backup og meta

Hedonisme

Hedonisme

Beberapa dari Anda mungkin sudah tidak asing dengan istilah hedon atau hedonisme. Selama ini, hedonisme lebih sering digunakan untuk menggambarkan perilaku yang negatif.

Lantas, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Bagaimana cara mengatasinya? Temukan jawabannya melalui uraian berikut.

Apa itu hedonisme?

Hedonisme adalah istilah yang untuk menggambarkan sifat yang meyakini bahwa kesenangan dan kepuasan materi merupakan hal terpenting dalam hidup.

Alhasil, mereka akan fokus pada kesenangan sesaat. Ini adalah kebalikan dari kondisi yang disebut anhedonia.

Istilah hedonisme sendiri sebenarnya diambil dari bahasa Yunani, hedone, yang berarti kesenangan atau pleasure.

Seseorang yang secara sadar atau tidak sedang menganut hedonism kerap dikaitkan dengan perilaku konsumtif.

Pasalnya, mereka akan selalu berusaha mencari cara untuk mendapatkan kebahagiaan dan berusaha menghindari hal yang menyusahkannya.

Ciri-ciri hedonisme

Berikut adalah ciri-ciri hedonisme dalam kehidupan sehari-hari.

1. Kurang empati

Karena ingin mencapai kebahagiaannya sendiri, seseorang yang berperilaku hedon cenderung tidak memedulikan kebahagiaan orang lain.

Selama masih bisa merasakan kebahagiaan, mereka akan kesusahan untuk memahami perasaan orang lain atau berempati.

Sifat ini bahkan mungkin membuat Anda berusaha menghindari seseorang yang sedang kesulitan karena khawatir akan ikut merasakan hal serupa.

2. Konsumerisme akut

Salah satu ciri utama dari hedonisme adalah konsumerisme akut alias konsumtif. Sifat ini akan mendorong Anda membeli barang-barang atau jasa yang diinginkan tanpa memperhitungkan kebutuhannya.

Sebagai akibatnya, Anda mungkin justru kesulitan saat harus memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Namun, alih-alih menyusun skala prioritas, seseorang yang menganut hedonism mungkin rela berutang demi memenuhi keinginannya.

3. Mudah terpengaruh

Karena mengutamakan kesenangan sesaat, hedonisme biasanya membuat Anda mudah terpengaruh. Lebih jauh, sifat ini memudahkan Anda terbujuk dalam pergaulan buruk.

Pasalnya, beberapa hal negatif sering kali menawarkan kebahagiaan instan, tetapi kemudian menimbulkan penyesalan.

4. Lari dari tanggung jawab

Hedonisme akan membuat Anda berusaha menghindari berbagai hal yang membuat Anda merasa tidak nyaman.

Padahal, kebahagiaan dan rasa tidak nyaman adalah suatu hal yang bisa datang silih berganti dan merupakan hal yang normal.

Alhasil, alih-alih berusaha mengatasinya, hedonisme cenderung membuat Anda lari dari tanggung jawab untuk menghindarinya.

Penyebab hedonisme

Studi yang diterbitkan dalam Jurnal Ilmiah Manajemen Informasi dan Komunikasi menyebutkan bahwa hedonisme bisa disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.

1. Faktor internal

cara menghadapi orang egois

Sesuai namanya, internal berarti bahwa hedonisme muncul dari dalam diri orang tersebut, seperti pengalaman, kepribadian, dan keyakinan.

Sebagai contoh, seseorang yang memiliki kepribadian egois akan lebih mementingkan dirinya sendiri sehingga menumbuhkan perilaku hedonisme.

2. Faktor eksternal

Faktor-faktor eksternal seperti pergaulan, didikan orang tua, dan pengaruh media sosial bisa menjadi penyebab perilaku hedon pada diri seseorang.

Sebagai contoh, melihat gaya hidup mewah orang lain pada media sosial mungkin membuat Anda ingin melakukan hal serupa.

Padahal, Anda mungkin tidak tahu apa yang sudah mereka korbankan atau usahakan untuk mencapai kemewahan tersebut. 

Dampak hedonisme

Hedonisme memang menawarkan kebahagiaan, tetapi hanya sesaat. Sebaliknya, perilaku hedonism yang dipelihara justru bisa menimbulkan berbagai dampak buruk seperti berikut.

  • Berhasil memenuhi keinginan, tetapi kebutuhannya justru berantakan.
  • Merugikan orang-orang di sekitar karena hanya ingin enaknya saja.
  • Kesulitan mengumpulkan dana darurat karena selalu mengutamakan keinginan.
  • Berisiko memberi pengaruh buruk pada orang lain.
  • Terlilit utang, pinjol, atau korupsi.
  • Dijauhi teman atau bahkan keluarga karena dinilai memberi dampak buruk.

Hedonisme juga membuat kualitas hidup menurun karena Anda cenderung mengabaikan aspek kehidupan lain yang tidak kalah penting, seperti kesejahteraan  sosial dan emosional.

Cara mengatasi hedonisme

Langkah pertama untuk mengatasi hedonisme adalah menyadari bahwa Anda melakukannya. Tidak perlu malu untuk menyadarinya karena mengabaikannya justru bisa merugikan diri sendiri.

Setelah lebih mengenali diri sendiri, berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi sekaligus mencegah hedonisme.

1. Tentukan skala prioritas

Menyambangi tempat viral atau mendatangi konser idola tentu boleh dilakukan jika Anda sudah memenuhi semua kebutuhan harian. Jangan sampai Anda melakukan hal sebaliknya.

Mengorbankan kebutuhan harian demi sesuatu yang sifatnya memberi kebahagiaan sesaat bisa membuat Anda merasa kesulitan di kemudian hari. Oleh karena itu, sebaiknya buatlah skala prioritas.

2. Buat rencana keuangan

Setelah mendapat gaji atau jatah uang bulanan dari orang tua, usahakan untuk membuat rencana keuangan.

Dengan begitu, Anda akan lebih mudah untuk mengatur pengeluaran dan menahan diri dari hedonisme. Supaya rencana keuangan berjalan lancar, lakukanlah pencatatan uang masuk dan keluar.

3. Tentukan target jangka panjang

Apakah Anda sedang berencana membeli laptop, rumah, atau kebutuhan lain yang nominalnya cukup besar?

Dalam kondisi tersebut, Anda harus rela mengencangkan ikat pinggang. Jika dibiarkan seperti biasanya, Anda mungkin harus mengorbankan dana darurat.

4. Cari sumber kebahagiaan lain

Uang memang merupakan salah satu sumber kebahagiaan, tetapi bukan satu-satunya.

Jika Anda merasa sudah terlalu banyak mengeluarkan uang untuk hal tersebut, cobalah mencari sumber kebahagian lainnya.

Tanpa disadari, hal-hal kecil seperti duduk di taman, membaca buku, atau tidur siang pada akhir pekan juga bisa menjadi sumber kebahagiaan.

Kesimpulan

  • Hedonisme adalah istilah untuk menggambarkan sifat yang meyakini bahwa kesenangan dan kepuasan materi merupakan hal terpenting. Sifat ini juga membuat Anda selalu berusaha menghindari hal menyusahkan.
  • Ciri-ciri hedonisme adalah kurang empati, konsumtif, mudah terpengaruh, dan suka lari dari tanggung jawab.
  • Jika dibiarkan, perilaku hedon bisa membuat Anda terlilit utang dan dijauhi orang di sekitar karena membawa pengaruh buruk.
  • Atasi hedonism dengan menentukan skala prioritas, membuat rencana keuangan, memasang target jangka panjang, dan mencari sumber kebahagiaan lain.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Simanjuntak, S., Dwiana, R., & Andary, R. W. (2023). Analisis Resepsi Masyarakat Tentang Gaya Hidup Hedonisme Selebgram (Studi Netnografi Pada followers Instagram Sisca kohl). Jurnal Ilmiah Manajemen Informasi dan Komunikasi7(2), 49-61. Retrieved 23 August 2024, from https://doi.org/10.56873/jimik.v7i2.286.

Setianingsih, E. S. (2019). Wabah Gaya hidup hedonisme mengancam moral anak. Malih Peddas (Majalah Ilmiah Pendidikan Dasar)8(2), 130. Retrieved 23 August 2024, from https://doi.org/10.26877/malihpeddas.v8i2.2844.

Paradox of hedonism. (n.d.). Internet Encyclopedia of Philosophy | An encyclopedia of philosophy articles written by professional philosophers. Retrieved 23 August 2024, from https://iep.utm.edu/paradox-of-hedonism/.

APA dictionary of psychology. (n.d.). APA Dictionary of Psychology. Retrieved 23 August 2024, from https://dictionary.apa.org/hedonism.

To have and not be had: Meaning through hedonism. (2023, November 21). Free Inquiry. Retrieved 23 August 2024, from https://secularhumanism.org/2023/11/to-have-and-not-be-had-meaning-through-hedonism/.

Versi Terbaru

29/08/2024

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

God Complex, Merasa Paling Benar dan Bersikap seperti Tuhan

Dehumanisasi, Perilaku untuk Merendahkan Martabat Orang


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 29/08/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan