backup og meta

Tanda-Tanda Halusinasi Pendengaran dan Penyebabnya

Tanda-Tanda Halusinasi Pendengaran dan Penyebabnya

Halusinasi terjadi saat otak merasakan atau memproses sesuatu yang tidak benar-benar terjadi. Salah satu jenis halusinasi yang paling umum adalah halusinasi pendengaran. Lantas, apa penyebab seseorang bisa mengalami kondisi ini?

Apa itu halusinasi pendengaran?

halusinasi adalah

Halusinasi pendengaran atau halusinasi auditori (auditory hallucination) adalah halusinasi yang membuat seseorang mendengar suara-suara yang sebenarnya tidak ada.

Anda mungkin mendengar suara seperti alunan musik, langkah kaki, percakapan, tawa, jeritan dan suara lainnya, tetapi orang lain tidak mendengarnya.

Jenis halusinasi ini cukup umum dialami oleh pengidap gangguan mental, misalnya skizofrenia. 

Studi yang diterbitkan dalam Scientific Reports (2021) menyebutkan bahwa sekitar 70% orang dengan skizofrenia mengalami halusinasi pendengaran.

Pengidap skizofrenia dikatakan sering mendengarkan suara dua orang atau lebih berkomentar tentang dirinya. Suara ini bisa bernada netral, positif, dan negatif.

Suara ini mungkin mengajak mereka untuk melakukan sesuatu yang membahayakan diri atau orang lain di sekitarnya. Oleh sebab itu, halusinasi ini perlu ditangani dengan baik.

Tanda dan gejala halusinasi pendengaran

Ciri utama dari jenis halusinasi ini adalah mendengarkan sesuatu yang tidak didengarkan oleh orang lain di sekitar.

Suara ini bisa datang melalui telinga, permukaan tubuh, dari dalam pikiran, maupun dari mana saja di sekeliling Anda.

Secara umum, tanda dan gejala halusinasi pendengaran dapat dibedakan berdasarkan suara yang didengarkan, baik itu secara verbal maupun nonverbal.

  • Auditory verbal hallucination: ditandai dengan mendengar suara percakapan tanpa adanya pembicara. Suara ini bisa sangat familiar atau asing yang dapat melibatkan kata-kata, frasa sederhana, hingga percakapan yang kompleks.
  • Auditory non-verbal hallucination: ditandai dengan mendengar suara, seperti musik, langkah kaki, dering, atau dengungan, tanpa rangsangan eksternal yang berasal dari lingkungan sekitar.

Tahukah Anda?

Pada orang dengan kondisi sehat, umum untuk mendengarkan halusinasi pendengaran selama tertidur (halusinasi hipnagogik) atau saat bangun tidur (halusinasi hipnopompik). Sekitar 70% orang mengalami jenis halusinasi ini setidaknya sekali dalam hidupnya.

Penyebab halusinasi pendengaran

gambar skizofrenia

Penyebab pasti di balik terjadinya halusinasi pendengaran masih belum diketahui. Namun, beberapa faktor diduga dapat meningkatkan peluang terjadinya kondisi ini.

1. Gangguan mental

Beberapa gangguan mental dapat membuat pengidapnya mengalami halusinasi sehingga tidak mampu membedakan kenyataan dan imajinasi.

Halusinasi yang disertai dengan suara-suara dari dalam pikiran ini kerap kali terjadi pada pengidap skizofrenia.

Namun, kondisi ini juga bisa terjadi pada pengidap gangguan mental lainnya, seperti:

2. Konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang

Minuman keras dan obat-obatan terlarang, seperti sabu dan ekstasi, sering kali menyebabkan penggunanya melihat dan mendengar sesuatu yang sebetulnya tidak ada. 

Pada umumnya, kondisi ini terjadi saat seseorang sudah kecanduan berat dengan alkohol atau obat-obatan terlarang maupun sedang mengalami gejala putus obat (sakau).

3. Gangguan otak

Penyakit degeneratif otak seperti penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, dan demensia membuat pengidapnya lebih rentan berhalusinasi mendengar sesuatu. 

Bagi beberapa orang, suara-suara tersebut bahkan terdengar sangat nyata dan bisa diikuti oleh gambaran visual yang meyakinkan.

Selain itu, halusinasi pendengaran juga bisa dialami oleh pengidap tumor otak, terutama tumor yang tumbuh pada bagian otak yang berhubungan dengan indra pendengaran.

4. Gangguan pendengaran

Menurut Cleveland Clinic, halusinasi auditori terjadi pada 16% orang yang mengidap gangguan pendengaran, baik pada salah satu atau kedua telinganya.

Pengidap gangguan pendengaran mungkin mendengar suara aneh, seperti dengungan, musik, hingga percakapan, yang sebenarnya tidak didengarkan oleh orang di sekitarnya.

5. Migrain

Ketika terkena migrain, Anda bisa saja mengalami gejala seperti pusing, mendengar suara-suara aneh, ataupun melihat hal yang sebetulnya tidak ada.

Halusinasi akibat sakit kepala yang disebabkan oleh gangguan pada saraf dalam otak ini juga lebih mungkin terjadi bila Anda juga mengalami depresi.

6. Efek samping obat-obatan

efek samping obat

Saat mengalami halusinasi pendengaran, coba cek apakah Anda sedang mengonsumsi obat tertentu atau tidak. Terutama obat yang mengganggu pendengaran.

Jika Anda baru mengonsumsi obat, tanyakan dokter apakah dosis yang diberikan lebih tinggi atau tidak. Hal ini karena obat mungkin bisa memicu halusinasi pada diri Anda.

7. Penyebab lainnya

Selain penyebab di atas, berikut ini adalah beberapa kondisi lain yang dapat membuat Anda mendengar sesuatu yang tidak nyata.

  • Kurang tidur, misalnya akibat begadang selama berhari-hari.
  • Demam tinggi hingga menyebabkan delirium, yaitu kondisi penurunan kesadaran yang ditandai dengan linglung, disorientasi, dan ketidakmampuan untuk berpikir secara jernih.
  • Penyakit dengan stadium akhir, seperti pada kanker, AIDS, atau gagal ginjal dan hati.
  • Kelainan pada indra pendengaran dan penglihatan.
  • Epilepsi.
  • Isolasi sosial, terutama pada lansia.

Diagnosis halusinasi pendengaran

Dalam mendiagnosis kondisi ini, dokter akan menanyakan beberapa hal, termasuk suara apa yang Anda dengar atau apakah Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu.

Setelahnya, dokter akan menyarankan beberapa tes untuk mengetahui penyebab kondisi ini.

  • Konseling psikologis. Anda mungkin perlu bertemu dengan psikolog atau psikiater untuk memeriksakan diri bila diduga mengidap gangguan mental.
  • Tes pendengaran. Anda juga perlu melakukan tes pendengaran secara keseluruhan untuk memeriksa adanya gangguan, seperti telinga berdengung (tinitus).
  • Electroencephalogram (EEG). Pemeriksaan untuk mengukur sinyal listrik pada otak untuk memastikan apakah halusinasi disebabkan oleh epilepsi.

Cara mengatasi halusinasi pendengaran

Penanganan halusinasi pendengaran akan disesuaikan dengan penyebabnya. Halusinasi pada umumnya ditangani dengan obat-obatan untuk memperlambat kerja otak.

Jika kondisi ini terjadi akibat efek samping obat-obatan, dokter Anda mungkin akan menurunkan dosis atau mengganti obat yang Anda gunakan secara rutin. 

Pada orang lain, pengobatan dapat lebih kompleks. Misalnya, bila Anda didiagnosis skizofrenia, Anda mungkin memerlukan kombinasi obat dan terapi psikologis (psikoterapi).

Apabila Anda mendengar suatu hal yang tidak biasa secara terus-menerus, segera bicarakan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Kesimpulan

  • Halusinasi pendengaran adalah pengalaman mendengar suara atau bunyi yang tidak ada di lingkungan sekitar.
  • Kondisi ini pada umumnya berkaitan dengan gangguan mental, termasuk skizofrenia.
  • Di sisi lain, jenis halusinasi ini juga terjadi akibat konsumsi alkohol dan obat terlarang, gangguan otak, gangguan pendengaran, kurang tidur, hingga penyakit kronis.
  • Penanganan halusinasi harus disesuaikan dengan penyebabnya. Konsultasikan dengan dokter bila Anda sering mendengarkan sesuatu yang tidak biasa.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Hallucinations: Definition, Causes, Treatment & Types. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved October 10, 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/23350-hallucinations

Auditory Hallucinations: Causes, Symptoms, Types & Treatment. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved October 10, 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/23233-auditory-hallucinations

Hallucinations and hearing voices. (2021). NHS UK. Retrieved October 10, 2023, from https://www.nhs.uk/mental-health/feelings-symptoms-behaviours/feelings-and-symptoms/hallucinations-hearing-voices/

Thakur, T., & Gupta, V. (2023). Auditory Hallucinations. StatPearls. Retrieved October 10, 2023, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557633/

Johns, L. C., Kompus, K., Connell, M., Humpston, C., Lincoln, T. M., Longden, E., Preti, A., Alderson-Day, B., Badcock, J. C., Cella, M., Fernyhough, C., McCarthy-Jones, S., Peters, E., Raballo, A., Scott, J., Siddi, S., Sommer, I. E., & Larøi, F. (2014). Auditory verbal hallucinations in persons with and without a need for care. Schizophrenia Bulletin, 40(Suppl_4), S255-S264. https://doi.org/10.1093/schbul/sbu005

Fuentes-Claramonte, P., Soler-Vidal, J., Salgado-Pineda, P., García-León, M. Á., Ramiro, N., Santo-Angles, A., Llanos Torres, M., Tristany, J., Guerrero-Pedraza, A., Munuera, J., Sarró, S., Salvador, R., Hinzen, W., McKenna, P. J., & Pomarol-Clotet, E. (2021). Auditory hallucinations activate language and verbal short-term memory, but not auditory, brain regions. Scientific Reports, 11(1). https://doi.org/10.1038/s41598-021-98269-1

Versi Terbaru

25/10/2023

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Edria


Artikel Terkait

Telinga Berdenging Terus Karena Tinnitus? Atasi Dengan 6 Cara Ini

Apa Benar Suara Alam Memicu Relaksasi Tubuh dan Pikiran?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 25/10/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan