backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

God Complex, Merasa Paling Benar dan Bersikap seperti Tuhan

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 25/03/2024

God Complex, Merasa Paling Benar dan Bersikap seperti Tuhan

Dalam dunia psikologi, terdapat suatu istilah menarik yang disebut sebagai god complex. Istilah ini umumnya ditujukan untuk seseorang yang bersikap seperti Tuhan.

Meskipun terdengar aneh dan berlebihan, kondisi ini bisa membawa konsekuensi serius dalam hubungan dan kehidupan sosial orang yang memilikinya. 

Apa yang dimaksud god complex?

God complex adalah serangkaian pola yang merujuk pada perilaku atau sikap seseorang yang didasari pada kepercayaan diri yang sangat berlebihan.

Kondisi ini juga sering disebut god syndrome atau sindrom merasa paling benar seperti Tuhan.

Orang dengan kondisi ini cenderung merasa paling benar, lebih berkuasa, serta bijaksana bila dibandingkan dengan orang lain di sekitar mereka.

Mereka mungkin merasa mempunyai hak untuk mengontrol kehidupan orang lain atau bahkan memiliki kuasa yang setara dengan Tuhan.

God complex bukan tergolong gangguan mental berdasarkan pada buku pedoman Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5).

Meskipun begitu, kondisi ini sering kali muncul sebagai gejala dari seseorang yang mengalami gangguan bipolar maupun narcissistic personality disorder (NPD).

Ciri-ciri orang dengan god complex

ciri-ciri god syndrome

Apabila diri Anda sendiri atau orang lain memiliki god complex, mungkin akan tampak beberapa ciri khas seperti di bawah ini.

1. Kepercayaan berlebih pada diri sendiri

Orang dengan god syndrome sering melebih-lebihkan kemampuan dirinya. Mereka cenderung menganggap bahwa diri mereka tidak tergantikan dan tidak mungkin berbuat salah.

Harga diri yang terlalu tinggi juga menyebabkan mereka sering memandang rendah orang lain.

2. Kesulitan menerima kritik

Seseorang yang mempunyai kondisi ini biasanya sulit menerima kritik dan saran dari orang lain. 

Hal ini karena mereka merasa bahwa dirinya sudah sempurna layaknya Tuhan serta tidak butuh kritik tersebut untuk memperbaiki diri.

3. Keinginan kuat untuk memegang kendali

God complex sangat erat kaitannya dengan perilaku manipulatif. Pasalnya, orang yang memiliki kondisi ini cenderung ingin mengendalikan situasi dan orang lain di sekitarnya.

Mereka memanfaatkan hal ini demi keuntungan pribadi, tanpa terlalu peduli bagaimana perilaku tersebut mungkin berdampak buruk pada perasaan orang lain.

4. Ketidakmampuan mengakui kesalahan

Sindrom ini membuat orang yang memilikinya merasa paling benar. Mereka enggan mengakui kesalahan, meski kenyataan menunjukkan sebaliknya.

Rasa enggan untuk mengakui kesalahan ini juga dapat berdampak pada hubungan, termasuk dengan pasangan. Hal ini membuat mereka sulit untuk menjaga hubungan yang sehat.

5. Perasaan superioritas

Orang dengan god complex sering merasa lebih baik daripada orang lain dan menganggap diri mereka sebagai orang pilihan.

Superioritas ini membuat mereka percaya bahwa dirinya berhak atas perlakukan istimewa dan bebas bertindak seolah-olah peraturan tidak berlaku baginya.

Penyebab god complex

cara menghadapi orang manipulatif

God complex sering kali merupakan gejala dari gangguan kepribadian narsistik atau narcissistic personality disorder (NPD). Penyebab dari gangguan ini belum diketahui pasti.

Meski demikian, ada beberapa faktor yang meningkatkan peluang seseorang untuk memiliki gangguan kepribadian ini.

Studi dalam jurnal Child Abuse & Neglect (2022) menyebutkan bahwa sebagian besar faktor tersebut terjadi selama masa kanak-kanak. Beberapa di antaranya meliputi:

  • pelecehan dan trauma psikologis,
  • mendengar pujian berlebihan dari orangtua secara konsisten,
  • figur orang berwibawa yang tidak dapat diandalkan, seperti orangtua atau wali,
  • jarang menerima penolakan atau memperoleh semua yang diinginkan saat kecil, dan
  • tumbuh di lingkungan yang sering memberikan validasi palsu.

Apa saja dampak dari god complex?

God complex atau god syndrome lebih banyak membawa kerugian. Pasalnya, hal ini berpotensi mengarah pada perilaku merusak, seperti manipulasi dan tidak mampu mengakui kesalahan. Perilaku ini bisa menimbulkan masalah dalam hubungan, seperti perasaan terisolasi.

Cara mengatasi god complex

Perlu kesadaran diri yang kuat bila untuk mengatasi god complex. Bahkan, Anda butuh bantuan ahli kesehatan mental bila kondisi ini terkait dengan gejala gangguan tertentu.

Beberapa langkah awal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi god syndrome adalah sebagai berikut.

  • Terbuka terhadap masukan dan kritik. Penting bagi Anda untuk menerima masukan maupun kritik dari orang lain tanpa merasa terbebani dengan hal tersebut.
  • Introspeksi diri. Renungkan tentang asal-usul dan motivasi Anda melakukan ini untuk membantu memahami alasan mengapa harus selalu merasa lebih unggul.
  • Kembangkan empati. Hadirnya empati dalam diri membantu Anda untuk lebih memahami perasaan orang lain saat menerima perlakuan dari Anda.

Apabila god syndrome muncul sebagai gejala dari gangguan bipolar atau gangguan kepribadian narsistik, pertimbangkan untuk meminta bantuan psikolog atau psikiater.

Mereka akan membantu Anda menjelajahi penyebab yang mendasarinya dan mengembangkan strategi yang tepat untuk mengelola perilaku tersebut.

Kesimpulan

  • God complex adalah fenomena psikologis yang mengacu pada perilaku yang didasari pada kepercayaan diri yang sangat berlebihan.
  • Kondisi ini disebut juga god syndrome atau sindrom merasa paling benar seperti Tuhan.
  • Orang dengan kondisi ini cenderung sulit menerima kritik, ingin mengendalikan situasi, sulit mengakui kesalahan, dan merasa superior dari orang lain.
  • Perlu kesadaran diri yang kuat, keterbukaan terhadap kritik, introspeksi diri, empati, dan bahkan bantuan dari profesional kesehatan mental untuk mengatasi kondisi ini.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 25/03/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan