Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Kecanduan Pornografi

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 26/12/2022

Kecanduan Pornografi

Pornografi dapat memberi banyak efek positif bagi kehidupan seks asal dimanfaatkan secara wajar. Namun, ketika Anda mengalami kecanduan, pornografi bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik.

Apa itu kecanduan pornografi?

Kecanduan pornografi adalah kondisi ketika seseorang tidak bisa menahan diri terhadap segala sesuatu yang bermuatan pornografi sekalipun telah berdampak buruk pada kehidupannya.

Kecanduan atau adiksi yang dirasakan biasanya sampai mengganggu produktivitas, hubungan, dan kehidupan sehari-hari.

Ketertarikan pada pornografi sebenarnya wajar dan bisa bermanfaat. Namun, jika ketertarikan Anda sampai mengganggu aktivitas, kondisi ini harus segera ditangani.

Menurut studi yang dirilis dalam Journal of Behavioral Addictions pada 2019, sekitar 11% pria dan 3% wanita di AS mengaku mengalami kecanduan pornografi.

Meski bukan termasuk gangguan mental dalam DSM-5, beberapa orang melaporkan kecanduan yang dirasakan sebagai masalah dalam hidup mereka.

Tanda dan gejala kecanduan pornografi

kecanduan pornografi

Agar bisa berhenti dari kecanduan, penting untuk memahami tandanya terlebih dahulu. Dengan begitu, Anda tahu kapan harus berhenti sebelum segala sesuatunya bertambah parah.

Menurut University of Texas at Dallas, berikut sejumlah gejala yang dapat menjadi tanda kecanduan pornografi.

  • Tidak bisa mengendalikan keinginan untuk melihat tontonan yang berbau porngrafi.
  • Selalu memikirkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pornografi pada waktu luang.
  • Meluangkan dan merencanakan waktu untuk menonton video pornografi atau melihat konten-konten sejenis.
  • Waktu yang dihabiskan untuk hal berbau pornografi lebih banyak dibandingkan hobi dan aktivitas lain.
  • Munculnya hasrat yang membuat Anda ingin melakukan pelecehan seksual kepada orang lain.
  • Waktu yang dihabiskan untuk tontonan pornografi mulai mengganggu pendidikan atau pekerjaan.
  • Menyembunyikan kebiasaan dari pasangan.

Jika Anda merasakan gejala di atas, segeralah berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Dengan begitu, kecanduan bisa segera ditangani sebelum semakin parah.

Penyebab kecanduan pornografi

Adiksi terhadap pornografi sering terjadi akibat kemudahan dalam mengaksesnya. Salah satu situs pornografi populer diketahui bisa mendapat kunjungan sekitar 115 juta kali dalam sehari.

Selain kemudahan akses, berikut beberapa faktor yang juga berpotensi menjadi penyebab kecanduan pornografi.

  • Masalah kesehatan mental seperti stres, gangguan kecemasan, dan depresi.
  • Pelarian dari tekanan psikologis yang dirasakan.
  • Masalah dalam hubungan.
  • Pelampiasan akan ketidakpuasan seksual.
  • Pandangan terhadap seks yang tidak realistis.
  • Ketidakseimbangan zat kimia pada otak.
  • Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang.
  • Riwayat kekerasan seksual.

Komplikasi kecanduan pornografi

gejala impotensi

Kecanduan pornografi dapat menyebabkan banyak masalah jika dibiarkan begitu saja. Selain mengganggu aktivitas sehari-hari, Anda berisiko mengalami dampak lebih lanjut seperti:

Untuk mengurangi risiko dampak jangka panjang, segera lakukan penanganan saat Anda merasakan gejala kecanduan. Penanganan sedini mungkin mencegah kondisi Anda bertambah parah.

Cara mengatasi kecanduan pornografi

Cara menghilangkan kecanduan pornografi harus sesuai dengan penyebabnya. Sebagai contoh, jika kondisi ini disebabkan oleh trauma, Anda harus mencoba untuk memulihkan diri terlebih dahulu.

Secara umum, berikut cara mengatasi kecanduan pornografi.

1. Batasi akses terhadap konten pornografi

Semakin mudah akses terhadap konten pornoografi, makin meningkat risiko Anda untuk mengalami kecanduan. Maka dari itu, Anda harus mencoba membatasi aksesnya.

Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu memblokir situs-situs dewasa. Ketika situs diblokir, Anda otomatis akan kesulitan untuk membukanya.

2. Hindari kesendirian

Kesendirian dan kesepian dapat meningkatkan kemungkinan Anda mengakses konten pornografi. Untuk mengatasi kesepian, carilah aktivitas di luar rumah yang melibatkan interaksi dengan orang lain.

Jika orang terdekat tidak bisa menemani, habiskan waktu di tempat umum yang banyak orang. Dengan begitu, Anda akan merasa canggung untuk mengakses konten pornografi.

3. Hapus semua konten pornografi yang dimiliki

kecanduan pornografi

Anda harus menghapus semua konten pornografi pada ponsel, komputer, atau laptop. Jauhkan juga benda-benda lain yang berkaitan dengan pornografi.

Sebagai gantinya, Anda bisa mengakses konten-konten yang lebih bermanfaat, misalnya video traveling atau tutorial berkebun. Dengan begitu, keinginan untuk melihat tontonan pornografi akan hilang dengan sendirinya.

4. Menerapkan mekanisme koping

Kecanduan dapat terjadi akibat stres, depresi, dan gangguan kecemasan yang tidak tertangani. Untuk mengatasi hal tersebut, Anda bisa menerapkan mekanisme koping yang sehat.

Metode ini membantu mengalihkan perhatian sejenak dengan bersantai atau melakukan aktivitas lain. Hasilnya, otak Anda bisa berpikir lebih jernih dan mengatasi masalah secara efektif.

5. Berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater

Apabila sudah kewalahan dalam mengatasi kecanduan, segera konsultasikan dengan psikolog. Anda mungkin diharuskan menjalani terapi untuk kecanduan pornografi.

Agar tidak bertambah parah, Anda sebaiknya segera berkonsultasi saat merasakan gejalanya. Penanganan sedini mungkin mengurangi kemungkinan kondisi Anda bertambah parah.

Fakta seputar kecanduan pornografi

  • Kondisi ketika seseorang tidak bisa menahan diri terhadap segala sesuatu yang bermuatan pornografi.
  • Bukan termasuk gangguan mental, tetapi bisa mengganggu kehidupan sehari-hari.
  • Dapat mengganggu aktivitas, produktivitas, hingga hubungan dengan orang lain.
  • Bisa terjadi akibat kemudahan akses konten pornografi, efek gangguan mental, masalah dalam hubungan, hingga riwayat kekerasan seksual.
  • Cara mengatasinya bisa dengan membatasi akses, menerapkan mekanisme koping, menghindari kesendirian, dan berkonsultasi ke psikolog atau psikiater.

Disclaimer

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Klinik Chika Medika


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 26/12/2022

Iklan

Apakah artikel ini membantu?

Iklan
Iklan