backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Osteomalasia (Osteomalacia)

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 02/12/2020

Osteomalasia (Osteomalacia)

Definisi osteomalasia

Apa itu penyakit osteomalasia?

Pengertian osteomalasia atau osteomalacia adalah penyakit yang menyebabkan tulang pada tubuh jadi lebih lunak dan lemah, sehingga rentan patah tulang. Padahal, struktur tulang seharusnya menjadi salah satu bagian tubuh yang kokoh dan kuat karena menopang tubuh.

Kondisi ini mengacu pada kekurangan mineral yang penting bagi tulang, sehingga membuat tulang jadi lebih cepat rusak daripada diperbaiki kembali.

Gangguan muskuloskeletal ini umumnya menyerang orang dewasa muda, tapi juga bisa terjadi pada anak-anak. Jika terjadi pada anak, ini akan mengganggu pertumbuhannya. Tubuhnya bisa membungkuk dan menyebabkan komplikasi osteomalasia seperti rakitis (kelainan pertumbuhan tulang pada anak).

Sementara pada orang dewasa, osteomalasia ini bisa menimbulkan komplikasi tulang jadi lebih mudah patah.

Seberapa umumkah penyakit ini?

Osteomalasia adalah penyakit yang umum dan bisa menyerang siapa saja. Akan tetapi, orang dewasa yang berusia muda dan anak-anak, diketahui lebih banyak menderita penyakit ini ketimbang usia lain.

Tanda & gejala osteomalasia

Pada tahap awal, osteomalacia sangat mungkin tidak menimbulkan gejala. Sekali pun, tanda-tanda adanya penyakit ini terdeteksi lewat tes pencitraan dengan sinar X atau tes diagnosis lainnya.

Gejala biasanya akan mulai dirasakan ketika penyakit mulai berkembang ke tahap lebih lanjut. Gejala osteomalasia (osteomalacia) yang paling sering menyerang adalah rasa nyeri di area punggung bawah, pinggul, kaki, dan sekitar tulang rusuk.

Rasa nyeri akan semakin memburuk di malam hari atau ketika Anda melakukan aktivitas yang memberi tekanan berlebih pada tulang yang bermasalah. Nyeri ini kadang tidak mudah reda hanya dengan istirahat.

Tonus otot juga akan menurun membuat otot lemah, terutama pada kaki, sehingga menyebabkan Anda berjalan goyah, lebih lambat, atau kesulitan untuk berjalan dengan baik. Tonus otot adalah kontraksi otot yang dipertahankan oleh otot itu sendiri.

Selain itu, gejala lain yang mungkin terjadi pada orang yang terkena osteomalasia (osteomalacia) adalah:

  • Terjadi patah tulang tanpa terjadinya cedera
  • Bila kadar kalsium pada tulang rendah, akan terjadi mati rasa di sekitar mulut, lengan tangan, atau kaki serta kejang otot dan kram otot pada tangan atau kaki.

Kapan harus periksa ke dokter?

Jika Anda mengalami gejala yang disebutkan di atas, segera periksa ke dokter untuk mengetahui penyebab yang mendasari. Apakah gejala tersebut mengarah pada osteomalasia atau masalah kesehatan lain.

Penyebab osteomalasia

Penyebab utama dari penyakit osteomalasia (osteomalacia) adalah prose pematangan tulang yang tidak sempurna.

Tubuh Anda menggunakan mineral, seperti kalsium dan fosfat untuk membangun tulang yang kuat. Pada orang dengan osteomalacia, tubuh tidak mendapatkan mineral dari makanan dengan cukup atau tubuh tidak menyerap mineral tersebut dengan baik sehingga proses pematangan tulang jadi terganggu.

Lebih jelasnya, berbagai penyebab osteomalasia (osteomalasia) yang mungkin terjadi adalah:

Kekurangan vitamin D

Vitamin D sangat penting untuk tulang yang kuat. Nutrisi ini bisa didapat dari makanan seperti susu sapi, yogurt, atau keju. Selain itu, bisa juga Anda dapatkan dari paparan sinar matahari pagi yang langsung mengenai kulit.

Orang yang kurang mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D dan kurang paparan sinar matahari bisa mengalami masalah tulang di kemudian hari. Kurangnya vitamin D ini adalah penyebab penyakit osteomalasia (osteomalacia) paling umum di seluruh dunia.

Operasi

Sistem pencernaan Anda akan memecah nutrisi dar makan, seperti kalsium dan mineral lain sehingga bisa diserap oleh usus.

Akan tetapi, proses ini bisa terganggu pada orang yang baru saja menjalani operasi di perut, seperti pengangkatan sebagian atau seluruh perut dan pemotongan usus kecil. Kondisi ini bisa menyebabkan tubuh kekurangan kalsium sehingga bisa menyebabkan masalah pada tulang.

Penggunaan obat-obatan tertentu

Menggunakan obat antikejang, seperti fenitoin (Dilantin, Phenytek) dan fenobarbital dalam jangka panjang atau tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan tubuh kekurangan vitamin D. Akhirnya, kondisi ini bisa menyebabkan gangguan pada tulang.

Memiliki masalah kesehatan tertentu

Terjadinya osteomalacia juga bisa disebabkan oleh masalah kesehatan lain, di antaranya:

  • Memiliki gangguan intoleransi laktosa sehingga kesulitan untuk mendapatkan kalsium dan vitamin D dari produk susu.
  • Mempunyai kanker pada saluran pencernaan, sehingga proses penyerapan nutrisi makanan terganggu.
  • Memiliki penyakit Celiac, yakni gangguan autoimun yang menyebabkan tubuh menunjukkan reaksi berlebihan pada protein gluten yang ada pada makanan. Reaksi berlebihan ini dapat merusak lapisan usus kecil sehingga mengganggu penyerapan nutrisi, salah satunya kalsium dan vitamin D.
  • Mengalami gangguan pada ginjal atau hati, padahal keduanya terlibat dalam proses pembentukan vitamin D di dalam tubuh.

Faktor risiko osteomalasia

Risiko terkena osteomalasia (osteomalasia) paling tinggi ada pada orang yang tidak mendapatkan vitamin D dengan cukup dari makanan atau sinar matahari.

Kurangnya asupan vitamin D ini bisa terjadi pada siapa saja, terutama mereka yang menghabiskan waktu di dalam rumah atau memiliki masalah kesehatan dalam menyerap nutrisi.

Diagnosis dan pengobatan osteomalasia

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Penyakit osteomalasia (osteomalacia) bisa sulit untuk didiagnosis. Oleh karena itu, untuk mengetahui penyebab dan menyingkirkan masalah tulang belakang lainnya, seperti osteoporosis, dokter akan merekomendasi serangkaian tes kesehatan, seperti:

  • Tes darah dan urine. Tes ini membantu mendeteksi tingkat rendahnya vitamin D, kalsium, dan fosfor dalam tubuh.
  • Tes pencitraan dengan sinar X. Tes kesehatan ini dapat memberikan gambaran perubahan struktural atau retakan pada tulang yang merupakan ciri khas osteomalasia.
  • Biopsi tulang. Tes ini menggunakan anestesi (obat bius) umum, sehingga dokter dapat memasukkan jarum tipis melalui kulit dan mengambil sedikit sampel tulang. Tes ini jarang dilakukan mengingat akurasinya yang rendah dalam mendiagnosis osteomalacia.

Apa saja cara mengobati penyakit osteomalasia (osteomalacia)?

Dalam banyak kasus, osteomalacia dapat diobati. Akan tetapi, proses untuk meredakan gejala pada tulang dan otot bisa memakan waktu beberapa bulan.

Jika dokter menemukan penyebab lemahnya tulang ini adalah kadar vitamin D yang rendah, suplemen vitamin D akan diresepkan. Kisaran dosis hariannya adalah 20–50 mikrogram suplemen vitamin D.

