Beberapa studi menunjukkan bahwa orang-orang yang menunjukkan suasana hati positif, “berada di atas awan”, dan sedang merasakan euforia, akan mengutamakan aspek keindahan dibandingkan kualitas. Karena itulah, ada alasan tertentu mengapa kasino dan pusat judi menggunakan lampu-lampu terang dan suara keras — mereka ingin Anda untuk tetap bersemangat. Semakin Anda merasa bersemangat, semakin besar kemungkinan Anda menghabiskan uang dalam jumlah besar.
Selain itu, saat Anda merasa terlalu bersemangat tentang suatu hal, Anda akan cenderung lebih mudah untuk mengesampingkan segala risiko. Apakah Anda berniat mengambil pinjaman dalam jumlah fantastis untuk suatu kesempatan yang menggiurkan, atau Anda pertaruhkan semua sisa uang Anda pada tim bola yang memimpin jalannya pertandingan, Anda akan lebih mungkin untuk menutup sebelah mata pada risiko saat Anda merasa bersemangat.
Jangan membuat keputusan di malam hari
Sepanjang hari, energi mental manusia terus diperas — oleh kewajiban rumah tangga, pekerjaan kantor, perjalanan komuter rumah-kantor, dsb. Dengan demikian, mengikuti berjalannya waktu, suka atau tidak Anda akan menjadi semakin lelah fisik dan mental di akhir hari. Akibatnya, akan lebih mungkin untuk bekerja ogah-ogahan. Kelelahan kognitif adalah hal yang menguras sumber daya mental Anda. Tampak jelas, bukan? Tapi sayangnya, sebagian besar orang mengabaikan kelelahan kognitif, meskipun fakta terus menerus menyajikan bahwa hal ini mempengaruhi pilihan dan perilaku mereka begitu besarnya
Penelitian telah menunjukkan bahwa kelelahan kognitif yang terus menerus akan menghasilkan kecapekan di kantor, penurunan motivasi, peningkatan distraksi, dan pengolahan informasi yang buruk. Kelelahan kognitif bahkan menurunkan kualitas penilaian dan keputusan seseorang. Dilansir dari Psychology Today, psikolog Daniel Kahneman dalam bukunya Thinking Fast and Slow, mengatakan, “Orang-orang yang sibuk secara kognitif, lebih mungkin untuk membuat keputusan egois, menggunakan bahasa seksis, dan membuat penilaian dangkal dalam situasi sosial.”
Kahneman selanjutnya menjelaskan kelebihan bagaimana kognitif dan penipisan fisik merusak kontrol diri kita. Kita membuat pilihan bodoh. Kita menyakiti diri kita sendiri dan orang lain. Kita bertindak tidak seperti biasanya. Kemudian, setelah Anda membuat keputusan yang buruk, Anda langsung merasionalisasi perilaku kita, memberi diri kita sendiri dan orang lain alasan yang baik mengapa kita bertindak begitu buruk.
Buat keputusan setelah cukup istirahat
Satu hal, kita semua tunduk pada ritme sirkadian setiap hari. Jika Anda ingin benar-benar produktif, Anda perlu mengambil keuntungan dari saat-saat di mana Anda paling waspada untuk melakukan pemikiran Anda yang paling penting, yaitu setelah tidur cukup dan nyenyak.
Untuk membuktikannya, para ilmuwan di University of Bristol menanamkan elektroda pada otak tikus jantan, dilansir dari Men’s Fitness. Setelah pulih dari operasi tersebut, tikus-tikus ini menjalankan siklus “tidur, istirahat, dan jalan-jalan bebas” sementara para ilmuwan melacak info-infor apa saja yang mereka simpan atau buang saat tidur.
Kemudian, tikus-tikus ini dibuat tidak sadarkan diri dan otak mereka diteliti. Hasilnya: selama tidur, otak mereka dengan sangat cepat memilah pengalaman-pengalaman di siang hari dan menyimpan memori yang berarti, pada dasanya “membereskan sampah-sampah” pikiran dan memungkinkan untuk dirinya menjadi lebih fokus untuk melakukan tugas yang lebih penting: membuat keputusan.
Buat keputusan saat kandung kemih penuh
Jika nanti Anda perlu membuat keputusan penting, mungkin ada baiknya untuk menenggak dua-tiga gelas air sebelum benar-benar menetapkan pilihan. Setidaknya, begitu kata sebuah studi oleh sekelompok peneliti asal Belanda, dilansir dari Inc.
“Anda tampaknya mampu untuk membuat keputusan yang lebih baik saat kandung kemih Anda penuh,” ujar kepala peneliti Mirjam Turk dari University of Twente di Belanda.
Dalam percobaannya, peneliti meminta partisipan untuk minum lima cangkir air putih atau menelan seteguk air dari lima gelas terpisah. Setelah 40 menit (waktu yang dibutuhkan untuk cairan mencapai kandung kemih) peneliti kemudian menguji aspek pengendalian diri dari setiap subyek. Peserta diminta untuk membuat delapan macam pilihan: masing-masing adalah untuk menerima kepuasan instan, atau penghargaan yang lebih besar tapi sedikit tertunda. Contohnya, dalam satu skenario mereka bisa memilih untuk mengambil $16 keesokan harinya, atau $30 dalam 35 hari ke depan.
Hasilnya, orang-orang yang memiliki kandung kemih penuh lebih cenderung untuk memilih menunggu sedikit lebih lama untuk mendapatkan jumlah yang lebih besar. Percobaan lainnya dilaporkan telah mendukung teori ini.
Temuan ini memperkuat dugaan bahwa benak terdalam memiliki dampak merugikan pada kemampuan diri untuk menerapkan kontrol diri. Dalam dunia psikologi, ini disebut sebagai “penipisan ego” — otak berjuang untuk menahan satu fungsi tubuh, dalam hal ini menahan buang air kecil, sehingga akan lebih mudah untuk mengerahkan pengendalian diri di daerah lain.
Hipotesis Tuk adalah bahwa — karena perasaan mengekang berasal dari daerah yang sama dari otak — kontrol diri di satu daerah dapat mempengaruhi kontrol diri pada area lainnya. “Orang-orang yang memiliki kadar yang lebih tinggi dari kontrol kandung kemih harusnya lebih mampu untuk mengendalikan dorongan lain yang tidak terkait,” katanya.
Untuk membuat keputusan berimbang, akui emosi Anda karena tampaknya tidak ada satu suasana hati yang pasti akan menempatkan Anda dalam kerangka pikiran sempurna untuk membuat keputusan. Namun, perhatikan bagaimana suasana hati dan perasaan Anda dapat membolak-balik pemikiran Anda dan mempengaruhi pemikiran Anda.
BACA JUGA: