Pernahkah Anda mendengar atau membaca tentang LSD? LSD merupakan singkatan dari Lysergic acid diethylamide, suatu jenis narkoba yang tergolong dalam halusinogen, yaitu jenis obat-obatan yang dapat menyebabkan halusinasi bagi penggunanya.
LSD sering dikenal juga dengan sebutan acid. LSD kebanyakan ditemukan dalam bentuk prangko kecil seperti untuk surat, dan konsumsinya dengan cara diletakkan di lidah dalam beberapa menit.
LSD ditemukan pada tahun 1943 oleh Albert Hoffman dari hasil mengolah senyawa ergotamine yang diperoleh dari jamur ergot. Ia kemudian secara tidak sengaja menelan LSD dan merasakan “pengalaman stimulasi yang sangat luar biasa”. Sejak itu, LSD sering disalahgunakan oleh para pengguna obat-obatan terlarang.
Efek penggunaan narkoba LSD
LSD sering disalahgunakan oleh karena efeknya yang dapat menyebabkan perubahan suasana, persepsi, sensasi, dan gambaran yang tidak nyata. Narkoba LSD juga dapat mengubah mood dan orientasi seseorang serta dapat meningkatkan kreativitas.
Efek kerja obat ini berlangsung setelah digunakan 30-60 menit dan tetap dirasakan hingga hampir 12 jam. Efek ini diperoleh karena LSD menyebabkan gangguan interaksi antara sel otak dengan serotonin, suatu hormon di otak yang berpengaruh terhadap mood, persepsi, emosi serta perasaan senang dan euforia. Karena efek samping ini, para penggunanya sering menggunakan LSD secara berulang-ulang untuk memperoleh reaksi yang serupa.
Selain efek samping di atas, LSD juga sering digunakan untuk meningkatkan kreativitas dalam seni dan literatur. Hal ini dikarenakan LSD sering memicu perubahan emosi, pemikiran, dan identitas yang pada ujungnya dapat mempengaruhi kreativitas seseorang.
Bahaya narkoba LSD terhadap tubuh manusia
Pengguna LSD umumnya merasakan kehilangan nafsu makan, kurang tidur, mulut kering, tremor, dan merasakan perubahan visual. Penggunanya akan terfokus pada warna dengan intensitas tertentu.
Perubahan mood yang signifikan juga sering terjadi, begitu juga dengan gangguan perilaku dan emosi juga dapat terjadi pada pengguna LSD. Gangguan ini sering disebut dengan istilah “bad trip” yaitu gejala cemas, ketakutan, dan panik yang terjadi pada pengguna LSD. Bahkan sentuhan biasa dapat dirasakan secara berlebihan dan menakutkan oleh para penggunanya. Banyak pengguna LSD sering mengalami “bad trip” bahkan beberapa hari dan berminggu-minggu setelah penggunaan LSD.
Selain itu, dapat terjadi pula komplikasi yang disebut ergotism, yaitu gejala yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah yang menyebabkan nyeri seperti panas pada kaki, hilangnya sensasi pada ujung tangan dan kaki, serta pembengkakan. Ergotism juga dapat berlanjut menjadi nyeri kepala, kejang, dan gangguan saraf lainnya.
Apakah LSD bisa menyebabkan kecanduan?
Penggunaan LSD menyebabkan kecanduan secara psikologis, namun tidak secara fisik. Dalam hal ini, pengguna LSD biasanya menggunakan LSD kembali untuk memperoleh sensasi euphoria atau rasa senang dan sensasi serupa. Selain itu, toleransi terhadap obat ini dapat terjadi sehingga penggunanya akan membutuhkan dosis lebih banyak untuk mencapai sensasi yang serupa.
Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.