Kemudian, dokter juga bisa saja meresepkan suplemen kalsium sebanyak 500–1.000 miligram per hari. Tujuannya untuk mempercepat penyembuhan tulang jika asupan kalsium dari pola makan normal Anda di bawah 750 mg sehari.

Jika penyebab osteomalasia tidak diketahui secara pasti, pengobatan yang dilakukan adalah mengonsumsi suplemen vitamin D sampai kondisi membaik. Jika pengobatan dihentikan tanpa pengawasan dokter, gangguan pada tulang ini bisa kembali memburuk.

Jika pengidap masalah tulang ini juga memiliki gangguan ginjal, dokter akan meresepkan vitamin D khusus, seperti calsitriol. Sementara untuk meredakan rasa nyeri dan tidak nyaman pada tulang, dokter akan meresepkan obat antinyeri, contohnya acetaminophen atau ibuprofen.

Di samping menggunakan obat-obatan, situs Cleveland Clinic menyebutkan beberapa pengobatan osteomalasia lain, yakni:

  • Menggunakan korset penyangga untuk mengurangi risiko atau mencegah terjadinya kelainan pada tulang.
  • Menjalani prosedur pembedahan untuk memperbaiki kelainan tulang akibat osteomalasia jika sudah terjadi.

Pengobatan di rumah untuk osteomalasia

Pengobatan rumahan yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi gejala dan mendukung penyembuhan osteomalasia (osteomalacia) adalah:

  • Memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi. Pasalnya, ada banyak vitamin dan mineral yang dapat menjaga tulang tetap sehat. Jika Anda kesulitan untuk menentukan menu diet, jangan ragu untuk konsultasi pada dokter atau ahli gizi.
  • Berhenti merokok dan minum alkohol. Agar tubuh tetap sehat, Anda diminta untuk menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol. Rokok diketahui menghambat proses penyembuhan tulang dan alkohol bisa mengganggu kinerja obat yang Anda minum.
  • Lakukan olahraga rutin. Latihan fisik seperti berjalan, berlari, atau angkat beban bisa membantu memperkuat tulang. Namun, Anda harus menghindari aktivitas fisik ini ketika ada tulang yang patah atau tulang yang retak sedang dalam masa penyembuhan.
  • Pencegahan

    Bagaimana cara mencegah penyakit osteomalasia (osteomalacia)?

    Osteomalasia (osteomalacia) adalah penyakit yang bisa Anda cegah. Berikut ini cara mencegah osteomalasia yang bisa Anda lakukan adalah:

    Konsumsi makanan yang menyehatkan tulang

    Vitamin D sangat penting untuk menjaga kesehatan tulang sehingga bisa membantu mencegah gangguan tulang jika asupan per harinya tercukupi. Pilihan makanan penguat tulang yang bisa Anda coba adalah produk susu, seperti susu, yogurt, dan keju.

    Selain itu, lengkapi dengan ikan salmon, tenggiri, dan kembung sebagai menu makanan setiap hari. Kombinasikan dengan brokoli, bayam, sawi, tomat, paprika, kacang-kacangan, dan buah-buahan seperti pepaya, jeruk, dan pisang.

    Berjemur

    Selain makanan, sumber vitamin D juga bisa Anda dapatkan lewat sinar matahari. Jadi, cobalah untuk berjemur di pagi hari selama kurang lebih 10 menit setiap hari.

    Namun, pastikan jika kulit Anda langsung terkena paparan sinar matahari. Ketika akan berjemur, hindari menggunakan krim tabir surya karena ini akan mengganggu proses penyerapan sinar matahari di kulit.

    Konsumsi suplemen jika diperlukan

    Jika Anda tidak dapat mencukupi asupan vitamin dan mineral lewat makanan, suplemen bisa menjadi pilihan. Akan tetapi, penggunaan suplemen harus di bawah pengawasan dokter.

    Pasalnya, konsumsi suplemen dapat menimbulkan reaksi alergi pada orang-orang tertentu dan dalam jangka panjang berisiko menyebabkan efek samping.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 02/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan