backup og meta

Skizofrenia Paranoid

Skizofrenia Paranoid

Skizofrenia merupakan gangguan mental serius yang memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku pengidapnya. Salah satu jenis skizofrenia yang paling umum terjadi adalah skizofrenia paranoid. Ketahui lebih dalam mengenai gejala, penyebab, dan penanganannya di bawah ini.

Apa itu skizofrenia paranoid?

Skizofrenia paranoid atau paranoid schizophrenia adalah jenis skizofrenia yang ditandai dengan paranoia yang sangat kentara.

Paranoia membuat seseorang merasa ada orang lain yang hendak membahayakan dirinya, entah dengan cara mengintai, membuntuti, atau merencanakan hal yang buruk terhadapnya.

Menurut pedoman Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-V), istilah “skizofrenia paranoid” tidak lagi digunakan sebagai diagnosis terpisah.

Istilah ini dihapuskan karena paranoid dianggap sebagai gejala skizofrenia secara keseluruhan, bukan sebagai subtipe yang terpisah dari skizofrenia.

Namun, gejala paranoid tetap dapat dialami oleh pengidap skizofrenia. Orang yang mengalami gejala ini membutuhkan penanganan yang tepat agar kondisinya tetap terkendali.

Tanda dan gejala skizofrenia paranoid

gambar skizofrenia

Gejala umum yang ditunjukkan oleh pengidap skizofrenia paranoid yakni delusi dan halusinasi. Hal ini membuat mereka tidak mampu mengendalikan perilakunya.

Akibatnya, mereka sering berperilaku tidak pantas serta kesulitan untuk mengontrol emosi dan keinginannya.

Beberapa tanda dan gejala lain yang bisa dialami oleh pengidap skizofrenia yakni:

  • gangguan dalam berpikir dan memproses informasi,
  • kemampuan komunikasi yang buruk,
  • kesulitan untuk fokus dan berkonsentrasi,
  • menunjukkan emosi yang tidak sesuai situasi,
  • menarik diri dari keluarga, teman, dan aktivitas sosial,
  • berkurangnya minat terhadap kegiatan yang sebelumnya disukai,
  • perubahan pola tidur, baik kurang tidur atau tidur terlalu lama, serta
  • tidak memperhatikan perawatan diri, seperti tidak mau mandi atau menyikat gigi.

Skizofrenia sering kali menjadi gangguan mental yang berlangsung seumur hidup pengidapnya.

Menurut National Institute of Mental Health, skizofrenia umumnya didiagnosis antara usia 16–30 tahun, setelah episode delusi dan halusinasi pertama kali muncul.

Penyebab skizofrenia paranoid

Sampai saat ini, penyebab skizofrenia paranoid belum sepenuhnya dipahami. Namun, sejumlah faktor berikut diduga berkontribusi di dalam perkembangan gangguan mental ini.

  • Genetik. Orang yang memiliki keluarga dengan riwayat skizofrenia lebih berisiko untuk mengalami kondisi serupa.
  • Faktor biologis. Ketidakseimbangan zat kimia otak (neurotransmiter), seperti dopamin dan glutamat, dapat memengaruhi persepsi dan pemikiran.
  • Perbedaan struktur otak. Kelainan pada perkembangan struktur otak dan fungsi saraf dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini.
  • Faktor lingkungan. Stres yang ekstrem, trauma masa kecil, dan paparan zat psikoaktif (senyawa yang memengaruhi aktivitas mental dan perilaku) dapat menimbulkan gejala skizofrenia.

Diagnosis skizofrenia paranoid

diagnosis skizotipal

Untuk mendiagnosis gangguan mental ini, dokter terlebih dahulu akan bertanya tentang riwayat kesehatan pasien dan keluarga, serta gejala-gejala yang pasien rasakan.

Lalu, dokter akan merujuk pasien ke spesialis kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater agar pasien mendapatkan evaluasi lebih lanjut

Psikolog atau psikiater akan menegakkan diagnosis skizofrenia berdasarkan kriteria yang tercantum di dalam pedoman Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition (DSM-V).

Dikutip dari Cleveland Clinic, pemeriksaan medis berikut ini juga dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan masalah lain yang menimbulkan gejala mirip paranoid schizophrenia.

  • Tes pencitraan: prosedur MRI atau CT scan untuk melihat ada-tidaknya kelainan pada struktur otak dan sistem saraf pusat.
  • Tes darah, urine, dan cairan serebrospinal: pengujian pada sampel cairan dari tubuh pasien untuk melihat tanda-tanda infeksi atau keracunan logam berat. 
  • Elektroensefalogram (EEG): menganalisis dan merekam aktivitas listrik pada otak pasien yang dapat menyingkirkan kemungkinan kejang atau epilepsi.

Apakah skizofrenia paranoid bisa sembuh?

Skizofrenia tidak bisa sembuh sepenuhnya, tetapi gejalanya dapat dikelola dengan pengobatan, terapi, dan dukungan yang tepat. Dengan begitu, pasien mampu menjalani hidup yang lebih stabil dan produktif.

Penanganan skizofrenia paranoid

Pada umumnya, perawatan skizofrenia melibatkan kombinasi pemberian obat-obatan dan terapi psikologis.

Perawatan bertujuan untuk meredakan gejala, mencegah kekambuhan, dan membantu pasien agar mampu berpikir secara jernih dan beraktivitas selayaknya orang kebanyakan.

Berikut ini adalah gambaran umum tentang penanganan untuk pasien paranoid schizophrenia.

1. Obat-obatan

Dokter akan menganjurkan Anda untuk mengonsumsi obat skizofrenia. Jenis obat yang umumnya diresepkan adalah antipsikotik untuk mengurangi delusi dan halusinasi.

Obat ini bekerja dengan menyeimbangkan zat kimia otak, seperti dopamin dan serotonin. Obat antipsikotik ini dapat diberikan sebagai obat oral atau suntik, tergantung kondisi Anda.

Dokter juga mungkin akan meresepkan obat lainnya, seperti antidepresan dan antikecemasan.

Pastikan untuk mengikuti anjuran dan dosis obat sesuai arahan dokter. Ini sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal dan mencegah komplikasi yang serius.

2. Terapi psikologis

Terapi individu, khususnya terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT), adalah bagian penting dari penanganan skizofrenia paranoid. 

Melalui terapi psikologis atau psikoterapi ini, terapis mengajak Anda untuk mengidentifikasi dan menantang pikiran negatif yang Anda miliki. 

Teknik CBT juga membantu Anda dalam membentuk mekanisme koping yang efektif sehingga Anda mampu mengelola stres saat menghadapi situasi yang memicu kemunculan gejala. 

Selain itu, terapi ini membantu pengidap paranoid schizophrenia untuk kembali menjalani aktivitas sehari-hari dan membangun hubungan yang sehat.

Dukungan dari keluarga dan kelompok pendukung (support group) dapat membantu pengidap skizofrenia untuk menjalani kehidupan yang lebih stabil dan bermakna.

Apabila diri Anda sendiri atau orang terdekat Anda memiliki ciri-ciri masalah ini, segera cari bantuan untuk memperoleh diagnosis dan penanganan yang tepat. 

Kesimpulan

  • Skizofrenia paranoid adalah tipe skizofrenia yang ditandai dengan gejala paranoia yang sangat kentara.
  • Kondisi ini menyebabkan delusi dan halusinasi yang memengaruhi kemampuan berpikir dan berperilaku secara normal pada pengidapnya.
  • Penanganan gangguan mental ini melibatkan kombinasi obat dan terapi psikologis untuk mengelola gejala dan membantu pasien menjalani hidup yang lebih stabil.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Schizophrenia. (2022). World Health Organization (WHO). Retrieved August 15, 2024, from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/schizophrenia

Schizophrenia. (2024). National Institute of Mental Health (NIMH). Retrieved August 15, 2024, from https://www.nimh.nih.gov/health/topics/schizophrenia

Paranoid schizophrenia: What it is, symptoms & treatment. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved August 15, 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23348-paranoid-schizophrenia

Impact of the DSM-IV to DSM-5 Changes on the National Survey on Drug Use and Health. (2016). Substance Abuse and Mental Health Services Administration. Retrieved August 15, 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519704/table/ch3.t22/

Hany, M., Rehman, B., Rizvi, A., et al. (2024). Schizophrenia. StatPearls Publishing. Retrieved August 15, 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539864/

Kakar, G., Mehendale, A. M., Sadh, K., Bakshi, S. S., Bodke, H., & Krishnani, H. (2023). A phenomenal depiction of paranoid schizophrenia with auditory hallucinations: A case report. Cureus. https://doi.org/10.7759/cureus.46092

American Psychiatric Association. DSM-5 Task Force. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders: DSM-5.

Versi Terbaru

30/08/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Berdamai dengan Skizofrenia hingga Menemukan Pasangan Hidup

Benarkah Suplemen Minyak Ikan Mampu Mencegah Skizofrenia?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan