backup og meta

Mengenal Siklotimia, Gangguan Mental yang Mirip dengan Bipolar

Mengenal Siklotimia, Gangguan Mental yang Mirip dengan Bipolar

Beberapa jenis gangguan mental memiliki gejala yang mirip satu sama lain. Sebagai contohnya, siklotimia merupakan salah satu gangguan mental yang gejalanya hampir menyerupai gangguan bipolar.

Gangguan mental ini cukup sulit dideteksi karena orang yang mengalaminya sering kali tidak menyadari kondisinya. Simak uraian berikut untuk memahami lebih jauh seputar definisi, gejala, penyebab, hingga penanganan siklotimia.

Apa itu siklotimia?

merasa kesepian

Siklotimia atau cyclothymic disorder adalah gangguan pada suasana hati yang menyebabkan perubahan emosi secara drastis, tapi dalam skala yang lebih ringan daripada gangguan bipolar.

Karena hal tersebut, siklotimia juga dikenal sebagai gangguan bipolar ringan. Pengidapnya dapat mengalami perubahan mood dari sangat bersemangat (episode manik) menjadi depresi.

Kondisi ini biasanya sering terjadi pada remaja atau dewasa awal, baik pada wanita maupun pria. Namun, dilansir dari laman Cleveland Clinic, diperkirakan lebih banyak wanita yang mencari pengobatan gejala daripada pria.

Orang dengan kondisi ini sering merasa baik-baik saja, padahal ia terlihat murung bagi orang lain. Itulah sebabnya, banyak orang tidak menyadari adanya gangguan ini karena perubahan suasana hati yang dialaminya tidak terlalu berat.

Siklotimia dapat ditandai dengan gejala depresi terselubung yang kemudian berubah menjadi hipomania. Hipomania merupakan perubahan suasana hati yang membuat seseorang merasa sangat bersemangat, baik secara fisik maupun mental.

Gejala siklotimia

gangguan bipolar pada remaja

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi kelima (DSM-5), perbedaan antara cyclothymic disorder dengan gangguan bipolar yakni keparahan gejalanya.

Perubahan suasana hati akibat bipolar lebih ekstrem dibandingkan siklotimia. Jadi, gejala depresi dan hipomania yang muncul lebih ringan dibandingkan gangguan bipolar.

Namun, perlu diketahui, bila tidak ditangani, kondisi ini bisa berkembang menjadi gangguan bipolar tipe 1 atau 2.

Gejala umum dari siklotimia yakni depresi selama lebih dari berminggu-minggu yang kemudian diikuti oleh hipomania dalam beberapa hari. Gejala depresi dari siklotimia meliputi:

  • cepat marah,
  • lebih agresif,
  • gangguan tidur, bisa dalam bentuk susah tidur ataupun sebaliknya,
  • nafsu makan berubah dan berat badan menurun,
  • mudah lelah,
  • dorongan seksual rendah,
  • mudah putus asa dan merasa bersalah, serta
  • mudah lupa dan sulit konsentrasi.

Sementara gejala hipomania dari siklotimia mencakup:

  • mudah cemas,
  • sering mengeluarkan pendapat tidak seperti biasanya,
  • tidak dapat mengambil keputusan dengan baik,
  • gelisah,
  • terlalu bersemangat tanpa merasa lelah tidak seperti biasanya,
  • tidak teliti, dan
  • cenderung berbicara sangat cepat sampai orang lain sulit mencerna perkataannya.

Gejala bisa terjadi secara terpisah atau bisa juga bersamaan. Sebelum didiagnosa dengan penyakit ini, gejala yang menyerang harus terjadi setidaknya dua tahun pada orang dewasa dan satu tahun pada anak-anak.

Siklus perubahan gejala biasanya berpola, yaitu dari depresi, normal, kemudian hipomania. Segeralah berkonsultasi ke dokter spesialis kejiwaan atau psikiater terdekat apabila Anda mengalami gejala di atas.

Penyebab siklotimia

Hingga saat ini, penyebab bipolar dan siklotimia tidak diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor bisa dikaitkan dengan penyakit ini, seperti riwayat keluarga yang sebelumnya memiliki gangguan mental.

Adanya perubahan neurobiologi (cara kerja sistem saraf), trauma psikologis, atau periode stres berkepanjangan juga bisa jadi pemicu kondisi ini.

Pengobatan yang tersedia

psikolog dan psikiater konseling pandemi

Siklotimia merupakan kondisi kronis yang membutuhkan perawatan seumur hidup. Terlebih, perubahan suasana hati ini dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari hingga menyebabkan masalah pekerjaan dan hubungan pribadi.

Walaupun tidak dapat disembuhkan, gejalanya masih bisa dikelola. Bila pasien tidak menerima perawatan, kondisi ini bisa berkembang menjadi gangguan bipolar yang membuatnya rentan melakukan hal-hal yang berisiko.

Beberapa perilaku yang patut diwaspadai yaitu penggunaan obat-obatan terlarang, tindakan kekerasan, pelecehan seksual, bahkan kematian karena penyakit kronis atau bunuh diri.

Berikut ini beberapa obat yang dapat membantu pengidap siklotimia.

  • Lithium untuk mengendalikan suasana hati.
  • Antikejang, seperti lemotrigin, asam valproat, dan natrium divalproex.
  • Antikecemasan, seperti benzodiazepin.
  • Antidepresan yang digunakan bersama dengan obat untuk gangguan suasana hati.
  • Antipsikotik atopikal, seperti olanzapine, quetiapine, dan risperidone.

Selain obat, pasien juga memerlukan terapi kesehatan dan terapi kognitif. Terapi kesehatan berfokus untuk meningkatkan kesehatan pasien secara menyeluruh dan meringankan gejalanya.

Sementara itu, terapi kognitif bertujuan untuk mengembalikan perilaku pasien ke arah yang lebih positif dan sehat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Cyclothymia (cyclothymic disorder). (2021). Retrieved 3 Juni 2022 from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cyclothymia/symptoms-causes/syc-20371275

Cyclothymia. (2022). Retrieved 3 Juni 2022 from https://www.nhs.uk/conditions/cyclothymia/

Cyclothymia. (2022). Retrieved 3 Juni 2022 from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17788-cyclothymia

Cyclothymic disorder: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (2022). Retrieved 13 June 2022, from https://medlineplus.gov/ency/article/001550.htm

Versi Terbaru

24/06/2022

Ditulis oleh Ocha Tri Rosanti

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Depresi Musiman (Seasonal Affective Disorder)

3 Cara Mengatasi Episode Bipolar Disorder


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Ocha Tri Rosanti · Tanggal diperbarui 24/06/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan