backup og meta

5 Manfaat Menakjubkan dari Berpelukan

5 Manfaat Menakjubkan dari Berpelukan

Apa kita semua sepakat bahwa pelukan dapat membuat Anda merasa aman dan nyaman? Ya, saat seseorang memeluk kita, terkadang semua kecemasan, kesedihan, dan kegelisahan menjadi hilang. Ada perasaan hangat menyusup masuk ke dalam hati. Tahukah Anda bahwa ternyata pelukan memang memilki manfaat untuk kesehatan fisik dan mental kita. Ingin tahu apa saja manfaat berpelukan?

BACA JUGA: Tips Mengendalikan Serangan Kecemasan

Apa saja manfaat berpelukan?

Berpelukan berdampak baik pada psikologis dan fisik kita. Berikut ini alasan Anda tidak boleh melewatkan pelukan:

1. Menjauhkan kita dari stres

Peneliti di Carnegie Mellon University meminta 400 orang yang sehat melakukan beberapa pelukan dalam jangka waktu dua minggu. Lalu kesehatan mereka pun diperiksa. Hasilnya, sedikit sekali yang terkena flu dan stres.

Pelukan merupakan salah satu cara agar bisa bersentuhan. Manusia memiliki kebutuhan untuk disentuh (dengan kasih sayang). Ketika kebutuhan tersebut terpenuhi, hormon di dalam tubuh Anda dapat bekerja dengan baik. Pelukan diketahui dapat menurunkan hormon insulin dan memperbaiki hormon tidur Anda. Tidur yang cukup akan mengurangi Anda dari stres. Menurut Tiffany Field, PhD, pimpinan Touch Research Institute di University of Miami School of Medicine, mengungkapkan bahwa pelukan mampu mengurangi rasa sakit, cemas, depresi, dan prilaku agresif.

Tubuh manusia terdiri dari saraf-saraf, saat Anda berpelukan dengan orang terkasih, terjadi percikan elektrik dan mampu mengaktifkan sel saraf otak serta pusat. Berdasarkan penelitian berhubungan dengan hormon tubuh dan jaringan saraf, sentuhan kasih sayang dapat dikaitkan dengan perubahan IQ, kemampuan membaca dan mengingat, serta mengurangi rasa takut yang pada anak-anak. Ada pendapat yang mengatakan, kurangnya pelukan dianggap salah satu pemicu munculnya kekerasan.

BACA JUGA: Apakah Anda Orang yang Pasif Agresif? Ini Ciri-cirinya

2. Mengurangi rasa takut

Ketakutan adalah perasaan yang pasti dimiliki oleh manusia. Ya, manusia cenderung memikirkan hal-hal yang belum terjadi, sehingga rasa takut pun muncul. Padahal kenyataan belum tentu seburuk itu. Terkadang ketakutan tersebut tidak menjadi nyata. Seperti yang sudah disebutkan di atas, tidak hanya pada anak-anak saja, tetapi juga pelukan dapat mengurangi rasa takut pada orang dewasa. Sebuah penelitian yang dipubilkasikan di Psychological Sciences, menyebutkan pelukan dapat mengurangi rasa takut mati.

3. Membuat pikiran jadi lebih positif

Pikiran negatif adalah merupakan sumber dari beberapa masalah. Stres, cemas, dan takut semua berasal dari pikiran negatif dalam benak kita. Membangun pikiran positif memang tidak mudah, diperlukan usaha berulang sampai ‘berpikir positif’ itu menjadi kebiasaan sehari-hari. Tahukah Anda bahwa pelukan juga membantu kita untuk memproduksi hormon positif?

Ya, pelukan membuat tubuh mengeluarkan hormon oksitosin atau kita menyebutnya sebagai hormon cinta. Hormon ini merupakan pembawa pesan yang berfungsi pada bagian pusat emosional otak, sehingga Anda dapat merasakan kepuasan, mengurangi kecemasan, dan stres.

Selain oksitosin, tubuh juga akan memproduksi hormon serotonin, hormon ini dapat menjaga kesimbangan suasana hati Anda. Ada waktunya saat kita merasa sendirian dan hal tersebut tidak bisa terhindarkan. Pelukan mampu menghilangkan perasaan kesepian tersebut.

4. Baik untuk pekembangan si kecil

Sentuhan kasih sayang merupakan bagian vital pada perkembangan bayi. Menurut Mary Carlson, ahli neurobiolog yang mengkaji dampak jangka panjang dari kurangnya sentuhan dan perhatian pada bayi di panti asuhan Romania pada tahun 1970-an hingga 1980-an, mengungkapkan dampak dari kurangnya pelukan dapat menghambat perkembangan prilaku mereka saat dewasa. Sebuah penelitian di Emory University juga menemukan bahwa adanya kaitan antara stres saat dewasa dengan banyaknya pelukan yang ia dapatkan saat kecil.

BACA JUGA: 8 Cara Sederhana untuk Merasa Lebih Bahagia

Orang yang terbiasa mendapat atau melakukan pelukan dari kecil, biasanya dewasanya akan kurang stres dan cemas. Hal ini membantu membentuk prilaku dan kehidupan yang baik untuk seseorang. Pelukan juga mampu membangkitkan ikatan antara orangtua-anak. Tentu kita semua tahu, bahwa bayi yang menangis akan merasa nyaman saat diberi pelukan yang menenangkan oleh orangtua mereka. Ternyata kita sudah membutuhkan sentuhan kasih sayang tersebut dari kecil.

Pelukan juga mampu membantu menguatkan mental murid saat ia mendapat nilai buruk atau mengalami masalah akademik. Maka, saat anak kita tidak memberikan hasil yang memuaskan, sebaiknya kita memberinya pelukan, bukan alih-alih memarahinya. Ia pun merasa takut dan kecewa, saat kita membuatnya nyaman dan mendukungnya, ia akan merasa dihargai dan mungkin akan berusaha lebih baik. Menegur anak Anda memang harus dilakukan, tapi sebaiknya juga ditambahkan dengan dukungan yang membuatnya menjadi lebih baik lagi.

5. Membuat seseorang ‘bebas’

Di budaya Timur, terkadang sentuhan dan pelukan hanya terjadi pada orang tertentu saja. Kita tidak terbiasa melakukan pelukan dengan sembarang orang. Tapi bukan berarti Anda harus memeluk setiap orang yang menegur Anda selama di jalan, bukan seperti itu. Tapi kita bisa memberikan pelukan pada orang-orang yang kita kasihi, meski tidak terlalu dekat. Mengapa begitu? Ternyata pelukan merupakan sebuah ekspresi juga. Pelukan bisa diartikan dengan mengekspresikan perasaan yang terpendam. Setelah ekspresi tersebut diperlihatkan, tentu kita merasa lega.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

6 SCIENCE-BACKED REASONS WHY YOU SHOULD GO HUG SOMEONE NOW. http://brainfodder.org/science-of-hugging/ Accessed December 19th 2016.

 

Versi Terbaru

18/01/2021

Ditulis oleh Rizki Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Disorientasi

9 Cara Menghilangkan Homesick Saat Tak Bisa Pulang


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Rizki Pratiwi · Tanggal diperbarui 18/01/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan