Gangguan bipolar dan mood swing umumnya memiliki gejala yang hampir mirip, yakni perubahan suasana hati secara drastis pada orang yang mengalaminya.
Namun, bila ditelaah lebih mendalam, sebenarnya ada perbedaan mendasar antara mood swing dan gangguan bipolar.
Perbedaan mood swing dan bipolar disorder
Istilah “mood swing” dan “bipolar” berkaitan erat dengan perubahan suasana hati yang drastis. Akan tetapi, keduanya memiliki perbedaan dalam aspek-aspek berikut ini.
1. Perbedaan definisi
Meski sama-sama berada di bawah payung gangguan suasana hati (mood disorder), pada dasarnya mood swing dan bipolar mempunyai definisi yang berbeda.
Mood swing adalah perubahan suasana hati yang terjadi dengan cepat. Hal ini umumnya timbul sebagai respons tubuh terhadap lingkungan dan situasi dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini merupakan bagian normal dari kehidupan. Anda dapat mengalami perubahan mood dari senang menjadi sedih, begitu pula sebaliknya.
Sementara itu, gangguan bipolar (bipolar disorder) atau disebut bipolar saja merujuk gangguan mental yang lebih serius dan kronis.
Bipolar ditandai dengan perubahan mood yang ekstrem. Suasana hati pengidapnya dapat berubah dari sangat bahagia (mania) menjadi sangat sedih (depresi) secara tiba-tiba.
2. Perbedaan tanda dan gejala
Gangguan bipolar cenderung lebih serius daripada mood swing. Gejala bipolar pun bergantung pada episodenya, baik itu episode mania maupun episode depresi.
Saat dalam episode mania, pengidap gangguan bipolar mungkin mengalami gejala berupa:
- rasa percaya diri yang tinggi dan berlebihan,
- tidak tidur atau bahkan hanya tidur tiga jam dalam sehari,
- sangat aktif dalam berbicara,
- berbicara sangat cepat dan sulit dipahami,
- bicara dengan topik yang berbeda-beda dalam satu pembicaraan,
- fokus dan perhatian sangat mudah teralihkan, serta
- sering membuat keputusan yang buruk, seperti makan dan minum berlebihan.
Sementara itu, gejala yang muncul saat pengidap bipolar berada dalam episode depresi antara lain:
- tidak bersemangat,
- makan lebih sedikit dari biasanya,
- penurunan berat badan secara drastis,
- sering mengantuk,
- kelelahan sepanjang hari,
- perasaan tidak berguna dan putus asa, serta
- pemikiran dan keinginan untuk bunuh diri.
Sementara itu, mood swing ditandai dengan perubahan suasana hati secara drastis. Pada wanita, gejala ini kian memburuk menjelang periode menopause atau menstruasi.
Mood swing memicu perubahan emosi dalam waktu singkat. Contohnya, Anda sedang tertawa bersama teman, lalu merasa sedih dan ingin menangis beberapa waktu kemudian.
Pria juga berpotensi untuk mengalami mood swing. Mereka kemungkinan merasa tidak mampu mengendalikan diri, sangat kelelahan, dan merasa emosinya campur aduk.
3. Perbedaan gejala penyerta
Gangguan bipolar kerap kali disertai dengan gangguan psikotik, yakni gangguan mental yang membuat seseorang merasa mendengar atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
Ketika episode mania, pengidap gangguan bipolar bisa mendengar pujian-pujian untuk dirinya. Sementara ketika episode depresi, mereka akan mendengar hinaan atau ejekan yang ditujukan kepadanya.
Mood swing tidak bisa menimbulkan gangguan psikotik. Kondisi ini cenderung disertai dengan gejala fisik, terutama jika kemunculannya berkaitan dengan perubahan hormon.
Pada wanita yang akan menopause, perubahan suasana hati ini akan disertai dengan:
- perasaan kering pada vagina yang memicu nyeri saat berhubungan,
- Sensasi panas yang menjalar dalam tubuh (hot flashes),
- berkeringat pada malam hari, dan
- kesulitan untuk tidur.
Sementara pada wanita yang mengalami sindrom pramenstruasi (PMS), keluhan penyerta yang bisa dirasakan berupa:
- rasa tidak nyaman pada perut,
- perut terasa kembung,
- sembelit,
- kulit berjerawat,
- nyeri sendi,
- nyeri pada dada, dan
- mual hingga ingin muntah.
Mood swing pada pria juga bisa disertai dengan nyeri pada punggung, nyeri kepala, kram perut, dan adanya gangguan fungsi seksual.
4. Perbedaan penyebab
Gangguan bipolar disebabkan oleh banyak faktor, termasuk ketidakseimbangan zat kimia pada otak, keturunan, hingga riwayat peristiwa traumatis dalam hidup.
Otak pengidap bipolar berbeda dengan orang-orang pada umumnya. Gangguan ini memengaruhi zat kimia otak (neurotransmiter) seperti noradrenalin, serotonin, dan dopamin.
Ketidakseimbangan neurotransmiter yang menyebabkan munculnya gejala bipolar disorder. Ini berbeda dengan mood swing, yang salah satu penyebabnya adalah ketidakstabilan hormon.
Perubahan level estrogen dan progesteron saat menopause atau PMS bisa menimbulkan perubahan mood pada wanita. Sementara pada pria, kondisi ini terjadi akibat perubahan kadar hormon testosteron.
Di samping perubahan hormon, mood swing juga terjadi akibat kombinasi tingkat stres maupun beban kerja yang terlalu berat, kelelahan berlebihan, hingga kesulitan tidur.
5. Perbedaan pengobatan
Secara umum, bipolar disorder akan ditangani sesuai episode yang sedang dialami oleh pengidapnya.
Apabila sedang mengalami episode mania, pasien dapat diberikan obat litium. Sementara itu, obat antidepresan bisa diberikan bila pasien sedang mengalami episode depresi.
Tak hanya lewat obat-obatan, pengidap bipolar juga perlu melakukan psikoterapi. Terapi dapat membantu pasien mengenali dan mengubah emosi, pikiran, serta perilaku yang mengganggu.
Mood swing yang disebabkan oleh masalah medis bisa ditangani dengan pengobatan, misalnya dengan terapi hormon atau konsumsi obat-obatan tertentu.
Kondisi ini juga dapat ditangani dengan perubahan gaya hidup, seperti dengan makan makanan bergizi seimbang, rutin berolahraga, cukup tidur, dan mengontrol stres dengan baik.
Diagnosis mood swing dan bipolar tidak bisa dilakukan sendiri. Bicarakanlah dengan psikolog atau psikiater bila Anda curiga bahwa diri Anda mengalami gangguan mental ini.
Kesimpulan
- Mood swing dan bipolar disorder adalah dua tipe gangguan suasana hati yang memiliki gejala yang terlihat mirip.
- Secara umum, mood swing kerap kali terjadi dalam waktu singkat dan berkaitan dengan perubahan hormonal atau stres dari lingkungan sekitar.
- Hal ini berbanding terbalik dengan bipolar yang cenderung lebih serius serta gejalanya bervariasi, baik pada episode mania maupun episode depresi.