backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Mengenal Sifat Egoisme dalam Hubungan dan Cirinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 27/02/2024

Mengenal Sifat Egoisme dalam Hubungan dan Cirinya

Tidak dapat dipungkiri bahwa sifat egois pada diri orang lain sering kali membuat Anda merasa kesal. Namun, pernahkah Anda berpikir dari mana egoisme tersebut muncul?

Simak informasi berikut untuk lebih memahami sifat egois seseorang dan bagaimana sebaiknya Anda menyikapinya.

Apa itu sifat egois?

Egoisme adalah sifat yang membuat seseorang hanya memprioritaskan keinginan dan kebutuhan diri sendiri di atas kebutuhan dan keinginan orang lain.

Seseorang dengan sifat ini kerap bertindak semena-mena terhadap orang lain demi menguntungkan diri sendiri.

Sifat ini berasal dari paham egoisme yang dikenalkan di dalam dunia filsafat.

Menurut paham tersebut, egoisme adalah pandangan bahwa seseorang harus bertindak atas kepentingan dan keinginannya sendiri demi mencapai kesejahteraannya.

Penyebab kadar egoisme setiap orang berbeda-beda

cara menghadapi orang egois

Pada dasarnya, setiap orang memiliki sisi egoisnya masing-masing. Namun, seseorang dengan tingkat egoisme yang tinggi bisa merugikan orang lain.

Sifat egois biasanya digunakan sebagai cara self-love atau mencintai diri sendiri, seperti memenuhi kebutuhan makanan diri sendiri sebelum memberikannya ke orang lain.

Egoisme juga bisa bermanfaat ketika Anda harus menolong diri sendiri terlebih dahulu saat terluka sebelum membantu orang lain.

Akan tetapi, keegoisan juga bisa menjadi ciri-ciri tipe kepribadian patologis atau tidak wajar. Ini terjadi ketika seseorang memprioritaskan keinginannya di atas kebutuhan orang lain.

Contoh sifat tersebut adalah ketika seseorang membebankan pekerjaannya ke orang lain supaya bisa pulang lebih cepat.

Laman Good Therapy juga menyebutkan bahwa egoisme yang berlebihan terkait dengan masalah kesehatan mental tertentu, seperti gangguan kepribadian.

Gangguan kepribadian yang dimaksud adalah gangguan kepribadian narsistik dan antisosial. Orang-orang dengan gangguan ini hanya akan terpaku pada keinginannya sendiri, tanpa peduli kebutuhan orang lain.

Selain itu, seseorang dengan riwayat depresi juga dinilai lebih berisiko bersifat egois. Contohnya, ia sering tenggelam dengan perasaannya sendiri sehingga tidak bisa mengasuh anak atau berkomunikasi dengan pasangan.

Contoh atau ciri perilaku egoisme

Seseorang dengan egoisme tinggi sering kali tidak menyadari sifat yang dimilikinya. Mereka biasanya baru tersadar ketika ada seseorang yang menegurnya karena menunjukkan perilaku berikut.

1. Cenderung menyalahkan orang lain

Ketika menemukan permasalahan dalam pekerjaan tim, seseorang yang egois cenderung menyalahkan orang lain alih-alih fokus untuk menyelesaikan persoalan.

Dengan menyalahkan orang lain, mereka berpikir tidak perlu menyediakan waktu dan tenaga lebih untuk mengatasi permasalahan tersebut.

2. Kurang empati

Gigih untuk mencapai tujuan tentu merupakan hal yang baik. Namun, jangan sampai hal tersebut membuat Anda menghalalkan segala cara, bahkan dengan merugikan orang lain.

Egoisme yang berlebihan memang cenderung membuat seseorang kurang bisa berempati. Pasalnya, mereka hanya fokus pada diri sendiri tanpa mau memikirkan orang lain.

3. Sulit menerima kritik

pasangan borderline personality disorder

Seseorang dengan egoisme tinggi dikenal suka mendebat dan mengkritik orang lain, tetapi tidak terima jika diperlakukan serupa.

Orang dengan sifat ini meyakini bahwa kritikan dari orang lain hanya dilakukan untuk menjatuhkannya. Inilah mengapa ia enggan menghadapi kritikan dan memilih berbalik menyalahkan.

4. Takut gagal

Egoisme yang tinggi biasanya membuat seseorang memilih untuk bertahan di zona nyaman karena takut gagal akan hal baru.

Pasalnya, di zona nyaman ini ia bisa dengan bebas mendahulukan keinginannya. Sementara itu, di dunia yang baru ia merasa bahwa seseorang mungkin terus menghakimi segala tingkah lakunya.

5. Sulit meminta maaf

Seseorang yang egois tidak pernah merasa bersalah atas tindakan yang dilakukannya. Inilah alasan mengapa mereka sangat sulit meminta maaf.

Tak hanya meminta, orang dengan sifat ini juga sulit menerima maaf. Jika orang lain bersalah, ia bisa menyimpan dendam sampai orang tersebut meminta maaf dengan cara yang diinginkannya.

6. Tidak sabar

Egoisme membuat seseorang berpikir bahwa dirinya lebih cerdas dalam berbagai hal. Alhasil, ketika melihat seseorang sedikit lebih lambat darinya, ia akan merasa kesal.

Tak hanya itu, sifat ini juga membuat mereka tidak sabar ketika harus berperan sebagai pendengar.

7. Tidak mau berbagi

Ketika mengetahui tentang sesuatu, seseorang yang egois biasanya enggan untuk berbagi. Sebab dengan begitu, mereka akan menganggap seseorang berusaha menjadi lebih baik dirinya.

Sifat ini membuat seseorang lebih suka menyimpan segalanya sendiri. Padahal, beberapa ide akan lebih baik jika dipikirkan bersama.

Cara menghadapi orang egois

Menghadapi orang egois memang menjadi tantangan tersendiri. Namun, beberapa cara berikut bisa membantu Anda memperbaiki interaksi dengan seseorang yang egois.

  • Bicarakan tentang keresahan Anda terkait sifatnya yang egois. Berikan contoh bagaimana sifat tersebut bisa merugikan kedua belah pihak.
  • Hindari memberikan terlalu banyak perhatian.
  • Sampaikan tentang sejauh mana Anda bisa menoleransi sikapnya.
  • Kurangi komunikasi dengan mereka di luar kebutuhan profesional.
  • Pahami apa yang membuat mereka bersikap egois.

Selain memahami sifat egois orang lain, cobalah untuk mengenali diri sendiri apakah Anda termasuk salah satu di antaranya.

Kesimpulan

  • Egoisme adalah sifat yang membuat seseorang hanya mementingkan kebutuhan dan keinginan pribadi tanpa memikirkan orang lain.
  • Contoh sifat egois adalah kurang berempati, sulit menerima kritik, suka menyalahkan orang lain, dan sulit meminta maaf.
  • Anda bisa menghadapi orang egois dengan membicarakan keresahan Anda secara langsung. Selain itu, hindari memberinya perhatian terlalu banyak.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 27/02/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan