Liburan telah usai. Itu artinya, Anda harus berkutat kembali dengan rutinitas sehari-hari. Namun, bagi sebagian orang, ini bisa menimbulkan masalah mental setelah liburan yang dikenal sebagai post holiday blues atau post vacation blues.
Lantas, bagaimana kondisi mental ini bisa terjadi?
Apa arti post holiday blues?
Post holiday blues adalah perubahan emosi dan suasana hati yang terjadi setelah kembali dari liburan yang menyenangkan.
Perubahan terkait post holiday syndrome ini ditandai dengan timbulnya perasaan kecewa, suasana hati atau mood yang buruk, dan kurangnya motivasi untuk menjalani rutinitas.
Bayangkan beberapa hari lalu Anda sedang berkunjung ke tempat wisata favorit, tetapi saat ini Anda dihadapkan dengan tumpukan email yang menggunung.
Perubahan yang mendadak dari momen liburan yang menyenangkan ke tuntutan dan tanggung jawab pekerjaan inilah yang dapat menyebabkan post holiday blues.
Liburan dan gangguan mental
Tanda dan gejala post holiday blues
Pada dasarnya, post vacation blues tidak termasuk gangguan mental yang terdaftar di dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-V).
Kondisi ini mirip dengan beberapa kondisi mental sejenis yang memiliki karakteristik yang serupa dengan depresi dan kecemasan, seperti post concert depression.
Beberapa gejala emosional yang terkait dengan post holiday blues antara lain sebagai berikut.
- Kekecewaan dan rasa sedih yang berlebihan bahwa liburan telah berakhir.
- Kehilangan motivasi untuk melakukan pekerjaan atau tanggung jawab sehari-hari.
- Perubahan suasana hati atau mood, seperti merasa gelisah dan mudah marah terhadap hal-hal sepele.
- Perasaan kosong karena hilangnya interaksi sosial dan perayaan yang mengisi momen liburan secara mendadak.
- Kecemasan yang berlebihan terhadap kondisi keuangan setelah melakukan liburan.
Tidak hanya itu, kondisi mental ini juga berpotensi menimbulkan gejala fisik sebagai berikut.
- Perubahan pola tidur, seperti susah tidur malam atau lebih banyak tidur dari biasanya.
- Tidak nafsu makan maupun meningkatnya keinginan untuk mengonsumsi makanan yang tidak sehat.
- Kesulitan untuk fokus dan berkonsentrasi dalam melakukan pekerjaan.
- Tingkat energi yang rendah dan kelelahan terus-menerus.
Penyebab post holiday blues
Post holiday blues sudah banyak dikeluhkan dan memang bisa dialami oleh siapa saja. Kondisi ini dapat dialami oleh orang dewasa maupun anak-anak setelah pergi liburan.
Tidak ada penyebab pasti dari post holiday syndrome. Akan tetapi, perubahan kadar dopamin dalam tubuh selama dan setelah liburan diduga menjadi pemicu utamanya.
Dopamin adalah neurotransmiter atau pembawa pesan kimia pada otak yang bisa menciptakan perasaan senang dan bahagia saat dilepaskan dalam jumlah besar.
Nah, berbagai momen liburan, misalnya menghabiskan waktu dengan orang terkasih, memanjakan diri dengan hidangan lezat, dan bertukar hadiah, dapat memicu pelepasan dopamin.
Itu sebabnya banyak orang merasa sangat senang serta bersemangat selama mereka berlibur. Begitu liburan usai, kegiatan yang meningkatkan dopamin ini ikut terhenti.
Kadar dopamin yang memuncak bisa menurun drastis. Kondisi yang disebut dopamine crash ini dapat menimbulkan perasaan hampa, mood rendah, dan kurang motivasi yang terkait dengan post holiday blues.
Faktor risiko post holiday blues
Selain perubahan kadar dopamin, beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko kondisi ini adalah sebagai berikut.
- Perubahan rutinitas. Liburan mengubah pola tidur, kebiasaan makan, serta kegiatan sehari-hari Anda. Kembali ke rutinitas sebelumnya bisa menimbulkan perasaan stres, depresi, dan bahkan kecemasan.
- Perasaan kehilangan. Liburan kerap melibatkan interaksi sosial dengan orang tercinta, seperti teman atau keluarga yang lama tidak Anda jumpai. Putusnya interaksi ini setelah liburan bisa menimbulkan perasaan kesepian atau isolasi.
- Tekanan pekerjaan. Kembali ke rutinitas pekerjaan dan menghadapi tugas-tugas yang tertunda setelah liburan bisa menjadi faktor penyebab post holiday blues.
- Stres finansial. Beban finansial yang terjadi setelah liburan, seperti membayar tagihan atau menyesuaikan anggaran akibat besarnya pengeluaran, berpotensi menimbulkan perasaan cemas dan suasana hati yang rendah.
Cara mengatasi post holiday blues
Perasaan sedih usai liburan umumnya tidak membahayakan. Emosi negatif akibat post holiday blues ini tidak akan berlangsung lama dan bisa membaik dengan sendirinya.
Meski begitu, Anda bisa melakukan beberapa langkah berikut untuk mencegahnya berkembang menjadi masalah kesehatan mental serius.
1. Lakukan adaptasi secara perlahan
Jangan memaksakan diri Anda untuk kembali bekerja secara maksimal setelah liburan. Beri diri Anda beberapa waktu untuk beradaptasi kembali dengan rutinitas sehari-hari.
Selama minggu pertama selepas liburan, Anda juga dapat menjadwalkan aktivitas yang santai dan menyenangkan, seperti ngopi bersama teman atau menikmati hobi.
2. Prioritaskan perawatan diri
Perawatan diri alias self-care penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental pascaliburan.
Anda dapat kembali melakukan rutinitas yang terhenti selama liburan, seperti olahraga teratur, mengonsumsi makanan bergizi, dan menerapkan pola tidur yang sehat.
Penting juga untuk memanjakan diri sendiri bila Anda merasakan post holiday blues, contohnya dengan berendam, pijat, atau aktivitas lain yang membuat Anda merasa lebih baik.