsi pada saat bersamaan,
    • protein tidak boleh digabungkan dengan protein lainnya, serta
    • mengonsumsi produk susu dan buah hanya saat perut kosong.

    Sebagai contoh, food combining tidak menyarankan kombinasi daging dan kentang untuk dimakan secara bersamaan. Sebab, seperti yang sudah disebutkan, keduanya membutuhkan enzim dan waktu yang berbeda agar bisa dicerna tubuh.

    Kentang yang mengandung karbohidrat lebih cepat dicerna daripada daging berprotein yang membutuhkan waktu dan energi lebih banyak. Ini bisa menghambat saluran pencernaan sehingga akan menyebabkan gangguan pencernaan.

    Selain itu, protein membutuhkan kondisi asam agar bisa dicerna, sedangkan karbohidrat membutuhkan kondisi basa. Idealnya, kedua makanan tersebut membutuhkan tingkat keasaman (pH) perut yang berbeda agar bisa dicerna dengan baik.

    Perpaduan makanan yang dianjurkan yakni protein dan sayuran hijau atau karbohidrat dan sayur-sayuran yang rendah akan kandungan patinya.

    Kombinasi yang biasanya dipilih yakni daging-dagingan dan sayuran seperti jamur, brokoli, atau bayam. Pilihan lainnya, Anda juga bisa memadukan karbohidrat seperti kentang atau nasi dan sayuran hijau.

    Apakah pola makan ini benar-benar menyehatkan?

    Sekilas, mengombinasikan makanan yang tepat bisa menjadi cara yang baik untuk menjaga pola makan sehat. Meski demikian, belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan keunggulan pola makan ini bila dibandingkan dengan cara diet lainnya.

    Terutama bila Anda melakukannya dengan tujuan untuk menurunkan berat badan, food combining mungkin bukanlah cara yang efektif.

    Sejauh ini, baru satu penelitian yang menguji dampak prinsip food combining untuk berat badan turun. Penelitian tersebut membagi dua kelompok peserta, yakni kelompok program diet seimbang dan kelompok yang menjalani food combining.

    Memang, rata-rata peserta berhasil menurunkan berat badannya hingga 6 – 8 kilogram. Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan di antara kedua cara diet. Bahkan, hasilnya bisa dibilang hampir serupa.

    Ditambah lagi, kerja sistem pencernaan manusia sangatlah kompleks. Terlepas dari kombinasi yang Anda konsumsi, saluran pencernaan akan tetap bekerja untuk menyerap semua makronutrien yang terkandung dalam makanan.

    Selain itu, Anda tak perlu khawatir dengan kadar pH makanan yang berbeda. Sebab, ketika makanan telah sampai di usus kecil, usus akan mengeluarkan enzim yang menetralkan keasaman makanan.

    Oleh karena itu, bila Anda ingin menerapkan pola makan yang sehat, sebaiknya lakukan program diet yang seimbang dengan menambahkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, dan serat dalam satu piring.

    Bagi Anda yang ingin menurunkan berat badan atau memiliki kondisi tertentu, Anda bisa berkonsultasi kepada dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan solusi yang tepat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 16/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan