Perilaku dari orang yang mengidap gangguan bipolar kerap tidak bisa ditebak. Hal ini membuat banyak hubungan dengan orang bipolar kandas di tengah jalan. Lalu, apa saja cara yang perlu diperhatikan saat menghadapi pasangan bipolar? Simak penjelasannya berikut ini.
Cara menghadapi pasangan dengan gangguan bipolar
Gangguan bipolar atau kerap disebut bipolar saja adalah gangguan mental yang bisa membuat pengidapnya mengalami perubahan mood secara ekstrem.
Kondisi ini bisa membuat suasana hati pengidapnya berubah secara tiba-tiba, dari yang sangat bahagia (episode mania) menjadi sangat sedih (episode depresi).
Menjalin hubungan dengan pasangan yang punya bipolar tentu sangat melelahkan. Anda tidak bisa mengatur emosi pasangan saat suasana hati mereka sedang berubah.
Agar hubungan Anda dan pasangan tetap harmonis, berikut ini adalah berbagai cara yang bisa dilakukan saat menghadapi pasangan yang bipolar.
1. Pelajari lebih dalam tentang bipolar
Salah satu langkah paling efektif untuk menghadapi pasangan bipolar yakni dengan berusaha memperdalam pemahaman tentang gangguan tersebut.
Hal ini bisa dimulai dari penyebab, pemicu, hingga ciri-ciri bipolar disorder yang bisa timbul pada tiap episodenya.
Makin banyak pengetahuan yang Anda miliki, makin baik kemampuan Anda untuk bisa mengenali perubahan suasana hati pasangan serta memberikan respons yang tepat.
2. Kenali pemicunya
Tidak hanya mempelajari melalui buku atau internet, Anda juga perlu bertanya kepada pasangan tentang pemicu dari gangguan bipolar yang mereka alami.
Dikutip dari National Alliance on Mental Illness, gejala bipolar kerap kali dipicu oleh kondisi yang membuat stres, seperti masalah keuangan, pekerjaan, hingga hubungan yang buruk.
3. Berusaha untuk sabar
Salah satu kemampuan penting dalam menghadapi pasangan yang memiliki gangguan mental adalah bersabar.
Contohnya, Anda dan pasangan telah merencanakan untuk kencan pada akhir pekan, tetapi hal ini terkendala karena pasangan Anda sedang kambuh.
Ingatlah bahwa hal tersebut bukan berasal dari keinginan pasangan, melainkan dari kondisi mental yang sedang mereka hadapi.
4. Tetapkan batasan yang sehat
Pada dasarnya, kesehatan mental Anda sama pentingnya dengan pasangan. Tetapkan batasan yang jelas agar diri Anda tetap bisa mendukung pasangan sebaik mungkin.
Jika perkataan atau tindakan pasangan membuat Anda stres, cobalah mengambil waktu sendiri alias me time untuk sejenak menenangkan pikiran.
5. Fokus saat emosi pasangan sedang stabil
Salah satu kunci untuk menghadapi pasangan yang punya bipolar disorder yaitu menggunakan momen saat mereka berada dalam fase stabil dengan sebaik mungkin.
Komunikasi akan jauh lebih efektif saat emosi pasangan dalam kondisi stabil. Selama waktu ini, Anda dan pasangan mampu berdiskusi mengenai isu-isu sensitif dalam hubungan.
Dengan begitu, Anda bisa mencegah konflik yang mungkin timbul saat pasangan berada dalam episode mania atau depresi.
6. Atur strategi untuk menghadapi perilaku berisiko
Saat berada dalam fase mania atau depresi, pengidap bipolar bisa melakukan perilaku berisiko.
Sebagai contoh, mereka dapat menghabiskan uang secara impulsif selama fase mania ataupun memiliki keinginan untuk bunuh diri selama fase depresi.
Maka dari itu, penting bagi Anda untuk mempersiapkan rencana bila sewaktu-waktu pasangan menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan, misalnya dengan mencatat nomor darurat.
Bisakah hubungan dengan pasangan bipolar bertahan lama?
Penelitian dalam Industrial Psychiatry Journal (2017) menemukan bahwa hubungan pernikahan dengan pasangan bipolar memiliki tingkat perceraian yang tinggi. Namun, keberhasilan untuk menjalin hubungan akan bergantung pada usaha yang dilakukan oleh pasangan tersebut. 7. Dukung proses pemulihan pasangan
Cara lain yang perlu Anda lakukan dalam menghadapi pasangan bipolar adalah mendukung rencana pengobatan mereka.
Cobalah untuk menghadiri beberapa sesi dengan terapisnya. Kehadiran Anda mungkin sangat berarti bagi pasangan karena mereka melihat bahwa Anda mendukung dirinya.
Akan tetapi, bila hal tersebut justru mengganggu pasangan Anda, tanyakan kepadanya apa saja yang harus dilakukan selama ia menjalani pemulihan dari bipolar disorder.
8. Lebih terbuka terhadap perasaan sendiri
Tentu saja Anda perlu mengatakan apa yang ada di dalam pikiran atau perasaan Anda ketika pasangan Anda mengalami episode bipolar.
Meski begitu, Anda pun harus memilih kata-kata yang tidak menyinggung perasaan pasangan karena ada kemungkinan mereka beranggapan bahwa Anda menyalahkan gangguan mentalnya.
9. Terapkan perawatan diri
Sangat penting bagi Anda yang punya pasangan bipolar untuk mempraktikkan perawatan diri alias self-care. Hal ini berguna untuk tetap menjaga mental Anda agar tetap stabil.
Tidak hanya itu, self-care juga mampu memperkuat hubungan dan meningkatkan kemampuan Anda untuk merawat pasangan.
Beberapa perawatan diri sederhana yang bisa Anda lakukan antara lain:
- berbicara dengan keluarga, teman dekat, atau ahli kesehatan mental,
- menerapkan pola makan sehat dan bergizi seimbang,
- berolahraga secara teratur,
- melakukan hobi atau aktivitas yang disukai, serta
- mempraktikkan teknik untuk menghilangkan stres, seperti meditasi mindfulness.
10. Minta bantuan dari orang lain
Ketika Anda sudah sangat jenuh dan stres menghadapi pasangan Anda, carilah bantuan dari orang lain, teman, keluarga, atau ahli kesehatan mental.
Utarakan perasaan Anda tentang masalah yang sedang Anda hadapi saat ini. Jika mereka memberi saran yang positif, Anda bisa coba mengikutinya.
Menjalin hubungan dengan pengidap masalah mental memang membawa tantangan tersendiri.
Namun, melalui pemahaman mendalam, kesabaran, serta dukungan yang konsisten, hubungan dengan pasangan bipolar tetap bisa berjalan langgeng dan harmonis.
Kesimpulan
- Pemahaman mendalam mengenai gangguan bipolar sangat penting untuk menghadapi perubahan suasana hati pasangan yang bisa terjadi secara tiba-tiba.
- Beberapa cara untuk menghadapi pasangan bipolar yakni berkomunikasi secara terbuka, fokus saat pasangan berada dalam fase stabil, menetapkan batasan yang sehat, dan mendukung proses pemulihan.
- Jangan ragu untuk meminta bantuan dari keluarga, teman, atau ahli kesehatan mental bila Anda sudah merasa kewalahan.