Anda pasti pernah mendengar teman atau tetangga mengeluhkan, “Ah, si A emang problematik orangnya!” Sebenarnya, keluhan seperti itu ditujukan kepada orang yang seperti apa? Yuk, pahami arti problematik dan kenali ciri-cirinya berikut ini!
Apa itu orang problematik?
Problematik adalah istilah untuk orang yang sering membuat masalah atau kesulitan dalam menjalin hubungan sosial, pekerjaan, hingga asmara.
“Masalah” yang ada pada orang ini merujuk pada sikap, perilaku, atau cara berpikirnya.
Kebanyakan orang yang dicap bermasalah tidak merasa ada yang salah pada dirinya. Mereka justru menganggap kesalahan ada pada orang lain.
Berdasarkan situs Cleveland Clinic, sikap problematik pada diri seseorang bisa saja berakar dari gangguan mental, terutama gangguan kepribadian.
Pasalnya, gangguan kepribadian memang bisa menghasilkan pola pikir, perasaan, dan perilaku yang menimbulkan konflik atau kesulitan dalam menjalin hubungan sosial.
Orang yang dikenal sebagai sumber masalah ini biasanya dijauhi oleh orang terdekatnya, baik itu di rumah, sekolah, atau lingkungan pekerjaan.
Ciri-ciri orang yang problematik

Orang yang problematik kerap kali menunjukkan sikap yang tidak disukai banyak orang. Tanda-tanda yang mungkin mereka tunjukkan adalah sebagai berikut.
1. Sulit mempertahankan hubungan yang langgeng
Orang problematik sering kesulitan untuk menjalin hubungan baik dengan orang lain. Alasannya karena sikap mereka yang defensif atau terlalu menuntut.
Sikap ini menjadi alasan mengapa mereka mudah terlibat perselisihan, bahkan dalam situasi sehari-hari.
2. Sering menyalahkan orang lain
Ketika berhadapan dengan perselisihan, orang yang bermasalah cenderung enggan mengakui kesalahannya.
Mereka lebih sering menyalahkan orang lain atas masalah yang terjadi. Sikap ini membuat konflik sulit diselesaikan karena tidak ada niat untuk introspeksi diri.
3. Kurang merefleksikan diri
Perasaan tidak bersalah membuat orang problematik sering tidak menyadari dampak negatif dari perilaku mereka terhadap orang lain dan lingkungan sekitarnya.
Kurangnya refleksi diri atau self-awareness ini menyebabkan pola problematik terus berulang, bahkan bisa semakin parah.
4. Memperbesar masalah kecil
Orang yang bermasalah sering kali sengaja membesar-besarkan masalah agar terlihat penting atau untuk mendapatkan perhatian.
Perilaku ini tentu merugikan dirinya tanpa ia sadari. Dalam lingkungan pekerjaan, hal ini bisa menurunkan produktivitas di lingkungan kerja.
5. Emosi tidak stabil dan reaktif berlebihan
Salah satu ciri orang problematik adalah perubahan suasana hati yang cepat dan drastis serta respons emosional yang berlebihan.
Mereka mungkin langsung bereaksi tanpa memikirkan dampak dari tindakannya secara matang. Ini bisa membuat situasi di rumah atau kantor jadi penuh ketegangan.
6. Suka memanipulasi dan posesif
Menjalin hubungan dengan orang yang bermasalah bisa menempatkan Anda pada hubungan yang tidak sehat atau toxic relationship.
Alasannya, pasangan Anda akan membuat Anda terus merasa bersalah, cemburuan dan membatasi lingkar pertemanan, dan takut berkomitmen.
Ketika Anda bertengkar dan meminta putus, ia akan sangat takut kehilangan. Ia akan melakukan hal-hal romantis untuk kembali menarik Anda.
Sayangnya, ia tidak pernah berubah dan tetap manipulatif. Pola cinta-benci ini akan terus berulang karena Anda terjebak di dalamnya.
7. Egois
Orang yang problematik sering dicap egois karena ia hanya fokus pada kebutuhan dan perasaannya sendiri. Ketika membuat masalah, ia tidak mempertimbangkan dampaknya terhadap orang lain.
Sifat egois ini juga ditunjukkan dengan seringnya ia menuntut untuk dimengerti, tapi tidak mau mengerti orang lain.
8. Suka gaslighting
Orang yang bermasalah sering kali menggunakan gaslighting sebagai senjatanya untuk mengontrol atau melemahkan orang lain.
Ketimbang menempatkan diri pada situasi dan kondisi Anda, ia malah membalikkan keadaan dan menyepelekan apa yang Anda rasakan.
Jika orang yang problematik berhadapan dengan Anda yang lemah, ia bisa meruntuhkan rasa kepercayaan diri maupun jati diri Anda.
9. Cenderung tidak bisa diandalkan
Dalam hal komitmen dan konsistensi, orang yang bermasalah sering kali tidak bisa diandalkan. Ia bisa bersikap manis dan perhatian, lalu menghilang atau berubah sikap tanpa penjelasan.
Janji yang diucapkan sering dilanggar dan tanggung jawab emosional pun kerap diabaikan. Hal ini membuat hubungan Anda, terutama dalam asmara, penuh dengan ketidakpastian.
10. Menunjukkan gejala gangguan mental
Orang yang dianggap problematik bisa saja punya penyakit mental, seperti gangguan bipolar atau gangguan kepribadian ambang (BPD).
Mereka biasanya menunjukkan sikap cepat marah dan meledak-ledak, penuh kecurigaan, dan tidak berempati yang intens.
Namun, tidak semua orang yang bermasalah punya gangguan mental. Kadang pola perilaku ini dipengaruhi oleh stres, lingkungan, atau kebiasaan buruk.
Jadi, jika seseorang menunjukkan perilaku problematik yang konsisten, meminta pertolongan psikolog atau psikiater akan sangat membantu memperbaiki kualitas hidupnya.
Cara menghadapi orang problematik

Orang yang bermasalah biasanya dijauhi. Akan tetapi, sebagai makhluk sosial yang terhubung satu sama lain, Anda mungkin tidak bisa menghindari orang dengan perilaku ini.
Berikut adalah tips dalam menghadapi orang problematik yang bisa Anda terapkan.
1. Tetap tenang dan jangan emosional
Menjaga emosi agar tetap stabil membantu mencegah konflik makin memanas. Jika ia memancing reaksi Anda, tetaplah tenang dan coba terapkan grey rock method.
Sikap tenang membuat komunikasi menjadi lebih efektif dan mengurangi ketegangan antara Anda dengan orang tersebut.
2. Tetapkan batasan yang jelas
Berikan batasan yang sopan tapi tegas agar perilaku negatif orang yang problematik tidak merusak suasana. Hal ini penting dilakukan untuk melindungi diri sendiri dan menjaga lingkungan tetap kondusif.
Beri tahu apa yang tidak Anda setujui dari sikapnya dan tolak jika Anda merasa hal yang dilakukannya membuat Anda tidak nyaman, misalnya, “Aku enggak nyaman kalau kamu marah teriak-teriak begitu.”
Jika ia melanggar, terapkan konsekuensi seperti mengambil jarak sementara waktu. Ini perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan mental Anda.
3. Fokus pada solusi, bukan masalah
Selanjutnya, langkah yang perlu Anda lakukan ketika berhadapan dengan orang problematik adalah mengajaknya untuk melihat ke depan dan mencari solusi.
Tekankan padanya bahwa ini lebih baik dilakukan ketimbang terlarut dalam konflik. Pendekatan ini bisa mengurangi ketegangan dan membantu menyelesaikan masalah dengan lebih cepat.
4. Dorong untuk meminta bantuan profesional
Ketika Anda tahu bahwa penyebab orang problematik adalah pengaruh dari masalah mentalnya, cobalah untuk melakukan bicara dari hati ke hati.
Berikan perhatian penuh dan dengarkan apa yang mereka rasakan tanpa menghakimi. Sikap ini membuat mereka merasa didukung dan lebih terbuka untuk berbagi.
Terkadang, orang yang bermasalah butuh merasa dimengerti, bukan disalahkan. Oleh karenanya, mereka perlu dibantu untuk menemukan ahli yang tepat.
Dukungan psikolog atau psikiater dapat membantu mereka menemukan cara menurunkan egonya sehingga perilaku bermasalahnya jadi berkurang.
Kesimpulan
- Problematik adalah istilah untuk orang yang sering membuat masalah atau kesulitan dalam menjalin hubungan sosial, pekerjaan, hingga asmara.
- Orang problematik biasanya kesulitan mempertahankan hubungan yang langgeng, kurang bisa introspeksi diri, bersikap manipulatif, dan cenderung tidak bisa diandalkan.
- Saat menghadapi mereka, cobalah untuk tetap tenang, tetapkan batasan yang jelas, dan fokus pada solusi alih-alih masalah.