Produktivitas berkurang
Depresi bisa menyebabkan seseorang sulit berkonsentrasi dan mengingat, sulit mengambil keputusan, sementara terus berpikiran negatif, termasuk mudah kecewa, marah, dan tersinggung. Jika karyawan mulai selalu melesat dari deadline yang atasan berikan hingga melakukan hal yang ceroboh saat bekerja, terutama jika hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya, tak ada salahnya untuk coba reach out pada karyawan tersebut dan tanyakan keadaannya.
Menarik diri tiba-tiba
Depresi umumnya juga bisa ditandai dengan menarik diri dari lingkungan sosial dan keluarga, dan selalu merasa sedih seolah-olah tidak ada harapan lagi. Apakah Anda melihat atau mendapat laporan bahwa ada karyawan Anda yang tiba-tiba berhenti berhubungan dengan rekan kerja dan lebih suka sendirian setiap saat?
Ketidakhadiran
Para manajer, bos, ataupun pimpinan perusahaan harus mulai waspada ketika karyawan mulai suka tidak masuk berhari-hari karena alasan sakit atau bahkan mungkin tanpa alasan khusus. Depresi dapat menyebabkan seseorang sulit menjalani kegiatan sehari-hari karena selalu diselimuti oleh rasa nelangsa, sedih, dan keputusasaan. Depresi juga membuat seseorang hilang minat pada hal-hal yang biasanya dinikmati. Absen kerja juga mungkin menandakan ia sedang berpikiran atau mencoba bunuh diri akibat depresinya.
Lalu, bagaimana atasan dapat membantu karyawan yang depresi?
Sayangnya, kadang depresi dapat dengan mudah disalahartikan sebagai kemalasan atau etika kerja yang buruk. Itu sebabnya banyak karyawan yang memilih untuk tidak membicarakan kesehatan mental mereka karena takut akan dicap “gila” hingga kehilangan pekerjaannya.
Jika demikian, atasan atau rekan karyawan lain dapat mengurangi risiko kesehatan mental dengan mengikuti beberapa langkah di bawah ini:
Ciptakan lingkungan yang terbuka
Coba ciptakan para pekerja untuk membicarakan tentang stres, kecemasan atau depresi yang mereka hadapi. Ciptakan budaya saling mendukung, di mana karyawan memahami bahwa mereka tidak sendiri dalam menghadapi masalah.