Baik pria maupun wanita sama-sama berpeluang mengalami perasaan tersebut setelah bercinta. Namun, dari berbagai survei yang dihimpun, wanita lebih sering mengungkapkan perasaan tersebut lewat tangisan.
Mengapa ada orang yang menangis setelah seks?
Dalam bahasa medis, menangis setelah seks disebut dengan istilah postcoital dysphoria. Para peneliti percaya bahwa ada beberapa alasan mengapa orang bisa menangis setelah bercinta. Ini dia alasan-alasannya.
Reaksi biologis
Ketika berhubungan seks, tubuh akan memproduksi beragam jenis hormon dalam jumlah yang cukup besar. Perubahan hormon ini memengaruhi bagian otak yang mengatur reaksi emosional, misalnya menangis. Pada setiap orang, reaksi yang ditunjukkan bisa berbeda-beda. Jika Anda adalah orang yang mudah tersentuh atau menangis, besar kemungkinan reaksi emosional Anda setelah bercinta adalah menangis.
Merasa bersalah
Peneliti melihat pola bahwa banyak orang, khususnya wanita, merasa bersalah melakukan seks. Pasalnya, dalam masyarakat seks sering dipandang sebagai suatu hal yang tabu, kotor, atau tidak pantas. Wanita juga sering mendapat tuntutan untuk menekan seksualitas atau nafsu alaminya. Maka, ketika wanita menikmati seks apalagi hingga mencapai klimaks, mereka justru merasa malu dan bersalah.
Trauma
Beberapa orang menangis setelah seks karena memiliki trauma tertentu. Misalnya, wanita yang pernah keguguran jadi takut berhubungan seks. Atau pada kasus lain, korban kekerasan seksual bisa tiba-tiba mengingat kejadian yang pernah menimpanya setiap kali ia berhubungan seks, meskipun dengan orang yang dicintainya.
Emosi yang meluap-luap
Seks adalah suatu bentuk ikatan, kepercayaan, dan keintiman. Maka, untuk orang-orang yang perasaannya peka, bercinta bisa membuat emosinya meluap-luap. Entah itu karena ia merasa rapuh, takut kehilangan, atau takut membuka dirinya bagi orang lain.