Anda mungkin mengenal istilah vegan dan vegetarian untuk orang-orang yang tidak mengonsumsi produk hewani. Anda mungkin mengira bahwa vegan merupakan singkatan dari vegetarian. Sekarang waktunya menjawab pertanyaan tentang vegetarian dan vegan.
Berbagai pertanyaan dan jawaban tentang vegetarian
Ada berbagai pertanyaan dasar yang punya jawaban penting sehingga Anda dapat memahami diet vegan dan vegetarian.
1. Apa perbedaan vegetarian dan vegan?
Vegetarian adalah pola makan yang tidak mengonsumsi daging, singkatnya seperti itu.
Ada tiga jenis vegetarian yang umum dijumpai. Berikut jenisnya.
- Lacto-ovo-vegetarian: tetap mengonsumsi telur dan produk olahan susu.
- Ovo-vegetarian: masih memakan telur, tetapi tidak memakan produk olahan susu.
- Lacto-vegetarian: mengonsumsi produk olahan susu, tetapi tidak memakan telur.
- Vegan: pola makan yang tidak mengonsumsi daging merah, unggas, ikan atau boga bahari, telur, madu, susu dan olahannya, serta gelatin.
Berdasarkan penjelasan di atas, vegan bukanlah singkatan dari vegetarian. Perbedaan vegan dan vegetarian merupakan pola makan vegetarian yang tidak memakai dan mengonsumsi sumber hewani.
Ringkasan
2. Apa manfaat pola makan vegetarian untuk kesehatan?
Memangkas asupan hewani mungkin membuat Anda melontarkan pertanyaan tentang vegetarian berikut.
Tentu saja ada berbagai manfaat vegan atau pun vegetarian.
Berbagai studi menemukan pola makan vegan membantu menurunkan berat badan berlebih. Pasalnya, cara diet sehat ini meningkatkan asupan serat.
Jadi, Anda kenyang lebih lama dan mengurangi nafsu makan berlebih. Selain itu, asupan serat biasanya relatif rendah kalori.
Selain itu, pola makan vegan kaya akan serat yang bisa membuang kolesterol melalui feses. Beberapa daging mengandung asam lemak jenuh yang tinggi.
Kolesterol dan lemak jenuh diketahui bisa menumpuk dan menyumbat di pembuluh darah sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung.
3. Apa tujuan menjalani vegetarian?
Jawaban atas pertanyaan tentang vegetarian ini menggambarkan motivasi utama yang perlu dimulai.
Beberapa orang beralih ke pola makan vegetarian untuk menurunkan berat badan dan menjaga kesehatan tubuh.
Ada pula yang mengkhawatirkan keamanan daging karena adanya bakteri Salmonella dan E. Coli. Ada pula orang yang menjadi vegetarian karena tidak mampu membeli daging dan produk hewani lainnya.
Sementara itu, beberapa orang memilih menjadi vegan karena masalah kesehatan, tetapi banyak dari mereka memilih jalan ini karena alasan moral.
Para vegan merasa bahwa hewan hidup di dunia ini bukan untuk dimanfaatkan oleh manusia, apalagi diperjualbelikan.
Selain tidak memakan asupan sumber hewani, vegan juga tidak menggunakan barang-barang dari olahan kulit, bulu, dan cangkang hewan.
4. Benarkah para vegetarian dan vegan akan kekurangan protein?
Asupan protein banyak ditemukan pada daging. Lantas, apa jawaban dari pertanyaan tentang vegetarian ini?
Banyak makanan pengganti daging yang kaya juga dengan protein, seperti:
- kacang-kacangan,
- biji-bijian,
- tahu dan tempe,
- oatmeal, dan
- beras merah.
Bagi orang yang menjalani diet lacto-ovo-vegetarian, hal ini tidak menjadi masalah karena produk olahan susu dan telur cukup untuk mengisi kebutuhan protein harian.
Untuk para vegan, sebaiknya mengonsumsi 0,45 gram protein nabati per setiap kilogram berat badan.
Jumlah ini lebih banyak daripada asupan protein hewani. Pasalnya, protein nabati lebih sulit diserap dan mengandung asam amino yang lebih sedikit. Asam amino diperlukan untuk menyusun protein di dalam tubuh.
5. Bagaimana kebutuhan kalsium vegetarian?
Pertanyaan tentang vegetarian ini perlu diketahui agar mencegah kekurangan gizi yang bisa membahayakan tulang.
Orang yang menjalani diet lacto-vegetarian atau lacto-ovo-vegetarian bisa mendapatkan asupan kalsium dari susu.
Bila Anda memilih vegan, Anda bisa mengonsumsi sumber kalsium nabati dari:
- kedelai,
- kacang merah,
- jeruk,
- pakcoy,
- brokoli,
- kubis, dan
- bayam.
Memang, studi terbitan Nutrients (2021) menyatakan bahwa para vegan cenderung mengalami patah tulang dan kurang mengonsumsi kalsium perharinya.
Namun, mengonsumsi 525 mg kalsium per hari bisa menurunkan risiko cedera tulang.