backup og meta

Overthinking

Overthinking

Apakah Anda merupakan orang yang suka overthinking? Sayangnya, kebiasaan ini justru bisa membuat Anda kehilangan banyak waktu berharga. Supaya Anda tidak menjadi seorang overthinker, simak informasi berikut.

Apa itu overthinking?

Overthinking adalah istilah yang ditujukan pada orang-orang yang terlalu banyak berpikir.

Berbeda dengan pemikir, seorang overthinker sering kali memikirkan sesuatu secara berlebihan, dari yang besar hingga yang sepele.

Banyak yang keliru menganggap sikap ini sebagai langkah untuk berhati-hati sebelum mengambil keputusan.

Padahal, terlalu banyak berpikir justru bisa membuat Anda melewatkan banyak hal dan membawa pengaruh buruk bagi kesehatan Anda.

Penyebab overthinking tidak diketahui secara pasti. Namun, perilaku ini sering kali terlihat pada orang-orang yang memiliki masalah psikis, seperti gangguan kecemasan atau depresi.

Ciri-ciri orang yang overthinking

stres menangani kabar buruk

Orang yang terlalu banyak berpikir umumnya tidak menyadari bahwa mereka memiliki perilaku ini.

Untuk membantu menyadarkan oang-orang di sekitar Anda atau bahkan diri Anda sendiri, kenali berbagai tanda overthinking berikut ini.

1. Kesulitan menyelesaikan permasalahan

Masalah akan selesai jika Anda bisa menemukan jalan keluar untuk meringankan beban yang dihadapi. Sayangnya, seorang overthinker sering kali justru lebih fokus pada hal lain alih-alih solusi.

Ketika sudah menemukan solusinya, tak jarang mereka ragu-ragu untuk mencoba. Pasalnya, mereka mungkin lebih fokus dengan kegagalan atau hal-hal yang seharusnya dilakukan lebih cepat.

2. Sering merenungkan hal yang sama berulang-ulang

Berpikir secara repetitif atau merenungkan hal yang sama berulang kali merupakan salah satu tanda dari perilaku overthinking. 

Pikiran berulang ini biasanya berkaitan dengan masalah itu sendiri, kesalahan yang dilakukan, atau kekurangan yang dimiliki. Sayangnya, pemikiran seperti ini justru bisa membuat Anda sulit untuk fokus.

3. Sulit tidur nyenyak

Merenungkan hal yang sama berulang kali akan membuat otak Anda terus bekerja. Padahal, otak juga sama seperti anggota tubuh lainnya yang membutuhkan waktu untuk beristirahat.

Otak yang tetap bekerja pada waktu istirahat akan membuat Anda kesulitan tidur nyenyak. Jika dibiarkan, kurang tidur bisa berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental Anda.

4. Kesulitan membuat keputusan

Anda memang tidak boleh terburu-buru mengambil keputusan agar tidak salah langkah. Meski begitu, bukan berarti Anda harus overthinking.

Overthinking terjadi ketika Anda terlalu takut membuat keputusan yang salah atau khawatir dengan konsekuensi yang mungkin terjadi. Padahal, Anda tidak akan tahu apa yang benar-benar terjadi sebelum memutuskannya.

5. Terlalu sering menyalahkan diri sendiri

Tentu baik jika Anda melakukan introspeksi setelah melakukan kesalahan. Namun, sebaiknya jangan terlalu lama menyalahkan diri sendiri karena hal tersebut.

Percayalah bahwa setiap orang pasti pernah mengambil keputusan yang buruk. Oleh karena itu, cukup jadikan pelajaran sehingga Anda tahu cara mengambil keputusan yang lebih baik ke depannya.

Penyebab overthinking

Setiap orang yang overthinking memiliki alasan dan latar belakangnya tersendiri. Jadi, Anda tidak perlu membanding-bandingkan permasalahan diri sendiri dan orang lain.

Menurut laman AFA Education, berikut adalah berbagai hal yang bisa menyebabkan overthinking.

  • Pengalaman traumatis di masa lalu.
  • Terlalu banyak mendapatkan informasi yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
  • Riwayat gangguan kecemasan.
  • Kurangnya rasa percaya diri
  • Kekhawatiran berlebih terhadap penilaian orang lain.
  • Kecenderungan untuk menjadi seorang perfeksionis.

Dampak overthinking pada kesehatan tubuh

stres kerja menyebabkan stroke

Kehati-hatian dalam berbicara dan bertindak memang dibutuhkan. Namun, bukan berarti Anda harus memikirkan segala hal secara berlebihan.

