Takut akan penolakan tidak hanya dirasakan oleh orang yang hendak menyatakan cinta kepada pujaan hati, namun juga pada Anda terhadap lingkungan sekitar Anda. Padahal, perasaan takut akan penolakan ini dapat menggerogoti diri Anda hingga memengaruhi perkembangan hidup Anda sendiri. Lalu, apa saja sih dampak buruk yang mungkin terjadi jika memiliki perasaan ini?
Dampak buruk memiliki rasa takut akan penolakan
Rasa takut akan penolakan yang Anda miliki dapat berakibat pada setiap aspek dalam hidup Anda. Simak penjelasannya berikut ini.
1. Anda tidak terbuka terhadap berbagai kesempatan baru
Rasa takut yang Anda miliki biasanya membuat Anda jauh dari bahaya. Artinya, Anda akan menjauhi hal-hal yang membuat Anda merasa takut. Tetapi, jika Anda mencegah diri Anda untuk mencari tahu hal baru hanya karena memiliki rasa takut akan penolakan, Anda justru akan menghalangi diri Anda untuk berkembang.
Misalnya, Anda takut teman kencan Anda tidak menyukai Anda, sehingga alih-alih mencari tahu apa lebih jauh tentang pasangan kencan, Anda lebih fokus terhadap bagaimana teman kencan akan memandang Anda.
Mengeliminasi risiko yang mungkin terjadi sebenarnya bukan hal yang salah. Namun, jika dilakukan berdasarkan rasa takut akan penolakan yang Anda miliki, Anda hanya akan menutup diri terhadap kesempatan dan pengalaman baru. Padahal, hal tersebut mungkin baik untuk Anda.
2. Anda hanya akan berusaha menyenangkan orang lain tanpa memikirkan diri sendiri
Tidak ada salahnya menyenangkan orang lain, apalagi jika orang tersebut adalah orang yang Anda kenal dan sayangi. Tetapi, Anda tidak sempurna, dan Anda tidak bisa selalu menuruti keinginan semua orang. Ada kalanya, Anda harus mendahulukan diri Anda sendiri.
Perasaan takut akan penolakan dapat mendorong Anda untuk terus menyenangkan dan mendahulukan orang lain. Bahkan, saat hal tersebut di luar kapasitas dan kemampuan Anda. Sehingga, pada akhirnya Anda hanya akan merepotkan diri Anda sendiri. Apalagi jika hal ini berlangsung dalam waktu yang lama.
Misalnya, di dalam sebuah hubungan percintaan, Anda cenderung menuruti apa saja yang pasangan Anda mau tanpa memikirkan apakah Anda juga menginginkan hal yang sama. Anda bahkan mungkin tidak bisa menyampaikan apa yang Anda inginkan karena Anda takut pasangan tidak mau membantu memenuhi keinginan dan kebutuhan Anda.
3. Anda menyembunyikan diri Anda yang sesungguhnya
Rasa takut akan penolakan juga membuat Anda tidak berani menunjukkan jati diri Anda. Mungkin, menurut Anda, orang lain tidak bisa menerima diri Anda yang sesungguhnya. Sehingga, Anda lebih memilih untuk menjadi sosok yang diharapkan oleh orang lain, meski harus berpura-pura menjadi ‘orang lain’.
Jika dilakukan berulang kali, hal ini bisa menjadi kebiasaan. Sehingga, Anda justru melupakan siapa diri Anda yang sesungguhnya karena terlalu terbiasa dengan diri yang selama ini Anda tunjukkan di depan orang lain.
Misalnya, karena Anda ingin diterima di lingkungan yang dipenuhi oleh orang-orang dengan kelas sosial tertentu, Anda berpura-pura untuk menjadi salah satu dari mereka. Padahal, belum tentu Anda akan ditolak meski Anda berasal dari kelas sosial yang berbeda dengan Anda.
4. Anda takut menyuarakan pendapat Anda
Anda cenderung takut untuk menyampaikan pendapat Anda kepada orang lain, karena Anda takut adanya perbedaan pendapat. Perbedaan itu, menurut Anda, mungkin saja berakibat fatal terhadap hubungan Anda dengan orang lain. Padahal, jika memang terjadi, berbeda pendapat dengan orang lain adalah hal yang amat wajar.
Anda dan orang lain berbeda, jadi Anda tidak bisa mengharapkan semua orang memiliki pemikiran yang sama. Belum tentu juga, rasa takut akan penolakan yang Anda miliki pasti akan terjadi. Misalnya, Anda sudah bekerja selama beberapa tahun di sebuah perusahaan dan performa Anda juga baik. Tidak ada salahnya jika Anda meminta kenaikan gaji.
Kemungkinan untuk ditolak itu pasti ada, tetapi tidak ada salahnye mencoba, karena Anda juga memiliki hak untuk melakukannya. Jika pada akhirnya, keinginan atau pendapat Anda ditolak, bukan berarti Anda akan dipecat, kan? Setidaknya dengan melakukan hal tersebut, Anda telah mencoba untuk memperjuangkan hak Anda.
5. Anda tidak bisa berterus terang saat berbicara
Perasaan takut akan penolakan mungkin juga membuat Anda bertele-tele jika berbicara. Mungkin, Anda merasa bahwa dengan berbasa-basi, orang lain menjadi sungkan untuk menolak permintaan Anda. Bahkan, jika orang lain tetap menolak, Anda juga tidak akan merasa malu.
Tetapi, kebiasaan ini membuat Anda menjadi lebih manipulatif. Anda membuat orang menjadi tidak enak hati untuk menolak Anda sehingga lama-kelamaan hubungan Anda dengan orang lain menjadi penuh kepalsuan.
Cara mengatasi perasaan takut akan ditolak oleh lingkungan sekitar
Rasa takut akan penolakan yang Anda miliki mungkin berhubungan erat dengan pikiran-pikiran buruk terhadap diri Anda sendiri. Dengan kata lain, Anda tidak percaya diri.
Selain itu, Anda merasa bahwa untuk dianggap dan diterima dalam sebuah lingkungan, Anda harus mendahulukan dan menyenangkan orang lain terlebih dahulu. Sehingga, Anda menganggap bahwa diri Anda tidak lebih berarti dibandingkan orang lain.
Padahal, Anda tidak mungkin menghindari sebuah penolakan selama-lamanya. Justru dengan menghantui diri Anda sendiri dengan perasaan takut ini, Anda akan semakin lemah dalam menghadapi penolakan di kemudian hari.
Salah satu hal yang penting untuk mengatasi perasaan takut akan penolakan adalah menghilangkan pikiran-pikiran negatif yang Anda miliki. Sebaiknya, alihkan pikiran tersebut menjadi pikiran yang positif dan baik untuk kesehatan mental Anda.
Yakini bahwa penolakan adalah hal biasa dan semua orang pasti pernah merasakannya. Jika Anda merasakan sebuah penolakan, baik di dalam kehidupan percintaan, pertemanan, keluarga, atau dalam lingkup profesional, jangan berpikir bahwa semua orang akan menolak Anda.
Dengan pikiran positif, Anda akan lebih kuat menghadapi penolakan suatu saat kelak. Justru, semakin sering Anda mengalami penolakan, Anda akan lebih kuat dan tahan banting. Bahkan, dengan pengalaman pahit yang berhasil Anda lalui, Anda mungkin bisa menghadapi segala cobaan hidup ke depan nanti.