Di samping membuat Anda buang-buang waktu berharga, kebiasaan overthinking juga bisa berdampak buruk pada kondisi mental.

Salah satu dampak buruk dari overthinking adalah stres. Ini terjadi karena otak sibuk memikirkan hal-hal yang tidak perlu secara berlebihan sehingga tekanan psikologis menjadi lebih besar.

Tekanan psikologis akan merangsang tubuh Anda untuk melepaskan hormon stres dalam jumlah tinggi. Sakit kepala, mual, dan jantung berdebar adalah beberapa gejala fisik akibat stres.

Stres berkepanjangan bisa meningkatkan risiko berbagai gangguan mental, seperti gangguan kecemasan, depresi, hingga serangan panik.

Sementara itu, bagi seseorang yang sudah memiliki gangguan mental, overthinking bisa memperburuk gejala yang dimilikinya.

Tak hanya itu, kebiasaan overthinking juga dapat mendorong seseorang untuk melakukan penyalahgunaan alkohol hingga narkoba.

Cara mengatasi overthinking

Tak perlu buru-buru, Anda bisa mencoba mengatasi kebiasaan overthinking dengan berbagai cara berikut.

  • Kenali trigger atau penyebab utama munculnya overthinking. Dengan begitu, Anda bisa mengontrol diri lebih cepat.
  • Tuangkan pemikiran Anda ke dalam bentuk tulisan. Setelah itu, Anda bisa menentukan daftar prioritas untuk menyelesaikannya satu per satu.
  • Tetapkan batas waktu dalam mengambil keputusan dan menyelesaikan permasalahan. Bila perlu, sampaikan hal ini pada teman yang tepercaya Anda sehingga mereka bisa membantu mengingatkan.
  • Temukan mekanisme koping atau kesibukan lain untuk mengalihkan pikiran Anda.
  • Belajar menerima kegagalan dan menjadikannya sebagai pelajaran.
  • Batasi penggunaan media sosial. Selain itu, yakinkan diri sendiri bahwa apa yang terlihat di media sosial tidak sepenuhnya benar.

Tentu tidak salah jika Anda ingin menyisihkan waktu lebih banyak untuk memikirkan beberapa hal dalam hidup.

Namun, jangan sampai pemikiran tersebut justru mengganggu produktivitas Anda atau bahkan menimbulkan berbagai dampak buruk seperti di atas.

Apabila berbagai cara di atas tidak juga mengurangi kebiasaan overthinking Anda, jangan ragu untuk meminta bantuan pada tenaga profesional, misalnya psikolog.

Kesimpulan

  • Overthinking adalah istilah yang ditujukan pada orang-orang yang terlalu banyak berpikir hingga kehilangan waktu berkualitas.
  • Beberapa ciri-ciri seorang overthinker adalah kesulitan membuat keputusan, memikirkan suatu hal secara berulang-ulang, sulit tidur nyenyak, hingga terlalu sering menyalahkan diri sendiri.
  • Overthinking bisa disebabkan oleh pengalaman traumatis, riwayat gangguan kecemasan, kecenderungan menjadi perfeksionis, hingga kekhawatiran berlebih terhadap penilaian orang lain.
  • Atasi overthinking dengan mengenali penyebabnya, mencari koping mekanisme, dan belajar menerima kegagalan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

When worry becomes a problem. (2018, January 1). Harvard Health. Retrieved 28 June 2024, from https://www.health.harvard.edu/mind-and-mood/when-worry-becomes-a-problem.

How to stop Overthinking: Tips and coping strategies. (2022, May 19). Cleveland Clinic. Retrieved 28 June 2024, from https://health.clevelandclinic.org/how-to-stop-overthinking/.

Clinic, C. (2022, May 17). Overthinking disorder: Is it a mental illness? Cleveland Clinic. Retrieved 28 June 2024, from https://health.clevelandclinic.org/is-overthinking-a-mental-illness.

Why do I Overthinking everything: Causes, effects, and strategies. (2023, November 5). AFA Education Blog. Retrieved 28 June 2024, from https://afaeducation.org/blog/why-do-i-overthinking-everything-causes-effects-and-strategies/

How to stop Overthinking your relationship. (n.d.). Greater Good. Retrieved 28 June 2024, from https://greatergood.berkeley.edu/article/item/how_to_stop_overthinking_your_relationship.

Versi Terbaru

02/07/2024

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengambil Keputusan?

Mengapa Susah Berpikir Jernih Saat Stres Melanda?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 02/07/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan